Aku bangga menjadi warga negara Indonesia. Sebuah negeri indah yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa dengan beribu pulau yang berderet indah dari Sabang hingga ke Marauke. Duhai, betapa elok negeri ini pesona alamnya yang tropis sungguh memanjakan mata. Gunung-gunungnya menjulang tinggi dengan gagahnya, sungainya berkelok indah, hamparan pepohonan menyejukkan raga, tanaman dan buah-buahan tumbuh subur di bumi pertiwi ini, berbagai keanekaragaman bahari dan hayati yang tersebar di penjuru nusantara, belum lagi kekayaan hasil tambang yang terkandung di perut buminya. Tak salah jika orang timur tengah yang datang berkunjung ke Indonesia mereka menjuluki negeri kita sebagai "Surga Dunia".
Kita sebagai orang Indonesia patut bersyukur karena Tuhan merahmati bumi Indonesia dengan berbagai keindahan dan kekayaan alam. Bukan cuma itu, Indonesia itu unik karena merupakan negara kepulauan dengan segala kebhinekaannya. Berbagai macam agama, etnis, ras dan suku hidup rukun dan damai. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki kurang lebih 1.128 suku bangsa. Wow, dengan jumlah suku yang banyak ini tentunya masing-masing suku melahirkan bahasa, budaya, tradisi dan adat istiadat yang berbeda-berbeda. Kita patut berbangga di tengah kemajemukan itu kita tetap bisa bersatu dan saling menghargai satu dengan yang lain.
Berbicara soal tradisi, meskipun suku-suku di Indonesia memiliki perbedaan adat istiadat dan budaya tapi ada satu tradisi yang hampir semua suku menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu tradisi mencium tangan orang yang lebih tua. Di negeri barat juga ada tradisi cium tangan tapi cium tangan seorang laki-laki kepada seorang wanita sebagai bentuk penghormatan kepada kaum hawa.
Tradisi mencium tangan orang yang lebih tua memang sudah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Sebuah bentuk penghormatan dan gambaran budi pekerti luhur yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Kita sebagai orang Indonesia patut bersyukur karena Tuhan merahmati bumi Indonesia dengan berbagai keindahan dan kekayaan alam. Bukan cuma itu, Indonesia itu unik karena merupakan negara kepulauan dengan segala kebhinekaannya. Berbagai macam agama, etnis, ras dan suku hidup rukun dan damai. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki kurang lebih 1.128 suku bangsa. Wow, dengan jumlah suku yang banyak ini tentunya masing-masing suku melahirkan bahasa, budaya, tradisi dan adat istiadat yang berbeda-berbeda. Kita patut berbangga di tengah kemajemukan itu kita tetap bisa bersatu dan saling menghargai satu dengan yang lain.
Berbicara soal tradisi, meskipun suku-suku di Indonesia memiliki perbedaan adat istiadat dan budaya tapi ada satu tradisi yang hampir semua suku menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu tradisi mencium tangan orang yang lebih tua. Di negeri barat juga ada tradisi cium tangan tapi cium tangan seorang laki-laki kepada seorang wanita sebagai bentuk penghormatan kepada kaum hawa.
Tradisi mencium tangan orang yang lebih tua memang sudah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Sebuah bentuk penghormatan dan gambaran budi pekerti luhur yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Saya sendiri sedari kecil sudah dididik untuk mencium tangan orang
yang lebih tua sebagai penghargaan dan sopan santun. Ketika berpamitan akan berangkat ke sekolah ataupun bepergian ke suatu tempat mencium tangan
orang tua adalah hal yang wajib dilakukan. Pada saat bertemu Paman ataupun
Bibi, Ibu/Bapak Guru, atau siapapun yang lebih tua dan dihormati
mencium tangan adalah sebuah keharusan.
Bukan pemandangan aneh lagi di Indonesia jika kita melihat
bayi-bayi berusia setahun sudah dididik untuk mencium tangan. “Yuk, salim/salaman
dulu sama om. Eitss.. salim ya pake tangan kanan” ataukah “Afika, cium tangan tante dulu dong. Tante sudah mau pulang
nih” dengan jemari mungilnya menjabat tangan orang dewasa tersebut, sedikit membungkukkan badan dan memonyongkan bibirnya
di punggung tangan orang yang disalaminya.
Di Jawa sendiri ada sebuah tradisi mencium tangan yang disebut
dengan Sungkeman. Sungkeman berasal dari kata sungkem yang berarti mencium
tangan dengan posisi setengah jongkok atau bersimpuh. Sungkeman ini menjadi
tradisi ketika hari raya Idul Fitri dengan tujuan untuk meminta maaf atas
segala kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang tua. Selain hari lebaran,
sungkeman ini biasa juga dilakukan pada acara pernikahan.
Di daerah
asal saya sendiri yaitu Makassar – Sulawesi Selatan, tradisi cium tangan kepada
orang yang lebih tua masih dilestarikan dengan baik.
Untuk lebih menyakinkan bahwa cium tangan adalah tradisi masyarakat Indonesia
saya melakukan riset kecil-kecilan. Saya sedikit mewawancarai beberapa teman
saya yang berasal dari beberapa daerah di luar Sulawesi Selatan misalnya Palembang, Padang, dan Banjarmasin dan ternyata
cium tangan kepada orang yang lebih tua adalah juga menjadi sebuah tradisi di daerah mereka.
Pernah
ada seorang wanita etnis Tionghoa yang bertanya padaku tentang tradisi cium
tangan ini. “Apakah tradisi cium tangan itu adalah tradisi
dalam agama islam?”. Saya pun menjawab “Setahuku bukan bu, itu sudah menjadi tradisi
turun temurun di masyarakat Indonesia”.
Sebenarnya
kalau mau dibilang budaya Islam tidak juga, entah darimana tradisi ini berasal.
Karena di negeri Arab sendiri cium tangan dulu pernah menjadi tradisi, terutama
cium tangan kepada Raja dan keluarga kerajaan. Tapi sejak tahun 2005, Raja Abdullah telah mengakhiri tradisi mencium tangan
keluarga kerajaan yang telah berjalan selama ini dan menilainya sebagai tradisi
impor. (Ehm... entah maksudnya impor darimana?)
Ibuku dulu pernah mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak
Katolik. Tradisi cium tangan kepada guru dan orang yang lebih tua juga
diajarkan sejak dini di sekolah tersebut. Jadi saya rasa tradisi ini tak
terbatas hanya bagi kalangan muslim saja, non muslim juga melakukan hal yang
sama.
Tradisi
cium tangan ini patut kita banggakan. Mengapa?
Karena
orang-orang di luar Indonesia kagum dengan tradisi ini. Saya membaca salah satu
artikel bertajuk “Guru Australia : Saya Kaget Murid Cium Tangan”. Beberapa Guru
asal Australia yang diberikan kesempatan untuk mengajar beberapa minggu di
Indonesia, mengaku banyak menemui hal menarik yang tidak mereka temui di negara
mereka. “Saya melihat murid-murid di Indonesia sangat menghormati guru mereka.
Jujur, saya kaget dengan tradisi murid-murid mencium
tangan saya sebagai bentuk penghormatan terhadap guru," tutur Emily
Sullivan, seorang pengajar dari Our Lady of Sacred Heart College, Adelaide, di
Jakarta.
Nah, terbuktikan bahwa tradisi cium tangan kepada orang yang lebih tua memang paling Indonesia.
Tradisi dan Budaya Indonesia harus selalu kita lestarikan karena itu adalah identitas kita sebagai orang Indonesia. Jangan biarkan arus globalisasi dan penetrasi budaya asing membuat nilai-nilai kesantunan dan kesopanan kita luntur. Siapa lagi yang bisa menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya Indonesia selain orang Indonesia sendiri. Jangan sampai kita baru menyadari sebuah budaya dan tradisi itu milik kita setelah di klaim oleh negara lain.
* Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog Paling
Indonesia