Pernah lihat cewek marah-marah ga jelas???
Ga ada angin, ga ada hujan, ga ngerti ada apa tiba-tiba teman cewek kamu atau istri anda marah, nangis dan tersinggung tanpa sebab???
Sensitif banget ya...
Yach... maklumi saja... Lagi M tuh (tau kan?!?!?)
Sindrom PMS dialami oleh 70% wanita dalam masa-masa sebelum haid dan ketika sedang haid. Sindrom PMS bukan penyakit tapi merupakan sekumpulan reaksi tubuh. Menurut para ahli kandungan, PMS berkaitan erat dengan peningkatan dan ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi, estrogen, dan progesteron.
Sensitif, nyeri kepala, emosi labil, mudah tersinggung, cemas, dan depresi itu gejala-gejalanya ketika wanita mengalami PMS.
Apa yang saya sebutkan diatas adalah faktor-faktor medis. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menambahkan faktor lain yang menyebabkan seorang wanita bisa mengalami PMS.
Dari kacamata saya sebagai muslimah, seorang wanita mudah tersinggung, sensitif, emosi labil, cemas, dan depresi ketika haid karena dia "sedikit" jauh dari Tuhan.
Seorang muslimah ketika mengalami masa haid dia dikatakan dalam keadaan tidak suci sehingga banyak ibadah-ibadah yang dilarang untuk dilaksanakan misalnya shalat, puasa, dan memegang Al-Quran.
Sesuai pengalaman saya sebagai wanita, memang pada saat menjelang haid dan masa-masa haid saya terkadang heran dan tak mengerti darimana asalnya rasa cemas yang tiba-tiba datang dibenak saya, mencemaskan hal-hal yang belum tentu terjadi / curigaan, berpikir dan berprasangka negatif yang tidak dapat diterima oleh logika. Terkadang sampai marah-marah, depresi, dan menangis untuk sesuatu yang tidak jelas.
Akumulasi masalah-masalah kecil dimana ketika sebelum menstruasi adalah masalah sepele yang tidak penting untuk dipikirkan. Ketika haid kadang bisa menjadi masalah yang dibuat-dibuat bahkan dibesar-besarkan (Hufffttt.... parah ya).
Ketika masa haid itu sudah selesai (sudah suci) saya merasa seperti tersadar dari mimpi karena masalah yang membuat saya galau ketika haid bukan lagi masalah penting yang harus dipikirkan bahkan dipermasalahkan.
Saya kadang menyesal dan menertawakan kebodohan saya sendiri.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, itu karena saya "sedikit" jauh dari Tuhan. Shalat dan membaca Al-Quran adalah media yang bisa menstabilkan emosi saya. Ketika ibadah-ibadah itu dilarang di saat haid dan ketika saya menjadi "sedikit" jarang mengingatnya sang syaitan laknatullah gampang saja merasuki pikiran kita dengan berbagai kecemasan dan pikiran negatif, membuat perasaan kita galau, menaikkan level emosi kita.
Astagfirullah.... Aku benar-benar rapuh tanpaMu.
Yup... ketika kita benar-benar dekat dengan Tuhan, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh. Emosi stabil, hati tenang, pikiran positif, selalu berprasangka baik, lebih sabar, tidak gampag panik, dan tidak mudah marah tentunya.
Ga ada angin, ga ada hujan, ga ngerti ada apa tiba-tiba teman cewek kamu atau istri anda marah, nangis dan tersinggung tanpa sebab???
Sensitif banget ya...
Yach... maklumi saja... Lagi M tuh (tau kan?!?!?)
Sindrom PMS dialami oleh 70% wanita dalam masa-masa sebelum haid dan ketika sedang haid. Sindrom PMS bukan penyakit tapi merupakan sekumpulan reaksi tubuh. Menurut para ahli kandungan, PMS berkaitan erat dengan peningkatan dan ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi, estrogen, dan progesteron.
Sensitif, nyeri kepala, emosi labil, mudah tersinggung, cemas, dan depresi itu gejala-gejalanya ketika wanita mengalami PMS.
Apa yang saya sebutkan diatas adalah faktor-faktor medis. Dalam tulisan ini saya hanya ingin menambahkan faktor lain yang menyebabkan seorang wanita bisa mengalami PMS.
Dari kacamata saya sebagai muslimah, seorang wanita mudah tersinggung, sensitif, emosi labil, cemas, dan depresi ketika haid karena dia "sedikit" jauh dari Tuhan.
Seorang muslimah ketika mengalami masa haid dia dikatakan dalam keadaan tidak suci sehingga banyak ibadah-ibadah yang dilarang untuk dilaksanakan misalnya shalat, puasa, dan memegang Al-Quran.
Sesuai pengalaman saya sebagai wanita, memang pada saat menjelang haid dan masa-masa haid saya terkadang heran dan tak mengerti darimana asalnya rasa cemas yang tiba-tiba datang dibenak saya, mencemaskan hal-hal yang belum tentu terjadi / curigaan, berpikir dan berprasangka negatif yang tidak dapat diterima oleh logika. Terkadang sampai marah-marah, depresi, dan menangis untuk sesuatu yang tidak jelas.
Akumulasi masalah-masalah kecil dimana ketika sebelum menstruasi adalah masalah sepele yang tidak penting untuk dipikirkan. Ketika haid kadang bisa menjadi masalah yang dibuat-dibuat bahkan dibesar-besarkan (Hufffttt.... parah ya).
Ketika masa haid itu sudah selesai (sudah suci) saya merasa seperti tersadar dari mimpi karena masalah yang membuat saya galau ketika haid bukan lagi masalah penting yang harus dipikirkan bahkan dipermasalahkan.
Saya kadang menyesal dan menertawakan kebodohan saya sendiri.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, itu karena saya "sedikit" jauh dari Tuhan. Shalat dan membaca Al-Quran adalah media yang bisa menstabilkan emosi saya. Ketika ibadah-ibadah itu dilarang di saat haid dan ketika saya menjadi "sedikit" jarang mengingatnya sang syaitan laknatullah gampang saja merasuki pikiran kita dengan berbagai kecemasan dan pikiran negatif, membuat perasaan kita galau, menaikkan level emosi kita.
Astagfirullah.... Aku benar-benar rapuh tanpaMu.
Yup... ketika kita benar-benar dekat dengan Tuhan, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh. Emosi stabil, hati tenang, pikiran positif, selalu berprasangka baik, lebih sabar, tidak gampag panik, dan tidak mudah marah tentunya.