Workshop Creative Writing With Khrisna Pabicara

Pukul 9.30 WITA saya bergegas menuju Harian Fajar Lt. 4 Gedung Graha Pena untuk menghadiri Workshop From Friends From Far Away Land : Creative Writing With Khrisna Pabicara masih dalam rangkaian event Makassar International Writers Festival 2012. Saya pikir saya sudah menjadi salah seorang peserta yang terlambat  menghadiri workshop tersebut. Ternyata saya salah, sesampai di lantai 4 suasana masih hening dan sepi.


"Pagi Pak, tempat workshop MIWF-nya dimana?" Setengah ngos-ngosan saya bertanya kepada security yang menjaga lantai tersebut.

"Belum mulai mbak, silakan tunggu didalam" sembari menunjuk ke ruang lobby

Di lobby tersebut ada 4 kursi dan saya melihat ada dua orang pria yang duduk berbincang disana. Saya menuju ke tempat itu dan duduk di salah satu kursi yang tersisa. Pria yang duduk di samping saya adalah seorang pemuda yang bertubuh agak gemuk dan membawa kamera (mungkin wartawan pikirku) sedang pria satunya yang duduk di depan saja terlihat lebih dewasa, berbaju biru dan memakai kacamata. Saya pun menyapa mereka.

"Ikutan MIWF juga ya pak?" Tanyaku sok tahu
"Iya belum" Jawab pria berbaju biru dan berkacamata.

Saya membiarkan mereka melanjutkan obrolan mereka yang terpotong oleh ku. Saya pun sibuk dengan hp saya menjawab sms dan bbm. Sedikit nguping pembicaraan mereka, ternyata pria disamping saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.

Merasa bete menunggu, saya pun bertanya lagi.

"Belum ada yang datang ya pak, cuma kita bertiga?"
"Iya, masih sedikit yang datang, di dalam sih ada dua orang" Pria berbaju biru itu menjawab pertanyaanku dengan ramah
"Bentar siang ada acara book launch Sepatu Dahlan ya pak" 
"Iya, tapi sayangnya pak Dahlan Iskannya ga bisa datang, ada kesibukan lain" Memberikan informasi itu kepadaku saya pikir bapak ini adalah salah satu panitia MIWF
"Sayang sekali ya pak"

Saya pun kembali sibuk dengan HP saya.

Selang beberapa menit kemudian seorang wanita berjilbab datang dan menyalami bapak berbaju biru tersebut, mendengar obrolan mereka baru saya tahu bahwa bapak berbaju biru dan berkacamata itu adalah Khrisna Pabicara pengarang buku "Kisah Sepatu Dahlan"

Dalam benak saya, Astaga.... yang di depan saya ini seorang penulis dan sastrawan senior. Saya lupa tadi pagi tak sempat membaca koran fajar, padahal hari ini di kolom Maestro ada profil tentang pak Khrisna Pabicara kan lumayan bisa jadi bahan perbincangan.

Peserta pun mulai berdatangan, kami pun memasuki ruangan workshop.

Workshopnya berjalan cukup santai, cara pak Khrisna memaparkan materi sangat bagus dan mudah dipahami (ternyata setelah membaca profilnya beliau dulu seorang di Madrasah Aliyah Jeneponto).


Dalam tulisan kali ini saya ingin membagi ilmu yang beliau berikan kepada kami.
Pak Khrisna mulai mengawali materinya dengan menjelaskan tentang modal utama menjadi seorang penulis ada dua yaitu Rajin Membaca dan Rajin Menulis.

Dengan rajin membaca kita dapat memperkaya kosakata, pengayaan kosakata bisa meningkatkan kecerdasan linguistik kita. Beliau mencontohkan beberapa kalimat dimana kita sering mengabaikan partikel dalam sebuah kalimat  dan tentu itu mempengaruhi maknanya, misalnya :

Mahasiswa diajari toleransi                => kalimat yang salah
Mahasiswa diajari tentang toleransi   => kalimat yang benar

contoh lain

Saya mengajar bahasa Indonesia         => kalimat yang salah 
Saya mengajarkan bahasa Indonesia   => kalimat yang benar

Pak Khrisna juga mengungkapkan bahwa kelemahan terbesar dari seorang penulis adalah MALAS. Kalau mau menjadi seorang penulis "Lawan Kemalasan" itu. Saya pun mengamini kata-katanya dan terus terang saya tersentil dengan kata-kata beliau. Dengan dalih kesibukan saya akhir-akhir ini membuat saya malas menulis, lihat saja arsip blog ku bulan lalu hanya ada satu tulisan. Banyak orang yang jauh lebih sibuk dari saya tapi toh mereka bisa menyempatkan waktu untuk menulis. So... jangan malas Nu.... Move on dong.... Paksakan diri.... lawan kemalasanmu....

Untuk jadi penulis harus rajin menulis tentunya. Untuk menjadi seorang penulis selain memiliki kemauan kita harus juga memiliki kesungguhan salah satunya menurut beliau adalah membeli Kamus Bahasa Indonesia, yup tujuannya untuk memperkaya kosakata kita. Pak Khrisna sendiri mengaku saat ini telah memiliki 15 Kamus baik itu kamus Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Man Jada Wa Jadda siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Selain itu seorang penulis harus memiliki keberanian, rasa kurang percaya diri terhadap karya yang dibuat bahwa bukan tulisan yang bagus harus dihilangkan. Beliau mencontohkan seorang temannya memiliki hobi menulis cerpen tapi temannya tak berani mengirimkan cerpen tersebut ke media cetak, tanpa sepengetahuan temannya pak Khrisna mengirimkan cerpen temannya ke salah satu media cetak. Akhirnya cerpen kawannya diterbitkan, dan sejak saat itu kawan pak Khrisna merasa percaya diri bahwa karya yang dibuatnya bagus dan bisa diterima sehingga dia sering mengirimkan karya-karyanya di berbagai media cetak.

"Keberanian juga harus dibarengi dengan disiplin". Ungkapnya
Yup, disiplin untuk menulis setiap harinya. Ehm... apa saya bisa ya??? (Paksakan diri nu.... paksakan.... jangan malas)

Pak Khrisna juga banyak berbagi pengalaman selama beliau menulis novel kisah Sepatu Dahlan (Novel yang lagi naik daun dan ditulis hanya dalam waktu delapan hari). Pak Khrisna mengungkapkan bahwa sebelum menulis beliau membuat kerangka dan peta naskah. Metode ini sama dengan yang diungkapkan oleh A. Fuadi (pengarang novel "Negeri 5 Menara") pada event Kompasiana beberapa waktu lalu. Selain itu beliau membuat grafik emosi pembaca dan melakukan olah data.

Pada sesi pertanyaan saya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau (entah darimana keberanian saya muncul, biasanya dalam acara workshop saya termasuk pasif alias minder untuk bertanya). Saya bertanya tentang "bagaimana membuat kalimat awal yang baik?".
Dengan tegas beliau menjawab "Banyak Membaca". Banyak-banyaklah membaca novel dan cerpen, dan teliti bagaimana penulisnya membuat kalimat awal yang baik. 
Beliau pun membacakan kalimat pembuka dari salah satu bab di novelnya sendiri. Bukan cuma kalimat pembuka beliau bacakan tapi juga kalimat penutup. "Bukan cuma kalimat pembuka yang harus baik tapi kalimat penutupnya juga" Jelasnya.

Pukul 12.00 siang workshop pun selesai Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dari workshop ini. Terima Kasih pak Khrisna Pabicara. Sayang sekali saya tidak bisa menghadiri  acara launch book "Sepatu Dahlan" pada pukul 14.00. Hari ini saya sebenarnya kurang fit alias demam, saya memutuskan untuk istirahat saja di rumah. Makanya saya batalkan rencana saya untuk mengikuti berbagai event di hari terakhir MIWF 2012 ini.







7 comments

  1. semoga semua mimpinya bisa tercapai :)

    ReplyDelete
  2. Karena menulis, memang banyak rasa. :D
    Menulis, membuat kita lebih merasakan kehidupan.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iye... semua rasa bisa dituangkan ke dlm tulisan kt...

      Delete
  3. Mantep Mbak, informatif dan sangat berguna sekali. Saya juga hobi nulis, tapi masih harus belajar banyak karena tulisan saya cenderung miskin data.

    Hanya saja, kalau saya boleh menambahi, saya kan senengnya nulis tulisan berjenis argumentasi. Menurut saya jenis tulisan ini sangat memacu kreativitas kita.

    Karena, dengan berargumen, kita jadi terdorong untuk mencari sebanyak-banyaknya bahan tulisan agar tulisan kita berbobot.

    Terimakasih atas sharingnya yang sangat bermanfaat ini.

    Andi Kata say hello

    ReplyDelete
  4. salam kenal,
    positif banget sharingnya. jadi bisa ambil pelajaran dari sini. thx

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam