PNS Gabut?



Bismillah...

Assalamu Alaikum Mentemen...

Bagi kamu yang saat ini sedang mencari pekerjaan, atau sekarang lagi kerja di swasta, ataukah kamu pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, ya... pada intinya dunianya bukan di dunia pemerintahan, saya mau tanya dulu nih bagaimana image atau stigma yang ada di kepala kalian tentang PNS ? *silakan jawab di kolom komentar.

Oke... biarkan saya saat ini memposisikan diri sebagai non PNS dan mewakili jawaban-jawaban kalian.

PNS itu pemalas, kerjanya lamban, bertele-tele, datang ke kantor sering terlambat dan pulang lebih awal, pelayanannya kurang menyenangkan dan kurang memuaskan, sok penting, suka minta pungli, stagnan, kurang inovatif, mempersulit urusan yang sebenarnya mudah, intinya gabut (makan gaji buta)  
Itu dulu yang ada di otak saya. Mungkin pemikiran kalian kurang lebih sama seperti saya. Dulu saya sempat tiga kali daftar CPNS pada tahun 2007 dan 2009 (tidak lulus berkas), dan tahun 2010 (tidak lulus tes tulis. Dulu belum ada CAT). Sejak saat itu saya kapok daftar CPNS lagi karena di pikiran saya penerimaan CPNS penuh manipulasi dan KKN, ga akan mungkin lulus kalau ga pake duit. Empat tahun saya anteng bekerja di swasta, teman-teman pada sibuk daftar CPNS. Saya diajak juga sih tapi  saya sudah tidak tertarik lagi sama sekali.

Tahun 2014 pendaftaran CPNS kembali di buka. Orang-orang juga pada riuh untuk daftar. Saya sebenarnya masih tidak tertarik untuk ikutan lagi. Saya mulai sedikit tertarik ketika salah seorang kakak sepupu datang ke rumah dan menanyakan kenapa saya ga daftar lalu dia berkomentar sayang banget kalau ga daftar, sayang ijazah kamu, ga apa-apa di coba saja tahun ini, untung-untungan lah, lulus Alhamdulillah ga lulus juga ga apa-apa kan. 

Iya juga sih apa salahnya mencoba. Tapi saya ga langsung action, masih malas-malasan buat daftar. Saya baru lihat-lihat pengumuman penerimaan CPNS di berbagai Kementerian dan Lembaga yang sesuai dengan jurusan saya. Akhirnya saya memilih mendaftar di BNN dan baru mau registrasi online itupun di hari terakhir deadline. Saya mencoba untuk registrasi tapi gagal, coba lagi dan gagal lagi, puluhan kali saya coba registrasi tapi gagal terus (ya iyalah pantesan daftarnya dihari terakhir sih, servernya down keles). Akhirnya saya menyerah. Sepertinya saya memang tidak berjodoh dengan kerjaan yang namanya PNS, pikir saya.

Kekecewaan saya sudah hilang. Sebulan kemudian saya dapat share informasi dari Ibu Ketua HWDI Sulawesi Selatan kalau ada pendaftaran CPNS Khusus Disabilitas yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial RI. Sebenarnya saya sudah malas untuk ikut, tapi disisi lain ada bisikan dalam diri "apa salahnya ikut meramaikan, ini pertama kalinya Pemerintah membuka penerimaan CPNS khusus Disabilitas". 

Dan tahu ga guys, salah satu persyaratan Pendaftaran CPNS khusus Disabilitas adalah pelamar belum pernah mengikuti pendaftaran CPNS Umum tahun 2014. Masha Allah... satu pelajaran berharga lagi, hikmah di balik kegagalan registrasi bulan lalu. Sejak saat itu saya mulai feeling, sepertinya segala sesuatunya akan berjalan lancar. Saya melakukan registrasi dan berhasil dengan satu kali percobaan, lolos administrasi berkas (walaupun saat ngurus Surat Keterangan Disabilitas agak diribetkan dengan birokrasi Rumah Sakit), mengikuti tes CAT tanpa rasa terbebani harus lulus dan ternyata Alhamdulillah lulus benaran. Setelah itu verifikasi berkas lagi dan harus memperbarui surat terutama Surat Keterangan Disabilitas.

Kali kedua ini lebih ribet lagi di Rumah Sakitnya benar-benar ga memberikan pelayanan prima (padahal ini rumah sakit pemerintah yang cukup besar dan terkenal di kota Makassar). Saya harus bolak-balik kantor-rumah sakit untuk ngurus surat itu selama 4 hari. Hari jumatnya, sehari sebelum berangkat ke Jakarta surat itu belum selesai. Saya mulai protes dong sama dokter dan pihak rumah sakit yang kerjanya lamban. Saking emosinya saya ngomel pake nangis bombay di depan dokter yang menyebalkan itu. Tiket pesawat sudah di beli masa saya harus batalin atau reschedule gara-gara satu surat saja yang ga beres-beres. Saking emosinya dengan pengurusan berkas yang ribet, saya sampai nelpon ibu saya dan bilang "ribet banget, ga usah jadi PNS deh kalau caranya kayak gini". Setelah drama ping-pong-an itu akhirnya suratnya jadi juga. Sejak saat itu saya janji sama diri sendiri saya ga mau seperti dokter dan para pekerja di RS tersebut yang notabene-nya adalah PNS. Ingat kejadian ini saya masih emosi guys :D

Saya tidak mau menjadi PNS yang menyulitkan urusan orang lain. Dalam tanda kutip untuk urusan yang positif ya! Kalau bisa dipercepat kenapa harus dilambatkan? Lebih cepat lebih baik
Hampir lima tahun saya bekerja sebagai PNS di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tentunya kacamata saya sudah beda lagi, pakai kacamata kuda eh... hehehhee.. bukan itu maksud saya. Setelah bekerja di pemerintahan stigma terhadap PNS itu mulai berubah. Tidak semua PNS itu gabut, lambat, ribetin, pemalas, dan sebagainya. Masih banyak kok PNS yang memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi dalam bekerja. Kualitas SDM dan kinerja mereka bagus-bagus ga kalah sama profesional lainnya. Hal itu ditunjang karena kesadaran diri dan profesionalitas, lingkugan dan support sistem yang mendukung dan juga dengan adanya reformasi birokrasi. Pemerintah saat ini tengah melakukan pembaharuan dan perubahan terhadap sistem pemerintahan dalam berbagai aspek, terutama aspek kelembagaan (organisasi), ketata laksanaan (bisnis proses), dan sumber daya manusia aparatur demi menciptakan good governance (pemerintahan yang baik). Begitu pun dalam masalah keuangan, anggaran tidak hanya dinilai dari seberapa besar prosentase penyerapan anggaran tapi juga dinilai dari segi efisiensi dan kinerja pelaksanaan anggaran tersebut.

Bagi kalian yang saat ini sedang berjuang untuk menjadi PNS, saya ucapkan selamat berjuang. Semoga lulus ya!!! Next time saya pengen bikin postingan tips lulus CPNS ala saya.
Bekerja itu bukan hanya bekerja saja, bekerja bukan hanya untuk menghasilkan uang, bukan hanya untuk mendapatkan karir atau jabatan yang lebih tinggi. Bekerja itu Ibadah, memberikan manfaat bukan hanya bagi diri sendiri tapi juga untuk sesama, untuk bangsa dan negara yang lebih baik. Sebagai salah satu wujud ikhtiar untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
 





       

 

0 comments

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam