Nunu Amir Blog
  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Features
    • Berbagi
    • Digital
    • Review
      • Gadget
      • Produk
      • Webinar
      • Website
      • Buku
      • Kesehatan
    • Slice of Life
    • Buku Saya
    • Religi
    • Traveling
    • Resep
  • Contact Us



"Kenapa memilih Telkom University?"
Sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan orang-orang di sekililing saya sejak awal mendaftar beasiswa LPDP tahun 2022 lalu hingga saat ini. Pertanyaan ini juga dilontarkan oleh pewawancara ketika mengikuti tes substantif LPDP. 

Sebuah pilihan yang agak anti mainstream bagi penerima beasiswa LPDP hehe...
Dimana biasanya para awardee memilih melanjutkan pendidikan magister di kampus luar negeri ataupun memilih kampus negeri yang paling top jika mendaftar untuk beasiswa dalam negeri.

Ketika mendaftar beasiswa LPDP kita bisa memilih tiga perguruan tinggi dan program studi. Pada waktu itu urutan prioritas kampus tujuan saya, sebagai berikut:
  1. Telkom University dengan program studi Manajemen
  2. Universitas Bina Nusantara dengan program studi Manajemen
  3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan program studi Magister Manajemen
Benar-benar anti mainstream kan!  

Pilihan perguruan tinggi tersebut bukan asal-asalan loh. Hal ini sudah melalui proses riset dan pertimbangan yang matang. Sini saya beri bocoran! Salah satu tips agar bisa lulus beasiswa LPDP adalah kita sudah tahu betul diri ini pengen belajar apa? pengen fokus di bidang apa? passion-nya apa? Bukan hanya melihat ranking kampus ya, tapi yang terutama adalah kampus yang kita tuju tersebut memberikan ilmu yang sesuai dengan bidang yang ingin dipelajari. 

Di depan Gedung Marore
Kampus Tel-U Gegerkalong



Berikut 7 alasan saya memilih melanjutkan studi S2 di Telkom University:

1. Hanya Telkom University yang punya konsentrasi Digital Business Strategy

Saya tertarik dengan Ekonomi Digital dan Transformasi Digital. Sayangnya berdasarkan riset yang saya lakukan, di Indonesia belum ada program studi ataupun konsentrasi yang terkait dengan ekonomi digital, hanya ada mata kuliah peminatan Ekonomi Digital di beberapa kampus negeri. 

Saya cek lagi nih daftar perguruan tinggi di list LPDP, ternyata ada universitas swasta juga, salah satunya adalah Telkom University. Saya pun mengunjungi situs Magister Manajemen Telkom University (MM Tel-U). Ternyata MM Tel-U menawarkan beberapa konsentrasi, salah satunya adalah konsentrasi Digital Business Strategy. Menarik! Dan setahu saya, belum ada kampus di Indonesia yang punya konsentrasi ini.

Saya cari tahu lebih detail lagi terkait konsentrasi ini seperti mata kuliah yang akan dipelajari, kemampuan yang akan didapatkan oleh mahasiswa jika mengambil konsentrasi tersebut, dan siapa saja dosen-dosennya. Ternyata sesuai dengan apa yang ingin saya pelajari dan cukup ada hubungannya dengan ekonomi digital serta transformasi digital.

Selain itu, konsentrasi Digital Business Strategy juga bisa melengkapi ilmu saya ketika studi S1 Sistem Informasi, dimana saya mengambil peminatan e-Business. Jadi walaupun S1 dan S2 saya tidak linear (dari teknik ke ekonomi) setidaknya dengan mengambil konsentrasi tersebut saya berharap bisa cepat menyesuaikan.  

Suasana di Kelas



2. Informasi Terkait Program Studi sangat lengkap di Website

Salah satu yang bikin saya jatuh cinta dengan Telkom University adalah informasi yang disajikan di website kampus sangat jelas dan detail. Jika dibandingkan dengan website kampus lain, Telkom University paling TOP dah (soalnya saya sudah menjelajahi berbagai website kampus di Indonesia)

Saya dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang saya cari mulai dari informasi terkait program studi, konsentrasi, mata kuliah, profil dosen, informasi biaya kuliah, tata cara pendaftaran, kalender akademik, dan masih banyak lagi.  

3. Universitas Swasta Terbaik di Indonesia

Telkom University sudah sejak lama dikenal sebagai Universitas Swasta Terbaik di Indonesia. Didirikan oleh PT. Telkom sejak tahun 1990 yang merupakan gabungan tiga kampus yaitu MBA Bandung, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, dan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain. 

Untuk akreditasi Institusi Perguruan Tinggi berdasarkan BAN-PT, Telkom University merupakan Universitas Swasta Pertama di Indonesia yang meraih akreditasi UNGGUL. Bangga!

Telkom University memiliki 7 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Informatika, Fakultas Rekayasa Industri, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Fakultas Industri Kreatif, dan Fakultas Ilmu Terapan. Di dalam fakultas-fakultas tersebut terdapat 50 program studi yang terakreditasi oleh BAN-PT, sebanyak 53% program studi memiliki akreditasi UNGGUL. Keren ya! 


4. Akreditasi "Unggul" untuk Program Studi Magister Manajemen 

Senangnya lagi karena program studi yang saya tuju yaitu Magister Manajemen memiliki akreditasi UNGGUL oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA). 


5. Fasilitas Kampusnya Oke dan Ramah untuk Disabilitas

Kampus Telkom University Bandung ada dua lokasi yaitu Kampus Telkom University di Buah Batu dan Kampus Telkom University di Gegerkalong Hilir (khusus untuk Magister Manajemen). Apa saja fasilitasnya?
  • Asrama untuk Putra dan Putri yang aman dan nyaman
  • Fasilitas untuk Olah Raga dan Kesehatan yang terdiri dari jogging track, lapangan tenis, lapangan basket, lapangan voli, lapangan bulu tangkis, kolam renang, ruang gym, dan klinik pratama
  • Kafe dan Kantin
  • Open library
  • Language Centre
  • Student Lounge
  • Auditorium
  • Masjid Syamsul Ulum
  • Pendopo Tel-U
  • Terdapat fasilitas minibus yang bernama Tuc-Tuc untuk menjelajahi kampus Telkom yang luas banget
  • Book Store
  • Social Room
  • Fasilitas untuk minoritas
Open Libarary Tel-U



Selain itu kampus Telkom University ramah loh untuk penyandang disabilitas. Baik itu berupa fasilitas fisik yang sudah dirancang agar bisa diakses oleh penyandang disabilitas seperti ramp untuk pengguna kursi roda, parkir khusus disabilitas dan toilet khusus untuk penyandang disabilitas. Untuk sistem pembelajarannya pun aksesibel seperti:
  • Buddy: Komunitas relawan peduli tuna rungu yang berasal dari para mahasiswa yang bertugas sebagai note-taker selama perkuliahan
  • Layanan Konseling Online
  • Layanan Aplikasi Telkom University yang friendly user interface
  • Sistem pembelajarannya di desain sesuai dengan kurikulum inklusif
  • Peta akses disabilitas

6. Dosennya Keren-Keren

Waktu pertama kali stalking di websitenya Telkom Universitiy, saya kepoin latar belakang pendidikan dosennya yang wow keren banget, publikasi jurnal yang dilakukan, serta riset dari dosen tersebut. Para dosen yang mengajar di Telkom University memang berkualitas. Itu saya rasakan selama semester satu kemarin. Dosen-dosennya berasal dari akademisi dan praktisi yang mumpuni di bidangnya. Kelasnya juga selalu menarik dan mendukung keaktifan mahasiswa. Selalu hadir dan pulang tepat waktu. Jarang ada dosen yang bolos, kalau pun tidak hadir benar-benar diganti di hari lain. Selain itu di tiap semesternya ada acara Industrial Experts Week dimana mengundang dosen-dosen tamu yang merupakan praktisi di bidangnya baik dari dalam maupun luar negeri.

Industrial Experts Week



7. Sistem Pembelajaran

Pembelajaran di Telkom University di dukung juga dengan fasilitas Learning Management System atau LMS, aplikasi iGracias (aplikasi untuk keperluan kemahasiswaan), email kampus untuk tiap mahasiswa, layanan office 365 gratis, dan akses gratis untuk jurnal-jurnal internasional.

Keren kan kampus saya!




Oke, terus bagaimana dengan alumninya?
Alumni Telkom University sudah banyak yang terserap di dunia kerja baik itu di sektor pemerintahan, BUMN, dan swasta. Banyak juga yang mendirikan Start Up.


Gimana tertarik jadi mahasiswa Tel-U?

Ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!


Sumber: website Telkom University





Halo teman-teman semua,

Sudah bulan Agustus saja nih, hawa-hawa menyambut hari Tujuh Belas Agustus semakin terasa. Yup, apalagi yang ikutan nge-war untuk daftar upacara bendera di Istana Merdeka terasa banget antusiasme masyarakat Indonesia untuk ikut merayakan hari kemerdekaan. Sayang sekali, saya sudah berusaha daftar tapi tetap tidak kebagian. Ya sudahlah, belum rezeki ya! Mungkin nanti bisa ikutan kalau upacara benderanya di IKN heehee...

Forget for a moment my failure to hunt for an invitation to the independence ceremony. 
Kembali ke laptop! Postingan kali ini saya ingin sharing tentang TOLERANSI. 

Seperti kita semua ketahui, Indonesia akan berulang tahun yang ke-78. Ibaratnya manusia, usianya sudah kakek-kakek ya, dengan umur segitu tentunya manusia akan semakin matang dan bijak. Indonesia adalah sebuah negeri yang tak ada duanya. Negeri yang amat sangat kaya. Kaya akan sumber daya alam, tanah dan lautannya membentang dari timur ke barat dan tentunya dengan pemandangan yang sangat indah, penuh dengan keberagaman mulai dari agama, suku, etnis, bahasa, budaya, adat istiadat, kuliner, dan sebagainya. Hebatnya kita mampu menjaga kebhinekaan itu dan hidup damai berdampingan satu sama lain. Bhineka Tunggal Ika, sebuah semboyan yang selalu ditanamkan kepada seluruh rakyat indonesia sebagai landasan persatuan dan kesatuan. Bangga dengan Indonesia!   

Tentunya hal ini terjadi karena sikap toleransi dari seluruh rakyat Indonesia. Pengertian toleransi secara luas oleh Wikipedia adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang "tidak menyimpang dari hukum berlaku" di suatu negara, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain selama masih dalam batasan tertentu. 

Konon katanya, sejak Pemilu 2019 sikap toleran masyarakat Indonesia mulai tergerus. Apakah benar seperti itu?
Berdasarkan hasil survei dari Litbang Kompas, sebanyak 62,2% responden menilai masyarakat Indonesia cukup toleran, 10,4% responden menilai masyarakat Indonesia sangat toleran, 18,7% responden menilai tidak toleran, 4,3% responden meniliai sangat tidak toleran, dan 4,4% tidak tahu.

Dari survei dapat dilihat bahwa persentasi sikap toleran masyarakat Indonesia masih terjaga. Eitss.. jangan merasa jumawa dulu, kalau di total sikap tidak toleran 23%, itu nilai yang cukup besar bukan dan patut diwaspadai. Menurut survei dari Litbang Kompas, persentase terbesar penyebab tergerusnya rasa toleransi masyarakat Indonesia karena maraknya penyebaran hoaks di internet dan sosial media sebesar 37,6%. 

Saya tipe yang gemar membaca komentar netizen ketika ada sebuah postingan di media sosial. Kalau baca komentar para netizen atau mungkin mereka buzzer penebar kebencian, Ya Allah saya banyak-banyak istigfar biar ga emosi sambil dalam hati berkata, mereka mau ya di bayar untuk hal seperti ini. Mereka apa ga mikir panjang dampaknya akan seperti apa, yang penting dapat cuan... cuan... cuan...

Apakah sikap intoleran di dunia nyata segaduh di dunia maya?
Saya rasa tak seseram itu. Toleransi di kehidupan nyata masih aman terjaga.

Depend on my life experience, sejak kecil saya sudah diajarkan untuk bertoleransi terhadap orang yang berbeda suku, agama, etnis, adat dan budaya. Let me share my stories and experiences of tolerance. 

Didoakan oleh Pendeta dan Jamaat-nya

Based on my mom story. Ketika masih bayi, saya sudah menjalani berbagai macam operasi. Waktu itu di rumah sakit tempat saya dioperasi, Ayah saya bertemu dengan orang Papua yang baru saja mengalami kecelakaan. Tahun 80-an, belum secanggih sekarang, jika ada musibah bisa langsung menghubungi sanak saudara. Di masa itu, boro-boro smartphone, telepon rumah pun masih jarang. Akhirnya Ayah menawarkan bantuan untuk menemui sanak sodara korban kecelakaan tersebut. Kebetulan korban memiliki saudara di Makassar, tepatnya di daerah Daya. 

Singkat cerita, korban berhasil bertemu dengan saudaranya di rumah sakit. Saudara korban ternyata adalah seorang pendeta. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Ayah saya, sang pendeta ingin mendoakan saya sebelum menjalani operasi. Setelah orang tua saya berkonsultasi dengan saudara yang lebih paham tentang agama, mereka pun mengizinkan agar saya didoakan oleh pendeta tersebut bersama beberapa jamaatnya.   

Didoakan oleh Bos Non Muslim

Sebelum resign dan merantau ke Jakarta untuk berkarir sebagai ASN, saya bekerja sebagai karyawati di salah satu perusahaan ekspedisi peti kemas. Ownernya sangat baik, terus terang saya betah bekerja disana. Di hari terakhir saya bekerja, sebelum pulang, bos saya ingin mendoakan saya. Saya merasa terharu, baru kali ini saya resign dari perusahaan dan bosnya dengan ikhlas hati melepas saya dengan doa. "Nunu, berdoa sesuai keyakinanmu, saya berdoa sesuai keyakinan saya" kata beliau. 

Masha Allah, indahnya toleransi!

Terkait hukum dalam Islam jika didoakan oleh non muslim, silakan cari di Google ya. Sejauh yang saya tahu boleh-boleh saja, tetapi ada syarat-syaratnya.

Berteman dan Bergaul dengan Teman-Teman Non Muslim  

Meskipun saya penyandang disabilitas, orang tua saya tak pernah menyembunyikan. Justru saya diajari bersosialisasi sejak dini, sering dibawa kemana-mana termasuk ke sekolah tempat Ibu mengajar. Ibu saya mengabadi selama 18 tahun di TK Katolik Santa Maria. Sekitar usia 3-4 tahun saya sudah bergaul dengan anak-anak non muslim dan ikut juga masuk ke kelas. Secara tidak langsung ibu saya mengajarkan toleransi dan inklusivitas kepada saya dan anak didik-nya.

Beranjak dewasa dan merantau, bertemu dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang membuat pergaulan saya lebih beragam. Teman main dan teman dekat saya ada beberapa yang non muslim.

Apakah ada masalah?
Tentu tidak, justru disanalah saya bisa merasakan indahnya toleransi. Misalnya ketika jalan ke mall bareng, ketika waktunya sholat teman saya dengan senang hati menemani hingga di depan mushola dan menunggu sampai kelar sholat.

Atau jika kami jalan di hari Minggu, teman saya punya jadwal ibadah sore, tentunya saya tidak menghalanginnya dong untuk ke gereja. 

Jika kami menginap sekamar di hotel, kami saling bertoleransi ketika saya akan sholat/baca Al-Quran ataupun ketika teman saya akan berdoa pagi, membaca Al-Kitab ataupun mendengarkan lagu rohani.

Kalau bagi saya, toleransi terhadap hal-hal tersebut tidak masalah karena mendengarnya pun Insya Allah tidak akan mengurangi rasa keimanan saya terhadap Allah SWT dan Rasulnya. Semoga Allah terus menjaga keimanan dan keislaman saya.

Yang aneh adalah ada sebagian kecil dari masyarakat Indonesia yang anti ataupun merasa terganggu dengan rutinitas ibadah atau rohani agama lain. Bahkan ada yang lebih fanatik lagi, memblok lingkungannya agar tidak ada agama lain selain agama mereka yang tinggal disana. Ada rasa takut, khawatir, dan curiga berlebihan.

Justru menurut saya ketika kita mengaku beriman dan taat dengan agama yang dianut tentunya harus dibarengi dengan sikap toleransi terhadap orang yang berbeda agama dengan kita. Rasulullah saja memberikan teladan kepada kita tentang cara bertoleransi. Mengapa kita tidak mencontohnya? 


Berada di Lingkungan yang Berbeda Suku dan Adat Istiadat

Saya asli Bugis, meskipun begitu di keluarga besar saya cukup beragam dan open minded. Tidak seperti orang Bugis zaman dulu dimana harus menikah dengan sesama orang Bugis bahkan sesama sepupu juga dinikahi. Hal ini dilakukan katanya biar darahnya tidak bercampur dan hartanya tidak jatuh ke orang lain.

Orang tuaku membebaskan kami anak-anaknya menikah dari suku manapun, tidak harus dari suku yang sama. Wal hasil adik pertama saya menikah dengan perempuan berdarah Bugis Jawa, dan adik bungsu saya menikah dengan perempuan berdarah Jawa. Ayah sambung saya juga berasal dari suku melayu Belitung. 

Ketika adik-adik saya menikah, terjadilah akulturasi budaya. Pestanya memakai adat Bugis, Jawa, dan Belitung. Seru loh!

Pada waktu saya syukuran rumah di Bojong Gede, ibuku menyarankan agar melaksanakan syukuran sesuai dengan adat dan budaya penduduk setempat. Yang tentu saja acara syukurannya agak berbeda dengan adat di Makassar, dan saya melakukan saran tersebut. 

--------

Cukup buka mata, buka hati, buka tanganmu, dan saling bergenggaman. Berbeda bukan untuk saling bermusuhan, meskipun berbeda kita tetap bisa berjalan beriringan. 

Itu cerita pengalaman saya akan toleransi. 
Kalau kamu, bagaimana?

 


Newer Posts Older Posts Home

Verified Blog

Seedbacklink

Search This Blog

ABOUT ME

POPULAR POSTS

  • FOODCRAFT MULTIGRAIN, Sumber Makanan Sehat dan Kaya Serat
  • Review Novel Me Before You, Ketika Cinta Saja Tak Cukup
  • REVIEW FILM PESANTREN IMPIAN
  • Pustaka Kampung Impian: Menyalakan Literasi di Ujung Barat Nusantara
  • Give Away Blog Nunu Sang Pemimpi
  • My Blogging Journey, Karena Hidup adalah Belajar dan Berbagi
  • [Review] Film Uang Panai Maha(R)L, Fenomena Sosial yang Diangkat Ke Layar Lebar
  • Sulitnya Mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabilitas
  • Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas | Menengok Aksesibilitas Di Kota Makassar
  • Cara Meletakkan Label Pada Menu Navigasi
Powered by Blogger.

Followers

Labels

agritech ai aksesibilitas artificial intellegence asuransi asus Award baju distro baju lebaran Bantimurung Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan BCA beasiswa lpdp berbagi bihun goreng blockchain blogger Blogger Nusantara Blogger Perempuan bloggerday blogging blogholicid bloglicious bodysuit bts bubur bubur manado budaya Buku busana muslim buzzer casio cerita challenge cheddar cloud computing Curhat Descendants of The Sun digital digitalisasi disabilitas Disclosure doa anak doa bangun tidur drama korea E-Business e-voting Email film fotografi gadget galaukan setan Gerak Jalan Santai handsock hijab HUT Sulawesi Selatan IndiHome indonesia Info Info. Blogging inovasi internet internet provider iot job review kartu AS kecerdasan buatan keju kesehatan Kipas Angin Miyako klinik komunitas kopdar kraft Kucing Kuliah kuliner laptop LAPTOP GAMING lebaran Lomba lpdp makanan indonesia makassar manado maros masyarakat media Media Sosial medikids Mind Miss Deaf mom blogger Monetize multigrain musik Nunu Nunu Amir Nunu Talk oreo other pandangan pantai losari pemilu pengalaman personal branding Pesantren Impian Puisi pustaka kampung impian radio ramadhan RBT religi reportase resensi buku resep Resolusi Juara review robotic robotic process automation samsung galaxy s6 samsung galaxy s6 edge sehat Sekolah Blog SEO sharing sinarmas slice of life smart contract smartphone Social Media Song Hye Kyo Song Joong Ki sosial sponsored post startup strartup surat cinta untuk kartini tabungan online telkom university TelkomIndonesia Teman Wajib Anda time toefl toleransi Tourism transformasi digital traveling tutorial Tutorial Blog Tutorial Web Design uang panai unik uricran useetv video waktu webinar website wonderful Workshop Writing zenfone 9

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (35)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (12)
    • ►  February (7)
    • ►  January (9)
  • ▼  2023 (7)
    • ▼  August (2)
      • Ini Dia 7 Alasan Kenapa Harus Studi S2 di Telkom U...
      • Cerita tentang Indahnya Toleransi
    • ►  July (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2022 (35)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (6)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (5)
    • ►  April (1)
    • ►  February (5)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (22)
    • ►  December (2)
    • ►  November (6)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (18)
    • ►  November (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2017 (26)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (75)
    • ►  December (2)
    • ►  November (14)
    • ►  October (8)
    • ►  September (13)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
    • ►  June (13)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (3)
  • ►  2015 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
  • ►  2013 (32)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (7)
    • ►  January (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  December (1)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (6)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (6)
    • ►  January (6)
  • ►  2011 (57)
    • ►  December (4)
    • ►  November (13)
    • ►  October (14)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)

Sidebar Ads

Total Pageviews

Subscribe To

Posts
Atom
Posts
All Comments
Atom
All Comments

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template