Nunu Amir Blog
  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Features
    • Berbagi
    • Digital
    • Review
      • Gadget
      • Produk
      • Webinar
      • Website
      • Buku
      • Kesehatan
    • Slice of Life
    • Buku Saya
    • Religi
    • Traveling
    • Resep
  • Contact Us




Dua Puluh Tiga Tahun yang Lalu

Sang mentari bersinar terang kala itu, merangkak naik, memancarkan teriknya. Panas, tapi tak menyurutkan semangat manusia untuk beraktifitas. Terik surya bagai berada diatas ubun-ubun bukan penghalang untuk terus berjuang demi hidup yang lebih baik.

Aku dan Tina turun dari  pete-pete angkutan umum khas kota daeng. Tiba tepat di depan gerbang sebuah sekolah kejuruan. Kami ABG (Anak Baru Gede) tanggung yang baru saja lulus SMP dan kami sedang mencoba peruntungan untuk mendaftarkan diri ke beberapa sekolah menengah terbaik di kota kami, Makassar. Kami melangkah maju, terlihat anak-anak seusia kami bergerombol di depan loket pendaftaran. Mereka juga membawa map berisi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pendaftaran, “saingan semua nih” kataku dalam hati. Beberapa menit kemudian mereka bukan sainganku lagi.

Kami ikut menunggu di depan loket untuk menunggu giliran. Seorang lelaki menyapa aku. Tampangnya lebih dewasa dan berpakaian rapi layaknya pegawai kantoran. “Dik, bisa minta waktunya sebentar? Sapanya ramah. “Iya, pak” Jawabku, agak kaget karena disapa dengan orang yang belum pernah ku kenal sebelumnya. “Kepala Sekolah ingin bicara, yuk ikut aku” Ajak pria tersebut. Aku agak awas dan deg-degan. Aku mengikutinya, berjalan menyusuri selasar-selasar yang perlahan mulai sepi dari keramaian para calon siswa. Sepanjang jalan aku bertanya-tanya  ada apa gerangan? Aku belum menjadi murid sekolah ini, kenapa aku sudah dipanggil ke ruangan kepala sekolah? Apakah aku ada salah?

Pria tersebut membuka pintu sebuah ruangan, aku ikut melangkah masuk. Aku belum pernah melihat ruangan kepala sekolah seluas itu, sofa tiga seat dan satu seat berada di sebelah kiri pintu, meja kerja kepala sekolah di seberangnya, dan lemari-lemari arsip berisi file bantex dan lemari pajangan berisi piala dan piagam menghiasi dinding-dinding ruangan tersebut. Kepala sekolah tersenyum ramah kepadaku dan mempersilahkan aku duduk di sofa. Saya pun duduk.

Bapak kepala sekolah tersebut sedikit berbasa-basi menanyakan beberapa hal tentang asal sekolahku, tinggal dimana dan bla…bla…bla… Kemudian beliau menerangkan tentang keunggulan-keunggulan sekolahnya. Beberapa menit kemudian baru mulai masuk ke inti pembicaraan. “Begini, kami tidak bisa menerima kamu bersekolah disini”. Ungkapnya. “Kenapa pak?” tanyaku penasaran, rasanya bagai disambar petir. Ternyata ini maksudnya aku dipanggil ke ruangan beliau. “Kami disini punya mata pelajaran komputer dan mengajarkan mengetik cepat sepuluh jari. Mohon maaf sebelumnya, melihat keterbatasan fisik yang kamu miliki kami takut nanti ketika proses belajar mengajar kamu terkendala dengan pelajaran tersebut” Bapak kepala sekolah mulai memperjelas maksud penolakannya. Hatiku mulai bergemuruh. “Tahun lalu kami mencoba menerima penyandang disabilitas. Dia sama seperti kamu, jari-jari tangannya kurang lengkap. Tetapi karena dia kurang bisa mengikuti pelajaran tersebut akhirnya dia keluar dari sekolah ini”. Sambungnya. “Kami tidak ingin hal yang sama terjadi lagi, jadi sebaiknya kamu coba cari sekolah lain saja ya”. Emosiku mulai memuncak, antara marah, kecewa, sedih, dan mencoba untuk kuat di depan Bapak kepala sekolahnya. Aku tak bisa berkata-kata, suaraku tercekat di tenggorokan karena menahan amarah dan tangis.

Keluar dari ruangan kepala sekolah, aku kembali menuju loket pendaftaran menghampiri Tina. Dia sudah selesai mengembalikan formulir dan berkas pendukung lainnya. Tina bertanya kenapa aku dipanggil, aku tidak menjawab. Kami berjalan keluar gerbang meninggalkan para sekumpulan remaja yang kini bukan saingan aku lagi, aku kalah telak, kalah sebelum memulai pertarungan.

Kami kemudian menaiki pete-pete, menuju salah satu SMA negeri yang juga menjadi target pendaftaran kami. Barulah diatas pete-pete itu tangisku meledak, sudah tidak bisa tertahankan lagi. Aku menangis sejadi-jadinya, aku tak peduli lagi dengan penumpang lain yang melihat. Aku menceritakan kepada Tina semua pembicaraan di ruangan tersebut. Dia mencoba menenangkan dan memberi semangat.

        

Roda Kehidupan Terus Berputar

Luka itu masih tetap ada hingga saat ini. Aku sakit hati, iya tentu saja! Marah, pasti! Tetapi diskiriminasi dan penghinaan yang aku alami tidak membuat aku down dan patah semangat hingga tidak ingin bersekolah lagi. Aku memilih memeluk luka itu dan mencoba memaafkan, menjadikannya energi untuk terus bertumbuh. Luka masa lalu tersebut menjelma menjadi motivasi untuk melawan berbagai stigma penyandang disablitas.

Ditolak masuk sekolah menengah kejuruan, aku akhirnya lulus di salah satu SMA Negeri di Makassar. Alhamdulillah, di sekolah tersebut aku mendapatkan guru dan teman-teman yang baik. Selepas SMA, aku melanjutkan kuliah Diploma Tiga di salah satu kampus swasta di Kota Makassar dan mengambil jurusan Manajemen Informatika. Kenapa aku ambil jurusan itu? Pertama, karena sejak SMP aku memang selalu menyukai pelajaran komputer dan nilaiku selalu memuaskan di mata pelajaran tersebut. Kedua, aku ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa aku juga pandai mengoperasikan komputer meskipun kondisi jari jemariku tak sempurna. Komputer bukan hanya tentang mengetik cepat, terlalu picik jika komputer disamakan dengan mesin tik. Kinerja komputer bisa lebih hebat dari itu, dan setiap saat selalu ada perkembangan teknologi baru. Komputer bukan hanya sekedar mengetik di aplikasi Word dan Excel saja, tetapi apa yang aku pelajari di kampus lebih seru lagi, membuat program, melakukan rekayasa perangkat lunak, dan itu lebih asyik daripada urusan seni mengetik sepuluh jari.

Aku lulus Diploma Tiga tepat waktu dengan nilai cum laude dan menjadi mahasiwa terbaik di angkatanku. Alhamdulillah, sungguh membanggakan dan orang tuaku juga ikut senang dan bangga. Setelah itu aku bekerja di beberapa perusahaan swasta selama tujuh tahun. Di tahun 2015 aku lulus tes CPNS dan saat ini bekerja sebagai ASN di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan merantau sendirian di ibukota.

Dua tahun kemudian, aku melanjutkan studi Sarjana di salah satu kampus swasta jurusan Sistem Informasi, kerja sambil kuliah. Dari pagi hingga sore hari aku bekerja, kemudian sorenya lanjut ke kampus, belajar hingga malam hari. Capek memang, tapi aku menikmatinya. Aku tipe orang yang haus akan ilmu. Tahun lalu, Alhamdulillah, aku lulus beasiswa LPDP dan saat ini aku melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana di Telkom University.

Mitos terhadap penyandang disabilitas menghadirkan bias dan stereotype tentang ketidakmampuan mereka untuk bersekolah maupun bekerja. Aku ingin menunjukkan kepada orang-orang yang dulu memandangku sebelah mata bahwa aku tak seperti yang mereka pikirkan. Aku berdaya, aku mandiri, dan aku wanita yang kuat, dan melaju menembus batas keterbatasan. Balas dendam yang manis kan! 

        



Halo guys...

Kali ini saya pengen berbagi pengalaman tentang seminar yang saya ikuti minggu lalu, tepatnya pada tanggal 21 Juni 2023. 

Jadi ceritanya saya dapat undangan nih dari PROSPERA (Program Kemitraan Indonesia dan Australia untuk Perekonomian) bersama dengan Australian Tax Office (ATO) dalam lokakarya berbagi pengetahuan tentang Memajukan Ketenagakerjaan Penyandang Disabilitas di Layanan Publik: Menampilkan Praktik Baik dari Kantor Perpajakan Australia.

Di acara tersebut pemerintah Australia dalam hal ini ATO sharing nih tentang bagaimana mereka meningkatkan kesadaran tentang ketenagakerjaan penyandang disabilitas dalam pelayanan publik, berbagi praktik-praktik baik yang mereka lakukan di Australia. Selain itu diharapkan dengan adanya sharing ini bisa menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti alias diterapkan di Indonesia, dengan fokus pada wawasan dan pengalaman dari ATO. 

Bertempat di Hotel Atlet Century Park, Senayan, seminar interaktif ini menghadirkan Ms. Ally Doyle. Beliau adalah Asisten Komisioner, Budaya dan Strategi Inklusi di ATO. Acara ini juga diisi dengan dikusi antara mitra pemerintah Indonesia dan Australia. Peserta undangan yang hadir paling banyak datang dari pejabat dan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal lainnya di Kementerian Keuangan. Selain itu terdapat juga beberapa kementerian terkait yang diminta untuk berpartisipasi dalam seminar tersebut antara lain Kementerian Koordinator Bidang Pembangungan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara, Komisi Nasional Disabilitas, dan Kantor Staf Presiden. Juga turut hadir Badan Layanan Umum Australia antara lain ATO, Kedutaan Besar Australia, Departemen Keuangan Australia, Kantor Audit Nasional Australia. Dan enam orang perwakilan dari ASN Disabilitas (ASN Iklusif) termasuk saya sendiri. 



Saya sempat mencatat beberapa keypoint dari presentasi Ms. Ally Doyle, sebagai berikut:


Diversity and Inclusion in the ATO (Keberagaman dan Inklusi di ATO)

Ms. Ally memaparkan pentingnya inklusi bagi penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil riset ditemukan bahwa instansi atau perusahaan yang menerapkan keberagaman dan inklusi dalam proses bisnisnya justru akan mendapatkan banyak benefit, antara lain:

  • 2x lebih mungkin untuk memenuhi atau melampaui target keuangan
  • 3x lebih mungkin melaporkan bahwa tim mereka sangat efektif
  • 5x lebih mungkin merasa sangat puas dengan pekerjaan mereka
  • 8x lebih mungkin mencapai hasil bisnis yang lebih baik


Bagaimana menanggapi mitos terkait penyandang disabilitas?

Ms. Ally menerangkan bahwa mitos akan menjadi bias dan stereotypes. Ada banyak mitos terkait penyandang disabilitas yang menyebabkan mereka kurang diterima dalam dunia kerja. Ada beberapa mitos terkait disabilitas, yaitu:

  •         Mempekerjakan penyandang disabilitas memerlukan biaya yang tinggi
  •         Penyandang disabilitas memiliki produktivitas yang rendah
  •         Penyandang disabilitas lebih tinggi turnover rate-nya (persentase karyawan yang berhenti di perusahaan)
  •          Penyandang disabilitas memiliki risiko terluka pada saat bekerja




Bagaimana cara mengatasi stereotypes?

  •         Mempekerjakan penyadang disabilitas
  •         Melakukan penyesuaian yang wajar seperti membuat tempat kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan disabilitas tersebut

Fakta lain yang diungkap oleh Ms. Ally terkait menciptakan tempat kerja yang aman untuk penyandang disabilitas, perusahaan atau organisasi tidak akan rugi jika membangun tempat kerja yang memiliki aksesibilitas karena fasilitas tersebut bisa meningkatkan kemaanan bukan hanya penyandang disabilitas tapi juga semua orang yang ada di perusahaan tersebut.

Selain itu manajer ataupun pimpinan level atas harus meningkatkan pemahaman tentang penyandang disabilitas dan harus membuat penyesuaian yang wajar bagi karyawan dengan disabilitas untuk mengetahui dan mendapatkan potensi mereka sehingga mereka bisa lebih produktif. 

Partisipasi pegawai atau karyawan dengan disabilitas perlu ditingkatkan. Dalam hal kegiatan kantor karyawan penyandang disabilitas juga harus dilibatkan dalam survey dan ikut berpendapat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan

 

Tindakan Para Pemimpin yang Sangat Inklusif

Keingintahuan:

- Merefleksikan identitas Anda sendiri dan ingin tahu tentang orang lain

- Karena jauh dari bias Anda sendiri dan termotivasi untuk mengatasinya

- Merefleksikan komunikasi Anda di seluruh identitas sosial dan tempat kerja

 

Tantangan

- Mendeteksi pengaruh stereotip yang tidak kentara

- Menantang stereotip berbasis identitas dan pengambilan keputusan yang bias dengan penuh hormat

- Bersikaplah rendah hati terhadap kemampuan Anda sendiri dan undanglah kontribusi orang lain


Komitmen

- Mengambil tanggung jawab pribadi untuk perubahan

- Mengartikulasikan komitmen Anda & dengan berani menantang status quo

- Mendidik diri sendiri dan para pemimpin lain tentang manfaat dari rasa ingin tahu dan keterbukaan

 


Selesai pemaparan dari Ms. Ally, acara seminar dilanjutkan dengan sesi Q&A. Saya juga sempat bertanya tentang bagaimana cara mengurangi stereotypes terhadap disabilitas (dari sisi pegawai dengan disabilitas). Menjawab pertanyaan saya, Ms. Ally memberikan saran bahwa sebaiknya kami membuat sebuah video terkait kumpulan prestasi ataupun video yang menunjukkan pegawai dengan disabilitas itu sedang bekerja dengan melakukan hal tersebut bisa menginspirasi dan juga menciptakan kesadaran bahwa penyandang disabilitas juga bisa bekerja seperti pekerja lain tentunya dengan melakukan penyesuaian yang wajar. 

Selanjutnya ditutup dengan diskusi kelompok dengan teman-teman semeja dipandu oleh dari panitia PROSPERA. Kami mendiskusikan terkait insight apa yang kami dapatkan dari acara ini, perubahan-perubahan apa yang sebaiknya dilakukan di kantor masing-masing, dan sebagainya.

Saya memberikan beberapa saran salah satunya adalah "selain keterbukaan dan kebijkan dari pemerintah untuk mempekerjakan pegawai dengan disabilitas serta memberdayakan mereka, hal yang terpenting adalah kesiapan dari pihak penyandang disabilitasnya. Jangan sampai kebijakan telah dibuat dan disahkan, peluang terbuka selebar-lebarnya tetapi dari penyandang disabilitasnya sendiri belum siap. Contohnya sudah dibuka rekruitmen atau formasi CPNS untuk disabilitas tapi sayangnya pendaftarnya tidak ada atau kurang peminat. Jadi ada kesiapan dan kontribusi dari dua sisi"

Menimpali pendapat saya tersebut, salah seorang widyaiswara dari BPPK Kementerian Keuangan menambahkan bahwa "untuk bisa diterima dengan baik di dunia kerja, penyandang disabilitas juga perlu menambah skill-nya".

Diskusi yang seru, sayangnya kita dibatasi oleh waktu. Sebuah pengalaman luar biasa mengikuti seminar tersebut. Selain nambah wawasan dan juga ilmu bisa menambah networking juga. Semoga saya bisa berpartisipasi lagi di seminar berikutnya.


Semoga bermanfaat! 

 

Newer Posts Older Posts Home

Verified Blog

Seedbacklink

Search This Blog

ABOUT ME

POPULAR POSTS

  • FOODCRAFT MULTIGRAIN, Sumber Makanan Sehat dan Kaya Serat
  • Review Novel Me Before You, Ketika Cinta Saja Tak Cukup
  • REVIEW FILM PESANTREN IMPIAN
  • Pustaka Kampung Impian: Menyalakan Literasi di Ujung Barat Nusantara
  • Give Away Blog Nunu Sang Pemimpi
  • My Blogging Journey, Karena Hidup adalah Belajar dan Berbagi
  • [Review] Film Uang Panai Maha(R)L, Fenomena Sosial yang Diangkat Ke Layar Lebar
  • Sulitnya Mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabilitas
  • Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas | Menengok Aksesibilitas Di Kota Makassar
  • Serunya Bermain Air Di Bugis Waterpark
Powered by Blogger.

Followers

Labels

agritech ai aksesibilitas artificial intellegence asuransi asus Award baju distro baju lebaran Bantimurung Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan BCA beasiswa lpdp berbagi bihun goreng blockchain blogger Blogger Nusantara Blogger Perempuan bloggerday blogging blogholicid bloglicious bodysuit bts bubur bubur manado budaya Buku busana muslim buzzer casio cerita challenge cheddar cloud computing Curhat Descendants of The Sun digital digitalisasi disabilitas Disclosure doa anak doa bangun tidur drama korea E-Business e-voting Email film fotografi gadget galaukan setan Gerak Jalan Santai handsock hijab HUT Sulawesi Selatan IndiHome indonesia Info Info. Blogging inovasi internet internet provider iot job review kartu AS kecerdasan buatan keju kesehatan Kipas Angin Miyako klinik komunitas kopdar kraft Kucing Kuliah kuliner laptop LAPTOP GAMING lebaran Lomba lpdp makanan indonesia makassar manado maros masyarakat media Media Sosial medikids Mind Miss Deaf mom blogger Monetize multigrain musik Nunu Nunu Amir Nunu Talk oreo other pandangan pantai losari pemilu pengalaman personal branding Pesantren Impian Puisi pustaka kampung impian radio ramadhan RBT religi reportase resensi buku resep Resolusi Juara review robotic robotic process automation samsung galaxy s6 samsung galaxy s6 edge sehat Sekolah Blog SEO sharing sinarmas slice of life smart contract smartphone Social Media Song Hye Kyo Song Joong Ki sosial sponsored post startup strartup surat cinta untuk kartini tabungan online telkom university TelkomIndonesia Teman Wajib Anda time toefl toleransi Tourism transformasi digital traveling tutorial Tutorial Blog Tutorial Web Design uang panai unik uricran useetv video waktu webinar website wonderful Workshop Writing zenfone 9

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (12)
    • ►  February (7)
    • ►  January (9)
  • ▼  2023 (7)
    • ►  August (2)
    • ▼  July (2)
      • Balas Dendam yang Manis
      • Being A Representative At Advancing Disability Emp...
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (35)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (6)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (22)
    • ►  December (2)
    • ►  November (6)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2017 (26)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (75)
    • ►  December (2)
    • ►  November (14)
    • ►  October (8)
    • ►  September (13)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (13)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (3)
  • ►  2015 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (7)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (6)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (6)
    • ►  January (6)
  • ►  2011 (57)
    • ►  December (4)
    • ►  November (13)
    • ►  October (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)

Sidebar Ads

Total Pageviews

Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template