Jelajah Kuliner di Kopitiam Oey Makassar

Hari Pertama Berkunjung ke Kopitiam Oey

"Lewat jalan Arief Rate ya pak", sapaku pada supir pete-pete yang akan kutumpangi.
"Iye", jawab supir tersebut.

Saya pun bergegas naik sambil berdoa semoga pete-petenya tidak terlalu lama nge-tem menunggu penumpang lainnya. Jam di tangan menunjukkan pukul 12.30 siang. Saya sudah minta izin di tempat kerja untuk keluar makan siang. Biasanya saya makan siang di kantor dengan membawa bekal ataupun membeli jajanan terdekat.

Saya menghubungi Lathifah via Whatsapp menanyakan dimana posisinya. Kami janjian makan siang bersama anggota Bloofers lainnya di Kopitiam Oey Makassar (KTO). 

Letaknya strategis di Jalan Arief Rate tepatnya nomor 23B, tak jauh dari Rumah Sakit Cathrina Booth. Mudah dijangkau dengan kendaraan umum. Dari tempat kerja saya di jalan Irian butuh waktu kurang lebih sepuluh menit untuk tiba di KTO.

Memasuki KTO kita akan disambut dengan nuansa oriental. Bagian depan adalah ruangan untuk bagi mereka para penghisap rokok (smoking area) dengan empat buah meja disana. Awalnya saya duduk di area ini sembari menunggu Lathifah dan teman-teman yang lainnya datang. Alasannya agar teman-teman dapat dengan mudah melihat saya ketika mereka datang.

Di seberang meja saya ada seorang pemuda sedang menikmati makan siangnya. Sekitar beberapa menit duduk di smoking area, saya pun berpindah ke ruang bagian dalam (bukan untuk perokok).

Wow... nuansa ruangannya keren dan unik menurut saya "Oriental dan Tempo Doeloe" sebuah perpaduan perpaduan yang unik. 

Seorang pelayan menghampiri meja saya dan memberikan daftar menu. Saya pun melihat daftar menunya. Pilihan saya jatuh ke Bakmi Godok Mbak Kirun. Untuk minuman, sebenarnya saya sangat tergiur menikmati Kopi Susu Indotjina seperti yang dinikmati seorang ibu yang duduk diseberang meja. Tapi mengingat saya bukan penikmat kopi lagi seperti dulu karena akan mengganggu kesehatan diri sendiri maka saya pun memilih air mineral saja.  

Sembari menunggu, saya memperhatikan interior ruangan ini. Dindingnya dihiasi berbagai poster zaman dulu. Langit-langitnya dihiasi dengan lampion dan sangkar burung yang ditutupi dengan kain merah. Di sudut ruangan ada meja yang penuh dengan majalah (bisa dibaca gratis oleh pengunjung). Di area kasir lebih unik lagi, penuh dengan barang-barang tempo doeloe seperti gramaphone, radio butut, kaleng-kaleng kerupuk, toples tua, pesawat telepon zaman dulu, dan guci-guci antik. Lagu-lagu keroncong yang mengalun lembut menambah nuansa tempo doeloe restoean ini. 

Mie Godok Mbak Kirun


Tak lama kemudian Lathifah pun tiba di KTO. Saya mengatakan padanya mungkin saya tidak akan lama disini karena izin makan siang hanya sampai pukul 13.30.  Tak lama berselang pesanan saya datang. Saya sendiri penasaran Mie Godok itu seperti apa? Ternyata sama seperti mie rebus :D
Tapi bedalah ini rasanya lebih makyus. Kuahnya berpadu dengan rasa udang. Saya sendiri penggemar seafood terlebih yang namanya udang. Saya sangat suka makanan yang ada udang didalamnya. 

Lama menunggu teman-teman yang lain belum datang. Saya pun pamit ke Latifah, saya tidak bisa terlalu lama nongkrong disini karena saya harus kembali bekerja. 
"Saya akan berkunjung ke sini di lain waktu :)" kataku pada Lathifah.
(Karena saya belum menikmati menu termakyus di restoran ini)


Hari Kedua Berkunjung ke Kopitiam Oey

Ketika ibu membaca status check in saya di Facebook, ibu saya juga minta diajak berkunjung ke KTO. Demi menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, beberapa hari setelah kunjungan pertama tepatnya pada hari minggu kami pun pergi ke KTO. 

"Menu paling enak disini apa?" Tanyaku kepada pelayan.
"Yang paling enak disini mbak Soto Tangkar Betawi" Sarannya.

Ibuku memesan Soto Tangkar dan saya memesan Mie Kari Bu Nirman. Untuk minuman ibu memesan Ijs Coklat Milo. 


Tak lama kemudian pesanan kami datang. Kami saling mencoba pesanan masing-masing.




Soto Tangkar Betawi

Saya mencoba Soto Tangkar Betawi, apakah benar sesuai kata pelayannya ini menu termakyus di restoran ini.

 Ternyata benar-benar makyus!!! Dan... satu hal yang saya sukai dari Soto Tangkar ini yaitu kuahnya yang kental dengan rasa yang nendang.
Lama saya tak merasakan Soto Tangkar Betawi, ingatan saya kembali ke masa lalu. Ketika masih bekerja di Jakarta, di samping kosan saya di daerah Grogol ada warung Soto Betawi yang selalu ramai penikmatnya. 



Mie Kari Bu Nirman

Beralih ke menu pesanan saya, Mie Kari Bu Nirman. Sebelumnya saya pernah mencoba Mie Kari di restoran lain beberapa waktu yang lalu. Dan saya penasaran dengan Mie Kari khas KTO, bagaimana dengan rasanya?

Mie kari-nya cukup enak. Rasa tak pernah bohong. Saya pribadi penggemar makanan gurih, yah namanya juga orang Makassar. Saya bukan tipe orang yang menyukai makanan manis. 

Untuk Mie Kari Bu Nirman menurut saya kuahnya kurang gurih dan terasa manis.Untuk lidah orang Sulawesi seperti saya sungguh tidak pas. 
Saran saya kedepannya soal rasa makanan bisa disesuaikan dengan lidah dan selera daerah setempat.

Untuk minuman, saya suka sekali  Ijs Milo-nya "Bukan Milo Biasa". Rasa coklat milo favorit saya berpadu dengan ice cream vanila. Ditambah lagi dengan kelapa dan avocado yang bercampur di minuman tersebut. Yupss.... ini minuman termakyuzzz....

Ijs Milo

Dua hari sudah menjelajah kuliner makyus di KTO Makassar, merasakan kuliner lezat sambil menikmati nuansa oriental dan tempo doeloe yang memikat. Berada di KTO serasa menjelajah lorong waktu dan kembali ke masa silam tahun 30-an. Jika anda pernah menonton film mandarin bernuansa shanghai klasik, yahh... kira-kira seperti itulah nuansa yang saya dapatkan di KTO.













2 comments

  1. Tawwa. Sampai ajakin bunda.
    Apa respon bunda kak?
    Nda berasa nostalgiajie? Hehe

    ReplyDelete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam