Mahkota Untuk Ayah dan Bunda

Aisyah bahagia sekali. Ummi Ana, guru mengaji Aisyah memberikan kabar gembira. Sebentar lagi Aisyah akan mengkhatam Al-Quran dan dia akan di wisuda.

Pulang dari rumah Ummi Ana, tempat Aisyah belajar mengaji setiap hari. Aisyah berlari memasuki pekarangan rumahnya. Aisyah berteriak memanggil bundanya.

“Assalamu Alaikum.... Bunda... Bunda”. Aisyah mencari bundanya.

“Bunda di sini Aisyah”. Terdengar suara ibu dari arah dapur.

“Kenapa nih anak bunda? Baru pulang ngaji sudah teriak-teriak”. Keluh sang bunda. Sambil meraih tangan kecil Aisyah yang ingin mencium tangan bundanya.

“Bundahhh... Aisyah punya kabar gembirahhh”. Aisyah terdengar masih ngos-ngosan karena lelah berlari.

“Wah kabar gembira apa itu?”. Tanya bunda penasaran.

“Kata Ummi Ana, sebentar lagi Aisyah akan mengkhatamkan Al-Quran”. Dia begitu ceria sambil memeluk erat Syamil Quran yang dibawanya.

“Tinggal 1 juz lagi bunda dan Aisyah akan di wisuda”. Lanjut Aisyah sambil tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

“Wow... anak bunda hebat”. Bunda memeluk anak semata wayangnya yang kini berusia 7 tahun.

“Ayah dimana bunda?”. Aisyah melepas pelukan ibunya dan mencari ayahnya .

“Ayah belum pulang nak?”. Jawab ibu

“Aisyah sana mandi dulu, baunya sudah asem tuh. Sudah itu kerjain PR ya”. Perintah bundanya.

“Baik bunda”. Aisyah berlari ke kamarnya.

Setelah mandi dan mengerjakan PR, Aisyah tak sabar menunggu sang Ayah. Matanya selalu melihat ke jam dinding dan ke arah pintu ruang tamu.

“Ayah belum pulang ya bun”. Keluh Aisyah.

“Sabar Aisyah, mungkin lagi macet di jalan”. Ibu menenangkan.

“Sudah mau maghrib bun, tidak biasanya ayah pulang telat”. Aisyah terlihat khawatir.

“Assalamu Alaikum”. Terdengar suara Ayah di balik pintu.

Aisyah berlari membuka pintu untuk sang Ayah.

 “Ayah... Ayah... Aisyah punya kabar gembira buat ayah”. Aisyah memegang tangan ayahnya sambil melompat-lompat.

“Hushh... bentar saja Aisyah, biarkan Ayah istirahat dulu. Ayah kan baru pulang, pasti capek”. Bunda menegur Aisyah.

“Biarkan saja bun”. Ayah tersenyum melihat wajah Aisyah yang ceria.

“Kabar gembira apa Aisyah?” Tanya Ayah ingin tahu.

“Sebentar lagi Aisyah akan khatam Al-Quran. Tinggal 1 juz lagi”.

“Wah hebat anak ayah”. Ayah mengelus rambut Aisyah. Bunda hanya menyimak.

“Kata Ummi Ana setelah khatam  tetap harus baca Al-Quran tiap hari. Biar Aisyah tidak lupa”. Aisyah kembali curhat kepada sang Ayah.

“Oh iya Aisyah... Harus rajin mengaji tiap hari biar dapat banyak pahala”. Ayah menambahkan.

“Ummi Ana juga bilang, kalau anak yang rajin membaca Al-Quran dan mengamalkannya, maka kedua orang tuanya akan mendapatkan mahkota dan kenikmatan di surga”. Aisyah menyampaikan nasihat dari guru mengajinya.

“Katanya lagi cahaya mahkota itu lebih terang dari cahaya matahari di dunia”. Lanjut Aisyah sambil merentangkan kedua tangannya

“Aisyah ingin rajin mengaji biar bisa memberikan mahkota itu untuk Ayah dan Bunda”. Ayah dan bunda terharu mendengarnya.

“Terima kasih nak... Insya Allah Aisyah jadi anak sholeha”. Ayah mencium kening Aisyah.

“Ayah...”. Aisyah menurunkan nada suaranya.

“Iya nak...” Jawab ayah.

“Kenapa Aisyah tidak pernah melihat dan mendengar Ayah mengaji?” Ayah terkejut mendengar pertanyaan anaknya.

Belum sempat menjawab pertanyaan Anaknya, Aisyah melanjutkan pertanyaannya “Apa Ayah tidak ingin memberikan mahkota untuk kakek dan nenek?”. Ayah hanya terdiam dan bertatapan dengan sang bunda. Ayah menjadi salah tingkah dengan pertanyaan Aisyah.



Flash Fiction 494 Kata
Diikutsertakan Dalam Lomba Menulis (Cerita) Flash Fiction Anak #AyoNgajiTiapHari















2 comments

  1. mbak berbakat deh menulis keren ;)

    ReplyDelete
  2. Salah satu impianku dengan mendekatkan mereka dengan Al-Qur'an baik membaca dan menghafalkannya adalah kelak ingin mereka bisa menghadiahkan mahkota kepada kami orang tuanya, Amiin Ya Rabb.

    ReplyDelete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam