Mengapa ya membaca koran, majalah, ataupun novel selama berjam-jam kita tidak merasa berat. Sedangkan untuk membaca Al-Quran selembar pun terasa sangat sulit?
Mengapa
kita lebih akrab dengan Handphone daripada Al-Quran?
Mengapa
kita lebih betah membaca dinding Facebook dan Timeline di Twitter sedangkan
membuka Al-Quran saja enggan?
Benarkah membaca Al-Quran seberat itu?
Pada tanggal 12 November 2015 lalu, tulisan saya berjudul sama dengan postingan ini mejeng di salah satu harian lokal di Makassar yaitu harian Amanah. Alhamdulillah.
Membaca Al-Quran itu ada kenikmatan tersendiri loh. Bikin hati tenang dan damai. Tak berat jika kita mau memulainya dengan niat yang ikhlas.
Berikut artikel saya di harian Amanah, saya tulis ulang di blog ini. Semoga bermanfaat.
“Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya Al-Quran itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang yang membacanya” (H.R. Muslim)
Mengawali sesuatu yang baik memang sangat sulit. Godaan syaitan terlalu besar. Ada saja alasan-alasan yang syaitan bisikkan ke telinga kita, mengusik pikiran, dan melemahkan hati sehingga membuat kita malas. Mengkambing hitamkan kesibukan dan rutinitas harian yang super padat.
Al-Quran dibiarkan begitu saja, tertata manis dideretan rak buku berdebu dan usang. Kita kadang hanya menyentuhnya ketika Ramadhan tiba. Itupun meng-khatamkannya pun sulit.
Sebenarnya tak berat jika niat kita benar-benar tulus karena-Nya. Karena mengharapkan cinta-Nya. Karena mengharapkan syafaat dari Al-Quran. Karena Al-Quran adalah obat hati dan penyejuk hati.
Tips umumnya yang biasa disarankan agar bisa kholas setiap hari adalah tiap selesai shalat lima waktu membaca dua lembar atauempat halaman Al-Quran.
Setiap satu juz biasanya ada sepuluh lembar. Ba’da Isya usahakan tilawah empat lembar, ba’da Subuh tilawah tiga lembar, dan ba’da sholat Maghrib tilawah tiga lembar.
Jadi tak ada alasan kalau kita sibuk tak ada waktu untuk membaca Al-Quran. Sempatkan membaca tiga sampai empat lembar itu butuh waktu 15-20 menit.
Datang bulan bukan alasan untuk kita jauh dengan Al-Quran. Kita tetap bisa kholas dengan cara Tasmi ataupun Tarjim. Apa itu tasmi? Tasmi adalah mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran/ murottal per juz. Tarjim adalah membaca terjemahan Al-Quran per juz.