Nunu Amir Blog
  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Features
    • Berbagi
    • Review
      • Gadget
      • Produk
      • Webinar
      • Website
      • Buku
      • Kesehatan
    • Slice of Life
    • Buku Saya
    • Religi
    • Traveling
    • Resep
  • Contact Us
Aku bangga menjadi warga negara Indonesia. Sebuah negeri indah yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa dengan beribu pulau yang berderet indah dari Sabang hingga ke Marauke. Duhai, betapa elok negeri ini pesona alamnya yang tropis sungguh memanjakan mata. Gunung-gunungnya menjulang tinggi dengan gagahnya, sungainya berkelok indah, hamparan pepohonan menyejukkan raga, tanaman dan buah-buahan tumbuh subur di bumi pertiwi ini, berbagai keanekaragaman bahari dan hayati yang tersebar di penjuru nusantara, belum lagi kekayaan hasil tambang yang terkandung di perut buminya. Tak salah jika orang timur tengah yang datang berkunjung ke Indonesia mereka menjuluki negeri kita sebagai "Surga Dunia".

Kita sebagai orang Indonesia patut bersyukur karena Tuhan merahmati bumi Indonesia dengan berbagai keindahan dan kekayaan alam. Bukan cuma itu, Indonesia itu unik karena merupakan negara kepulauan dengan segala kebhinekaannya. Berbagai macam agama, etnis, ras dan suku hidup rukun dan damai. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki kurang lebih 1.128 suku bangsa. Wow, dengan jumlah suku yang banyak ini tentunya masing-masing suku melahirkan bahasa, budaya, tradisi dan adat istiadat yang berbeda-berbeda. Kita patut berbangga di tengah kemajemukan itu kita tetap bisa bersatu dan saling menghargai satu dengan yang lain.

Berbicara soal tradisi, meskipun suku-suku di Indonesia memiliki perbedaan adat istiadat dan budaya tapi ada satu tradisi yang hampir semua suku menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu tradisi mencium tangan orang yang lebih tua. Di negeri barat juga ada tradisi cium tangan tapi cium tangan seorang laki-laki kepada seorang wanita sebagai bentuk penghormatan kepada kaum hawa.

Tradisi mencium tangan orang yang lebih tua memang sudah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Sebuah bentuk penghormatan dan gambaran budi pekerti luhur yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.


Saya sendiri sedari kecil sudah dididik untuk mencium tangan orang yang lebih tua sebagai penghargaan dan sopan santun. Ketika berpamitan akan berangkat ke sekolah ataupun bepergian ke suatu tempat mencium tangan orang tua adalah hal yang wajib dilakukan. Pada saat bertemu Paman ataupun Bibi, Ibu/Bapak Guru, atau siapapun yang lebih tua dan dihormati mencium tangan adalah sebuah keharusan.

Bukan pemandangan aneh lagi di Indonesia jika kita melihat bayi-bayi berusia setahun sudah dididik untuk mencium tangan. “Yuk, salim/salaman dulu sama om. Eitss.. salim ya pake tangan kanan” ataukah “Afika, cium tangan tante dulu dong. Tante sudah mau pulang nih” dengan jemari mungilnya menjabat tangan orang dewasa tersebut, sedikit membungkukkan badan dan memonyongkan bibirnya di punggung tangan orang yang disalaminya.

Di Jawa sendiri ada sebuah tradisi mencium tangan yang disebut dengan Sungkeman. Sungkeman berasal dari kata sungkem yang berarti mencium tangan dengan posisi setengah jongkok atau bersimpuh. Sungkeman ini menjadi tradisi ketika hari raya Idul Fitri dengan tujuan untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang tua. Selain hari lebaran, sungkeman ini biasa juga dilakukan pada acara pernikahan.

Di daerah asal saya sendiri yaitu Makassar – Sulawesi Selatan, tradisi cium tangan kepada orang yang lebih tua masih dilestarikan dengan baik. Untuk lebih menyakinkan bahwa cium tangan adalah tradisi masyarakat Indonesia saya melakukan riset kecil-kecilan. Saya sedikit mewawancarai beberapa teman saya yang berasal dari beberapa daerah di luar Sulawesi Selatan misalnya Palembang, Padang, dan Banjarmasin dan ternyata cium tangan kepada orang yang lebih tua adalah juga menjadi sebuah tradisi di daerah mereka.  

Pernah ada seorang wanita etnis Tionghoa yang bertanya padaku tentang tradisi cium tangan ini. “Apakah tradisi cium tangan itu adalah tradisi dalam agama islam?”. Saya pun menjawab “Setahuku bukan bu, itu sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat Indonesia”.

Sebenarnya kalau mau dibilang budaya Islam tidak juga, entah darimana tradisi ini berasal. Karena di negeri Arab sendiri cium tangan dulu pernah menjadi tradisi, terutama cium tangan kepada Raja dan keluarga kerajaan. Tapi sejak tahun 2005, Raja Abdullah telah mengakhiri tradisi mencium tangan keluarga kerajaan yang telah berjalan selama ini dan menilainya sebagai tradisi impor. (Ehm... entah maksudnya impor darimana?)

Ibuku dulu pernah mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak Katolik. Tradisi cium tangan kepada guru dan orang yang lebih tua juga diajarkan sejak dini di sekolah tersebut. Jadi saya rasa tradisi ini tak terbatas hanya bagi kalangan muslim saja, non muslim juga melakukan hal yang sama.

Tradisi cium tangan ini patut kita banggakan. Mengapa?
Karena orang-orang di luar Indonesia kagum dengan tradisi ini. Saya membaca salah satu artikel bertajuk “Guru Australia : Saya Kaget Murid Cium Tangan”. Beberapa Guru asal Australia yang diberikan kesempatan untuk mengajar beberapa minggu di Indonesia, mengaku banyak menemui hal menarik yang tidak mereka temui di negara mereka. “Saya melihat murid-murid di Indonesia sangat menghormati guru mereka. Jujur, saya kaget dengan tradisi murid-murid mencium tangan saya sebagai bentuk penghormatan terhadap guru," tutur Emily Sullivan, seorang pengajar dari Our Lady of Sacred Heart College, Adelaide, di Jakarta.

Nah, terbuktikan bahwa tradisi cium tangan kepada orang yang lebih tua memang paling Indonesia.

Tradisi dan Budaya Indonesia harus selalu kita lestarikan karena itu adalah identitas kita sebagai orang Indonesia. Jangan biarkan arus globalisasi dan penetrasi budaya asing membuat nilai-nilai kesantunan dan kesopanan kita luntur. Siapa lagi yang bisa menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya Indonesia selain orang Indonesia sendiri. Jangan sampai kita baru menyadari sebuah budaya dan tradisi itu milik kita setelah  di klaim oleh negara lain.  


* Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog Paling Indonesia




Sebuah mimpi terkadang mempengaruhi mood kita keesokan harinya ketika kita telah terbangun dari tidur. Bertemu dengan beliau di alam mimpi sungguh mengobati kerinduan terhadap Puangku (panggilan untuk Ayahku). Tapi begitu ku membuka mata “ternyata hanya mimpi” kerinduan itupun kembali bahkan lebih rindu lagi. Dan sekarang aku makin merasa kesepian.

Sudah dua malam ini aku  memimpikan beliau, mungkin karena dua hari ini saya sakit. Beliau ingin menjengukku. Ya saya memang merindukan sosok beliau. Beliau seorang Ayah yang selalu sayang, peduli, perhatian, menganyomi, dan melindungi putri semata wayangnya.

Sayang sekali, sekarang beliau telah pergi bertemu sang penciptaNya. Aku menyayangi beliau tapi Allah lebih sayang padanya. Takdir itu harus kuterima dengan sabar dan ikhlas meskipun saya masih ingin melihat senyuman khasnya yang terkulum manis, mendengar suaranya memanggil namaku,  memegang tangannya, menyuapinya, menggunting kukunya, dan masih banyak lagi hal yang kurindukan.

Stroke telah menggerogoti tubuhnya selama 3 tahun. Sembilan bulan Puang tak dapat berjalan lagi, dia hanya bisa terbaring di tempat tidur. Sesekali beliau didudukkan di kursi roda jika ingin mandi, makan, menonton televisi, atau sekedar menikmati mentari pagi di teras rumah.  Tubuhnya makin lama makin kurus lemah tak berdaya. Padahal dulu sebelum beliau terserang Stroke badannya begitu kuat dan gagah.


Puangku seorang family men sangat sayang dan menomorsatukan keluarga. Sangat perhatian dan melindungi. Saya ingat dulu di masa-masa kuliah beliau selalu setia mengantar dan menjemputku dari dan ke kampus. Mencuci pakaian dan mengepel lantai rumah tak malu dilakoninya, tak seperti lelaki kebanyakan begitu punya istri segala pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh istrinya. Dalam keluarga kami semua punya tugas dan peran masing-masing dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Contohnya Ettaku (panggilan untuk ibuku) ke pasar dan memasak, Puangku mencuci pakaian, Saya menyapu, adikku yang pertama mengepel, dan adikku yang kedua membuang sampah.

Dulu Puangku tergolong perokok berat. Tapi begitu kedua adik lelakiku beranjak ABG beliau mulai berhenti merokok. Mengapa? Karena puangku ingin anak-anak lelaki ada yang merokok. Dia ingin memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Bagaimana mungkin kan beliau sendiri ingin melarang anaknya merokok tapi malah justru dia sendiri yang merokok.

Puangku seorang gentlemen, saya ingat sewaktu kecil. ketika itu hari minggu kami bepergian menggunakan Damri . Hari itu Damri sangat penuh, ada seorang perempuan tua yang berdiri di depan kami. Puangku pun berdiri dari tempat duduknya dan mempersilakan Ibu itu duduk di kursi yang beliau duduki. Sungguh memberikan teladan yang baik bagi anaknya.

Puangku seorang yang Jujur dan Bertanggung Jawab. Beliau seorang PNS di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu tugasnya adalah membuat soal Cerdas Cermat untuk SMP dan SMU yang ditayangkan di TVRI Makassar. Beliau melakoni tugasnya sebagai pembuat soal selama lebih dari 20 Tahun. Sudah banyak Kepala Sekolah yang ingin menyogoknya agar Puangku memberikan bocoran soal. Tapi Puangku tak pernah bergeming dengan iming-iming mereka. Bahkan saya anaknya sendiri ketika Sekolahku ikut acara Cerdas Cermat tersebut dan saya sendiri menjadi salah satu calon peserta, beliau tak memberikan bocorannya padaku.

Banyak hal yang masih ingin kutuliskan tentang beliau di postinganku ini, tapi saya tak sanggup melanjutkannya.... (nanti ya.. to be continue...)
Biarlah tulisan ini sebagai penawar rinduku. Miss U So Much Dad... Semoga engkau diberikan tempat terbaik di sisiNya. AMIN        

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena blog Butik Online Cahaya akhirnya bisa saya selesaikan.


Silakan kunjungi blog kami di :

http://butikonlinecahaya.blogspot.com/

Blog ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan di sana sini, contohnya saja fitur keranjang belanja (shopping cart) saya hapus karena masih ada error dengan scriptnya. Padahal saya sudah membuatkan akun Paypal agar pelanggan bisa melakukan pembayaran secara online. 

Butik Online Cahaya membantu Anda mendapatkan berbagai koleksi busana muslim, gaun pesta, dan tas branded berkualitas sekaligus trendy dengan harga grosir. Adapun produk yang tersedia di toko online ini antara lain: busana muslim, gaun pesta, busana trendy, jilbab, dan tas-tas branded berkualitas KW 1, Super, dan Original diperuntukkan bagi anda wanita masa kini yang ingin selalu tampil trendy dan cantik.

Butik Online Cahaya atau Cahaya Collection berlokasi di Pasar Grosir Butung Makassar Lt. 2 Blok D No.1 dan Blok K No.11 (Depan kantor pengelola). Untuk anda yang berada di daerah Makassar dan Sekitarnya silakan berkunjung ke toko kami.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi :
Contact Person : Nunu (082 192 753 785)
Pin BB : 29802CB2
email : inashopping31@gmail.com
atau like fans page kami : http://www.facebook.com/inacahayacollection




Pukul 9.30 WITA saya bergegas menuju Harian Fajar Lt. 4 Gedung Graha Pena untuk menghadiri Workshop From Friends From Far Away Land : Creative Writing With Khrisna Pabicara masih dalam rangkaian event Makassar International Writers Festival 2012. Saya pikir saya sudah menjadi salah seorang peserta yang terlambat  menghadiri workshop tersebut. Ternyata saya salah, sesampai di lantai 4 suasana masih hening dan sepi.


"Pagi Pak, tempat workshop MIWF-nya dimana?" Setengah ngos-ngosan saya bertanya kepada security yang menjaga lantai tersebut.

"Belum mulai mbak, silakan tunggu didalam" sembari menunjuk ke ruang lobby

Di lobby tersebut ada 4 kursi dan saya melihat ada dua orang pria yang duduk berbincang disana. Saya menuju ke tempat itu dan duduk di salah satu kursi yang tersisa. Pria yang duduk di samping saya adalah seorang pemuda yang bertubuh agak gemuk dan membawa kamera (mungkin wartawan pikirku) sedang pria satunya yang duduk di depan saja terlihat lebih dewasa, berbaju biru dan memakai kacamata. Saya pun menyapa mereka.

"Ikutan MIWF juga ya pak?" Tanyaku sok tahu
"Iya belum" Jawab pria berbaju biru dan berkacamata.

Saya membiarkan mereka melanjutkan obrolan mereka yang terpotong oleh ku. Saya pun sibuk dengan hp saya menjawab sms dan bbm. Sedikit nguping pembicaraan mereka, ternyata pria disamping saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.

Merasa bete menunggu, saya pun bertanya lagi.

"Belum ada yang datang ya pak, cuma kita bertiga?"
"Iya, masih sedikit yang datang, di dalam sih ada dua orang" Pria berbaju biru itu menjawab pertanyaanku dengan ramah
"Bentar siang ada acara book launch Sepatu Dahlan ya pak" 
"Iya, tapi sayangnya pak Dahlan Iskannya ga bisa datang, ada kesibukan lain" Memberikan informasi itu kepadaku saya pikir bapak ini adalah salah satu panitia MIWF
"Sayang sekali ya pak"

Saya pun kembali sibuk dengan HP saya.

Selang beberapa menit kemudian seorang wanita berjilbab datang dan menyalami bapak berbaju biru tersebut, mendengar obrolan mereka baru saya tahu bahwa bapak berbaju biru dan berkacamata itu adalah Khrisna Pabicara pengarang buku "Kisah Sepatu Dahlan"

Dalam benak saya, Astaga.... yang di depan saya ini seorang penulis dan sastrawan senior. Saya lupa tadi pagi tak sempat membaca koran fajar, padahal hari ini di kolom Maestro ada profil tentang pak Khrisna Pabicara kan lumayan bisa jadi bahan perbincangan.

Peserta pun mulai berdatangan, kami pun memasuki ruangan workshop.

Workshopnya berjalan cukup santai, cara pak Khrisna memaparkan materi sangat bagus dan mudah dipahami (ternyata setelah membaca profilnya beliau dulu seorang di Madrasah Aliyah Jeneponto).


Dalam tulisan kali ini saya ingin membagi ilmu yang beliau berikan kepada kami.
Pak Khrisna mulai mengawali materinya dengan menjelaskan tentang modal utama menjadi seorang penulis ada dua yaitu Rajin Membaca dan Rajin Menulis.

Dengan rajin membaca kita dapat memperkaya kosakata, pengayaan kosakata bisa meningkatkan kecerdasan linguistik kita. Beliau mencontohkan beberapa kalimat dimana kita sering mengabaikan partikel dalam sebuah kalimat  dan tentu itu mempengaruhi maknanya, misalnya :

Mahasiswa diajari toleransi                => kalimat yang salah
Mahasiswa diajari tentang toleransi   => kalimat yang benar

contoh lain

Saya mengajar bahasa Indonesia         => kalimat yang salah 
Saya mengajarkan bahasa Indonesia   => kalimat yang benar

Pak Khrisna juga mengungkapkan bahwa kelemahan terbesar dari seorang penulis adalah MALAS. Kalau mau menjadi seorang penulis "Lawan Kemalasan" itu. Saya pun mengamini kata-katanya dan terus terang saya tersentil dengan kata-kata beliau. Dengan dalih kesibukan saya akhir-akhir ini membuat saya malas menulis, lihat saja arsip blog ku bulan lalu hanya ada satu tulisan. Banyak orang yang jauh lebih sibuk dari saya tapi toh mereka bisa menyempatkan waktu untuk menulis. So... jangan malas Nu.... Move on dong.... Paksakan diri.... lawan kemalasanmu....

Untuk jadi penulis harus rajin menulis tentunya. Untuk menjadi seorang penulis selain memiliki kemauan kita harus juga memiliki kesungguhan salah satunya menurut beliau adalah membeli Kamus Bahasa Indonesia, yup tujuannya untuk memperkaya kosakata kita. Pak Khrisna sendiri mengaku saat ini telah memiliki 15 Kamus baik itu kamus Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Man Jada Wa Jadda siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Selain itu seorang penulis harus memiliki keberanian, rasa kurang percaya diri terhadap karya yang dibuat bahwa bukan tulisan yang bagus harus dihilangkan. Beliau mencontohkan seorang temannya memiliki hobi menulis cerpen tapi temannya tak berani mengirimkan cerpen tersebut ke media cetak, tanpa sepengetahuan temannya pak Khrisna mengirimkan cerpen temannya ke salah satu media cetak. Akhirnya cerpen kawannya diterbitkan, dan sejak saat itu kawan pak Khrisna merasa percaya diri bahwa karya yang dibuatnya bagus dan bisa diterima sehingga dia sering mengirimkan karya-karyanya di berbagai media cetak.

"Keberanian juga harus dibarengi dengan disiplin". Ungkapnya
Yup, disiplin untuk menulis setiap harinya. Ehm... apa saya bisa ya??? (Paksakan diri nu.... paksakan.... jangan malas)

Pak Khrisna juga banyak berbagi pengalaman selama beliau menulis novel kisah Sepatu Dahlan (Novel yang lagi naik daun dan ditulis hanya dalam waktu delapan hari). Pak Khrisna mengungkapkan bahwa sebelum menulis beliau membuat kerangka dan peta naskah. Metode ini sama dengan yang diungkapkan oleh A. Fuadi (pengarang novel "Negeri 5 Menara") pada event Kompasiana beberapa waktu lalu. Selain itu beliau membuat grafik emosi pembaca dan melakukan olah data.

Pada sesi pertanyaan saya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau (entah darimana keberanian saya muncul, biasanya dalam acara workshop saya termasuk pasif alias minder untuk bertanya). Saya bertanya tentang "bagaimana membuat kalimat awal yang baik?".
Dengan tegas beliau menjawab "Banyak Membaca". Banyak-banyaklah membaca novel dan cerpen, dan teliti bagaimana penulisnya membuat kalimat awal yang baik. 
Beliau pun membacakan kalimat pembuka dari salah satu bab di novelnya sendiri. Bukan cuma kalimat pembuka beliau bacakan tapi juga kalimat penutup. "Bukan cuma kalimat pembuka yang harus baik tapi kalimat penutupnya juga" Jelasnya.

Pukul 12.00 siang workshop pun selesai Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dari workshop ini. Terima Kasih pak Khrisna Pabicara. Sayang sekali saya tidak bisa menghadiri  acara launch book "Sepatu Dahlan" pada pukul 14.00. Hari ini saya sebenarnya kurang fit alias demam, saya memutuskan untuk istirahat saja di rumah. Makanya saya batalkan rencana saya untuk mengikuti berbagai event di hari terakhir MIWF 2012 ini.







Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME

POPULAR POSTS

  • One Day One Juz, Beratkah?
  • Ini Dia 10 Manfaat TOEFL TEST Yang Perlu Kamu Ketahui
  • Koleksi Beragam Jenis Model Baju Rompi Wanita Muslim
  • Allah Memanggil yang Mau, Rindu, dan Yakin
  • 7 Menu Sahur Praktis Untuk Anak Kosan
  • Resensi Novel Embun di Atas Daun Maple
  • Belanja Online Bayarnya Pakai Mandiri Clickpay, Mudah!
  • Surat Untuk Ayah
  • Bikin Foto Keren Pake Hape? Bisa!!!
  • Bernostalgia dan Ikut Merayakan Oreo 110th Birthday Celebration
Powered by Blogger.

Followers

Blog Archive

  • ►  2022 (35)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (6)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (22)
    • ►  December (2)
    • ►  November (6)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2017 (26)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (75)
    • ►  December (2)
    • ►  November (14)
    • ►  October (8)
    • ►  September (13)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (13)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (3)
  • ►  2015 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (7)
    • ►  January (3)
  • ▼  2012 (46)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (6)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ▼  June (4)
      • Tradisi Cium Tangan Memang Paling Indonesia
      • Coretan Kenangan Sebagai Penawar Rindu
      • Bloggerized By Me : Butik Online Cahaya
      • Workshop Creative Writing With Khrisna Pabicara
    • ►  May (1)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (6)
    • ►  January (6)
  • ►  2011 (57)
    • ►  December (4)
    • ►  November (13)
    • ►  October (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)

Sidebar Ads

Total Pageviews

Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template