Masih Menunggu Angkot

Hari ini saya baru menyadari dan saya agak sedikit menyesal mengapa saya baru menyadarinya. Ini bukan pertama kalinya saya menghadiri acara akad nikah, sebelumnya saya sudah beberapa kali menghadiri acara yang serupa. Mungkin karena saya mengikuti acara itu dengan begitu khidmat dan saya pun ikut terharu.



Ketika melihat sang mempelai laki-laki mengucapkan ijab qabul, terbersit dalam benak saya "Hidup sepasang anak manusia akan berubah 180 derajat ketika sang penghulu mengucapkan kata Sah. Hidup yang tak lagi sendiri, telah ada pendamping hidup yang Insya Allah akan menemani seumur hidup.
Hidup yang dijalani tak akan sama lagi seperti sehari sebelumnya. Kini amanah dan tanggung jawab ada di pundak sang suami dan istri. Amanah dan tanggung jawab yang dititipkan oleh Allah SWT bagi manusia-manusia yang terpilih karena sanggup menjalaninya. Berbagai pahala-pahala besar yang diberikan Allah melalui pernikahan sakinah mawardah wa rahmah. Beruntunglah bagi manusia-manusia yang telah diizinkan oleh Allah SWT untuk mengarungi bahtera pernikahan".

Saya masih berpikir lagi  "Jika Allah menitipkan amanah yang seperti itu, apakah saya sudah siap menjalaninya?". Saya berdialog dengan diri sendiri "Tentu saja Allah sudah menganggap saya sudah pantas mengemban amanah tersebut, bukankah Allah akan menguji hambanya sesuai kemampuannya".

Kegalauan saya beberapa hari yang lalu terjawab sudah. Jodoh itu adalah misteri Ilahi, dia merupakan salah satu dari tiga hal yang tidak pernah kita ketahui sampai kita mengalaminya yaitu rezeki, umur, dan jodoh. Jika belum diberi artinya Allah menganggap kita belum pantas untuk mengemban amanah mulia tersebut. Bersyukurlah Allah masih memberi kesempatan untuk memperbaiki dan menempa diri agar pantas dengan suami idaman kita kelak. Bukankah perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, begitu pula sebaliknya.

Saya jadi ingat pesan BBM salah seorang teman "Yakin saja Allah sedang menempa seseorang buat adik, biar bisa jadi imam nantinya. Kalau dikasih cepat-cepat nanti malah gak sesuai harapan".
Yup... benar sekali, selama masa penantian tetap sabar dan shalat, serta tetap berprasangka baik terhadap Allah karena segalanya telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz.
be patient and pray... slowly by sure.

Memiliki jodoh itu bukan soal tampang, bukan karena fisik, bukan karena materi, bukan karena tak laku (Emangnya barang). Jodoh itu karena memang belum diberi dan belum dapat izin dari sang pemberi jodoh.



Dalam sebuah catatan FB seorang teman saya. Dia mengibaratkan jodoh itu sama seperti menunggu angkot. 

"Mencari pendamping hidup layaknya seperti menunggu sebuah angkot. Saat menunggu sebuah angkot, kita kerap kali memilih-milih angkot yang akan kita tumpangi. Ada banyak alasan yang membuat kita menolak untuk menaiki sebuah angkot yang berhenti di depan kita, entah itu angkotnya sumpek, reot, gak ada musiknya, kursinya kurang empuk, dan sebagainya. Sampai pada akhirnya saat kita menatap jam, kita ternyata sudah terlambat. Pada saat itu kita akan menaiki angkot apa saja yang berhenti di depan kita tanpa memperhatikannnya dengan seksama. Tak jarang kita harus turun kembali padahal kita baru saja naik dikarenakan kita ternyata salah menaiki angkot, angkot yang kita tumpangi tidak searah dengan tempat yang kita tuju".

"angkot seperti apa yang sedang kamu tunggu?"

Dalam hal ini saya sependapat dengan jawaban teman saya,
"aku menunggu angkot yang bersih dan masih menyisakan tempat untuk aku duduk".  

So saya masih sabar menunggu angkot, yang Insya Allah jika sudah sampai pada waktunya angkot yang bersih dan masih menyisakan tempat duduk akan berhenti di depan saya.



   

10 comments

  1. Yah saya setuju dengan pengandaian diatas bahwa jodoh sama seperti menunggu angkot... keep writing brow..

    ReplyDelete
  2. cute juga pengibaratannya :) nunggu angkot.. klu era itu lagi macet hebat gmn dunk ?!?! :(

    ReplyDelete
  3. Insya Allah.. :)
    Dan jodoh adalah cerminan pribadi, bagi yang masih dalam tahap pencarian. Apa yang dilakukan sekarang, akan sangat berpengaruh ke depan nantinya. Misteri memang. Mungkin karena Tuhan sengaja, memberi kita kesempatan tuk terus memperbaiki diri hingga angkot itu tiba. Dengan sopir terbaik yang dipilihkanNYA. Agar perjalanan nanti tidak tersesat arah.. :)

    ReplyDelete
  4. insya allah mba, pasti ada ko angkot yang brenti ntar, :Dheheheheee
    kalo mba jadi kneknya mau ga????hehehee
    kan supir itu diibaratkan seperti suami ato pemimpin keluarga dan mba adalah kneknya, pendamping supir yang senantiasa membantu dan selalu mendampinginyaa, hehehheee
    sama kaya saya mba, saya juga lagi nunggu angkot nih, dan berharap ada angkot yang brenti, memberi ksempatan saya agar bisa berjalan dengn tujuan dan arah yang sama :D

    amin. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe... klu d tawari jd knek sy mau qiqiqiqiqi....

      Delete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam