Sebuah Renungan : Zona Nyaman


Hufttt.... sepertinya saat ini saya berada di zona nyaman. Merasakan independensi diri. Segalanya saya lakukan sendiri tanpa harus banyak bergantung pada orang lain. Begitupun dengan pekerjaan, Alhamdulillah penghasilanku lebih dari cukup buat gadis single sepertiku.

Usiaku saat ini 31 tahun 3 bulan 23 hari, yups... usia yang sangat pantas untuk menikah. Tapi entah kenapa saya belum terlalu mengkhawatirkan hal itu. Atau mungkin saya khawatir tapi mencoba menutupinya seolah-seolah everything gonna be okey without a man in my life dan menikmati masa-masa sendiri. Apakah benar saya tidak butuh seorang lelaki?



Pertanyaan ini yang menggelayuti pikiranku dua hari belakangan ini???

Yupsss... tiba-tiba saja saya berpikir seperti itu, gara-gara air galon dispenserku habis. Biasanya semua berjalan fine-fine saja. Jika air galon habis saya tinggal telepon pak Bento dan beberapa menit kemudian bapaknya datang dan memasang galon tersebut ke dispenser saya. Tapi sialnya kemarin pak Bento lagi mudik, mau beli di minimarket pihak minimarket tak ada layanan delivery, mau beli di toko lain dari rekomendasi tetangga kosan tapi nomor pengantarnya malah tidak aktif, saya mencari-cari di sekitar kosan toko yang menyediakan air isi ulang tapi sayang tutup. Akhirnya mau tidak mau daripada saya mati kehausan, saya membeli air mineral botolan.

Dalam perjalanan pulang ke kosan saya berkata dalam hati “sepertinya saya memang butuh lelaki nih, kalau ada lelaki saya tidak akan kesulitan jika ingin membeli air isi ulang”.

Sore ini sehabis pulang kantor, saya kembali mencari toko yang menjual isi ulang air mineral dan mau mengantarkan sampai ke kosan. Saya ke gang sebelah dan berhasil menemukan toko yang jualan tapi sayang tak ada orang yang bisa mengantar. Kemudian saya ke toko yang kemarin tutup, syukurnya tokonya buka dan mau mengantar sampai ke kosan. Yang nganterin ibu-ibu lagi... wow keren loh ibunya bisa ngangkat galon seberat itu, strong woman dah. 

Lagi-lagi, di benak saya muncul pernyataan pembelaan diri “Setiap masalah ada jalan keluarnya, tanpa lelaki pun saya bisa menyelesaikan masalah saya”. 

Ehmmm.... sombong ya?
Apakah saya sudah bersikap sombong dengan adanya pernyataan itu?

Bukan... bukan... bukan... saya tidak sombong. Saya hanya mencoba menguatkan diri saya, bahwa semuanya baik-baik saja, hidupku happy-happy saja, semuanya berjalan dengan baik dan lancar meskipun saya saat ini hidup sendiri jauh dari orang tua dan saudara.

Tapi apakah benar saya baik-baik saja?

Huffttt.... malam ini sebenarnya saya tidak baik-baik saja, makanya saya menulis tentang hal ini agar perasaanku bisa sedikit lebih plong.

Saya kembali dilanda rasa kesepian... pengandaian-pengandaian kembali menghampiri
  • Mungkin akan sangat nyaman jika pulang dari kantor ada seorang suami yang bisa diajak ngobrol dan berbagi cerita apa saja. Cerita di kantornya hari ini dan pengalaman di kantorku hari ini, menonton tv atau film berdua dan mendiskusikannya, bercerita tentang impian masing-masing, merencanakan keuangan, merencanakan mau punya anak berapa, beli rumah dimana, kendaraan jenis apa dan banyak lagi...
  • Mungkin akan sangat menyenangkan jika ada yang menemani makan malam, terus terang jika malam hari ataupun weekend saya jarang makan (tapi kok saya bisa ndut ya hehehe). Entahlah rasanya kurang semangat makannya kalau sendirian. Selama ini saya makan ya agar saya tidak mati kelaparan saja, kalau mau dibilang makan dengan lahap rasanya tidak. Makan akan terasa lebih nikmat jika ada yang menemani
  • Mungkin akan lebih khusyuk dan adem kali ya jika ada yang imamin sholat, mendengar suaranya ketika melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, memanjatkan doa bersama, Subhanallah... Indah sekali... Insya Allah doa akan lebih cepat diijabah.
  • Mungkin  saya tidak akan terlalu repot lagi jika saya sakit dan ada yang menemani. Dua bulan lalu saya merasakan susahnya sakit sampai sulit untuk berjalan dan tak ada yang merawat (saya sebenarnya mau minta tolong teman atau tetangga kosan untuk menemani, tapi lagi-lagi saya tipe orang yang tidak suka merepotkan orang lain, dan saya lebih melaluinya sendirian)
  • Mungkin saya akan merasa lebih terjaga dan terlindungi jika ada seseorang yang mau menjemput saya di kantor jika saya pulang agak malam
  • Mungkin akan semakin seru jika weekend ada seorang lelaki yang bisa diajak jalan-jalan
  • Mungkin saya akan merasa lebih diperhatikan jika ada seorang lelaki yang melarang dan menasehati saya ini dan itu
  • dan mungkin saya akan merasa lebih baik lagi jika ada seorang lelaki yang menafkahi saya tiap bulannya (hehhe... dasar perempuan ujung-ujungnya duit)
Yupsss... memang sendiri itu baik tapi akan lebih baik jika berdua...

Apakah saya butuh seorang lelaki?

Setelah perenungan berbagai hal diatas jawabannya “YA SAYA BUTUH”

Seindependennya seorang perempuan, dia tetap akan membutuhkan lelaki dalam hidupnya...

Dan zona nyaman itu akan lebih sempurna jika berdua, bukan sendiri...

And now, what should i do?

Memperbaiki diri, lebih dekat kepadaNya, doa lebih dikencangin, mulai sholat tahajjud lagi, dhuha lagi, ngajinya lebih istiqomah lagi, lebih banyak sedekah, lebih banyak sabar dan saya harus lebih membuka hati dan pikiran, setelah itu baru tawakkal....

Karena rezeki, jodoh, dan maut itu ada di tangan-Nya dan tak akan pernah tertukar

Tak ada yang tak mungkin, jika Allah sudah menghendaki ^^

8 comments

  1. Kalau sudah berada di zona nyaman dan memang nyaman,
    apakah harus mencari alternatif lain ya?
    terima kasih dan salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehhee.. yaaa... begitulah, bukan alternatif sih. Tapi mencari sesuatu yg lbh nyaman lagi :D

      Delete
  2. Jarang makan malam, tapi tetap gendut, kasih tahu tipsnya dong, Mbak. lol *komentar OOT* :>)

    ReplyDelete
  3. Saya share ya, siapa tau ada hikmahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. di share!!! hadeh malu (m)
      gpp deh... karena sdh di publish d blog artinya sdh resiko klu di share n d baca oleh org byk @-)

      Delete
  4. Hmmm yg sabar ya mak nunu ;).
    Pernyataan pematik ternyata dari angkat galon ya. Hahahaha. Well, saya sama kaya mak nunu, galon aja diangkatin sama cowo. Tapi kalo bumer saya wonder woman. Apa aja bs dia angkat, termasuk galon. Doi independent banget kalo bs jd bergantung sama laki2 *feminin garis keras. Hahahaha.

    Hmmm memgenai jodoh insya Allah akan datang saatnya ketika kita dan si belahan jiwa sama2 sudah selevel, sama2 sudah sampai di titik doa dan perubahan diri, setara.
    Bahwasanya menikah akan banyak gesekan2 adaptasi sifat, ego dan pandangan. Jadi ya harus disiapkan mental juga untuk hal2 seperti itu.
    Ahhh panjang banget ya maaak.
    Tetal yakin dan mengupgrade kualitas diri demi jodoh yg setara.
    Kiss kiss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak atas wejagannya mak *tersentuh :)

      Delete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam