Nunu Amir Blog
  • Home
  • About
  • Disclosure
  • Features
    • Berbagi
    • Digital
    • Review
      • Gadget
      • Produk
      • Webinar
      • Website
      • Buku
      • Kesehatan
    • Slice of Life
    • Buku Saya
    • Religi
    • Traveling
    • Resep
  • Contact Us
Happy b'day Bloof! Ga terasa ya Bloof telah memasuki tahun ke-4, ibarat balita nih  lagi imut-imutnya dan lagi lucu-lucunya. Sama seperti anggotanya (bloofers) imut-imut dan lucu-lucu asal jangan amit-amit ya (woew... bahaya nanti saya di kandatto' sama kakak admin).



Btw, buat para pembaca yang penasaran dan belum tahu apa itu Bloof, Bloof adalah singkatan dari Blog Of Friendship, yang maknanya menjalin persahabatan antar sesama blogger. Selama 3 tahun lebih gabung di Bloof (lupa gabungnya bulan berapa) banyak hal yang saya dapatkan salah satu diantaranya teman-teman yang baik yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan (sesuai namanya kan).

Diantara komunitas yang saya ikuti, selain IIDN, Bloof adalah komunitas yang paling sering saya hadiri kopdarnya. Selain kopdar antar anggota, Bloof juga sering mengadakan kegiatan sosial antara lain buka puasa bareng dengan anak jalanan dan anak-anak panti asuhan.

Berikut beberapa moment yang terabadikan dalam beberapa foto hal-hal seru yang saya lalui selama 3 tahun bergabung di bloofers Makassar


Kopdar perdana saya bersama Bloofers Makassar




Piknik Bareng di Pulau Kodingareng Keke




Buka Bersama di Panti Asuhan


Foto Bareng Di Elegan



Ultah Ke-2 Bloof di Bantimurung



Kopdar Bareng Presenter Metro TV



Ultah Bloof ke-4 di rumahnya pipi



Happy B'day Bloof
Semoga Tetap Eksis dan Semakin Eksis
Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil boleh dibilang adalah impian sebagian besar rakyat Indonesia berusia produktif. Setiap tahun seleksi penerimaan CPNS di gelar dan peminatnya tetap membludak.
Persaingan pun kian ketat tiap tahunnya. 

Untuk tahun 2014 Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyediakan 300 kuota CPNS khusus untuk penyandang disabilitas. 

Setelah membaca pengumumannya di salah satu sosial media 4 November 2014 lalu. Saya pun mengunduh persyaratan dan formasinya.  Setelah membacanya Insya Allah bisalah memenuhi persyaratan yang diminta. 

Ini bukan kali pertama saya mendaftarkan diri dalam seleksi CPNS di Kementerian Sosial. Tepatnya pada tahun 2007 dan 2010 saya mencoba mendaftar tapi sayang selalu gagal di seleksi administrasi.
Di tahun ini saya ingin mencoba peruntungan, siapa tahu hoki :)

Saya pun melakukan pendaftaran online di portal CASN. Alhamdulillah berjalan lancar. Setelah mendapatkan nomor registrasi dan formulir pendaftaran, saya pun melengkapi berkas-berkas yang harus dilampirkan. 



Saya ke kampus untuk legalisir ijazah, transkrip nilai, dan surat akreditasi jurusan. Kemudian ke studio photo untuk photo terbaru berlatar biru, dan melengkapi berkas lainnya sebagai persyaratan.
Setelah hampir semuanya lengkap, masih ada satu berkas yang kurang. Poin 10 "Surat Keterangan dari dokter yang menyatakan jenis disabilitas (1 rangkap guna mempermudah identifikasi, penyiapan lokasi ujian dan aksesibilitas yang mendukung".

Surat keterangan inilah yang amat sangat sulit untuk didapatkan. Berikut pengalaman saya : 

Pertama, saya pergi ke dokter praktek umum tempat saya biasa memeriksakan diri ketika kurang sehat. Tapi sayang dokter tersebut mengatakan tidak bisa  membuat "Surat Keterangan Jenis Disabilitas". Saya disarankan untuk ke rumah sakit umum milik pemerintah.

Besok paginya, saya mencoba ke dokter Puskesmas. Siapa tahu dokter Puskesmas bisa memberikan Surat Keterangan tersebut. Setelah sekian lama antri ujung-ujungnya dokter Puskesmas juga menolak dan menyarankan hal yang sama seperti dokter pertama tadi. 

Saya berusaha mengingat-ingat siapa teman  yang bekerja di rumah sakit yang bisa membantu untuk mempermudah mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabilitas. 
Saya pun menelpon teman kuliah yang bekerja di Rumah Sakit Pelamonia. Setelah berbincang lama dan menjelaskan segalanya Alhamdulillah dia mau membantu saya. 

Hari berikutnya saya ke rumah sakit Pelamonia. Kami ke ruang dokter orthopedi. Sayang pagi itu dokternya tak ada di tempat. Katanya lagi ke luar kota. Pada saat itu hari jumat, mantri yang ada di ruangan itu meminta agar saya datang hari senin.

Senin pagi sebelum berangkat ke rumah sakit Pelamonia, Saya menghubungi teman saya apakah dokter orthopedi sudah ada di tempat atau belum. Setelah beberapa menit menunggu jawaban, teman saya BBM katanya dokter Orthopedi juga tidak bisa memberikan Surat Keterangan Jenis Disabilitas.

Oh... my God...
Mengapa begitu sulit mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabilitas???
Saya sudah mulai menyerah, saya tidak mungkin terlalu banyak izin di kantor.

Setelah menghubungi beberapa teman, mereka menyarankan untuk ke rumah sakit Pemerintah seperti Rumah Sakit Labuang Baji dan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.

Selasa pagi saya memilih ke rumah sakit Labuang Baji karena cukup gampang diakses dengan transporatasi umum.

Setelah sekian lama antri di loket untuk registrasi, saya pun mendapatkan kartu registrasi dengan biaya administrasi sebesar Rp. 35.000,-
Pegawai loket memberikan petunjuk agar saya ke bagian Medical Check Up di lantai 2. 
Sampai di ruang Medical Check Up hanya ada seorang pegawai di sana. 

"Dokternya belum datang. tunggu ma ki sampai jam 9". Kata pegawai tersebut.

Astagfirullah, inilah yang saya takutkan pengurusannya lama dan berbelit-belit sehingga saya harus izin lagi di kantor.

Setelah duduk menunggu di koridor rumah sakit selama setengah jam, pukul 9.00 sang dokter belum datang juga. Saya menunggu setengah jam lagi, dokternya baru datang jam setengah sepuluh lewat.

Setelah di tanya tujuan pengurusan, saya pun menjelaskan dan memperlihatkan Poin 10 yang saya sebutkan diatas. 
Beliau pun memeriksa fisik saya yang mengalami disabilitas, dan memberikan rujukan untuk pergi ke beberapa poli antara lain poli THT, poli syaraf, dan poli Orthopedi.

What!!!!
Ribet amat ya?

Pertama, saya ke poli THT di lantai 2. Sesampainya di poli THT, suster yang ada di poli tersebut menyarankan saya ke poli sesuai urutannya. Urutan Pertama adalah poli Orthopedi, kedua poli THT, ketiga poli syaraf. 

Saya pun turun ke lantai 1 tempat poli Orthopedi. Suster yang ada di sana komplain karena saya hanya membawa surat pengantar dari dokter dan kartu registrasi tanpa menyertakan map. Saya di suruh ke loket untuk meminta map.

Setelah mendapatkan map saya ke poli Orthopedi lagi. Susternya menyarankan lagi agar saya ke poli THT dulu karena dokter lagi sibuk.

"Sus, tadi saya ke poli THT, tapi saya di suruh ke sini dulu". Saya mulai kesal karena merasa di ping pong sana sini.

"Ke THT ma ki dulu. Daripada lama ki menunggu disini". Saran susternya.

Saya pun naik ke lantai 2 lagi tempat poli THT berada.
Syukurnya saya tidak di ping pong lagi.

Sebelum tes pendengaran. Dokter THT memeriksa telinga saya.
Setelah di senter ternyata ada kotoran telinga yang membeku (padahal saya rajin loh bersihkan telinga).

"Loh kok di korek?!?" kataku dalam hati. Saya berteriak kecil karena tak dapat menahan sakit.

"Saya beri resep obat tetes ya, tetes dulu telinganya nanti hari jumat balik lagi ke sini dan dibersihkan kembali". Kata bu dokter.


Ini bukan kali pertamanya saya ke dokter THT. Kok cara penanganannya untuk membersihkan telinganya beda ya. Di dokter praktek THT tempat saya biasa memeriksakan diri, beliau membersihkan kotoran telinga yang membeku dengan menyemprot  air dan menggunakan alat pengisap prosesnya hanya beberapa menit. Pendengaran langsung jernih setelah dibersihkan.
Dan saya di suruh balik lagi ke sini hari jumat, itu artinya tanggal 21 november 2014. Terakhir pengiriman berkas tanggal 23 november 2014 cap pos. Sudah sangat mepet waktunya.

Di Poli THT saya dikenakan biaya Rp. 50.000,- untuk pemeriksaan tadi.

Setelah itu saya ke lantai 1 lagi ke poli Orthopedi. Dokter masih sibuk. Saya disarankan ke poli syaraf dulu. Sebelum masuk ke ruang poli syaraf ada suster yang berjaga di depan. Dia memeriksa untuk tensi tekanan darah. Alhamdulillah normal.

Ruangan poli syaraf sangat ramai. Bukan ramai karena pasien, tapi ramai dipadati dokter-dokter muda. Pemeriksaannya bagi saya cukup mudah dan tes sederhana saja. Tidak memakai peralatan canggih. Memeriksa bola mata, motorik tangan (dengan menulis dan melengkapi gambar ataupun titik-titik), daya ingat, berhitung, dan lain-lain. Alhamdulillah hasilnya normal saya tidak mengalami gangguan syaraf.

"Bisa ja ki menulis di'" kata dokternya ketika saya mulai memegang pena saat mengisi soal tes

"Dok, dua tangan saya ini memang kelihatan tidak normal. Tapi saya bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah, menulis, dan mengetik". Terang saya.

Dan membuat saya amat sangat kaget. Biaya untuk semua pemeriksaan dan tes sederhana tersebut sebesar Rp. 302.000,-

What!!! uang yang saya bawa tidak cukup. Saya pun menelpon ibu saya agar bisa datang ke rumah sakit dan memberi uang tambahan.

Saya pun kembali ke poli Orthopedi. Kali ini dokter sudah tidak ada di tempat. Kata susternya lagi ada operasi. Saya disuruh kembali lagi besok. OMG... besok lagi.
Saya pun bertanya kepada suster tersebut berapa biasanya biaya yang harus dibayar untuk pemeriksaan orthopedi, agar besok saya bisa menyiapkan dananya. Katanya kalau orthopedi jika ada pemeriksaan menggunakan foto rontgen biayanya Rp. 200.000 per sekali foto. What!!!!

Malam harinya saya ke dokter THT untuk membersihkan telinga. Kalau pake obat tetes dan harus menunggu sampai hari jumat, terlalu mepet waktunya. Bisa-bisa berkas saya sudah tidak bisa di kirim.

Hari kedua pengurusannya. Saya ke poli THT lagi, tapi dokternya belum datang, saya di sarankan ke poli Orthopedi dulu . Saya pun turun ke lantai 1  dokter Orthopedi juga belum datang. Suster menyarankan agar saya menunggu di poli THT. Astagfirullah...
Ambil positifnya saja bisa olah raga pagi naik turun tangga.

Saya ke poli THT lagi. 

"Tunggu ki sebentar, dokter belum datang karena mau diperiksa telinga ta". Kata susternya.

"Telinga saya sudah bersih sus, semalam saya ke dokter THT untuk membersihkan. Kalau saya pake obat tetes terlalu lama menunggu hingga hari jumat". Jelas saya.

"Oh... kalau bersih mi telinga ta bisa mi di tes pendengaran ki. Kalau dokter untuk tes pendengaran sudah datang".

Setelah di tes saya diberi surat keterangan yang harus ditandatangani oleh dokter yang belum datang. Dan suster tidak tahu dokter datang jam berapa.  Jadi map saya harus di simpan dulu. Benar-benar menguji kesabaran ya.

"Atau begini sus, bisa saya bawa map ku dulu, karena saya mau ke Orthopedi. Nanti kalau selesai pemeriksaan orthopedi saya bawa kembalikan ke THT". Jelasku dan suster menyetujui.

Sesampai di poli Orthopedi, dokternya belum juga datang.

"Jam berapa datang dokternya sus?, masalahnya saya tidak bisa terlalu banyak izin di kantor. Rekan kerjaku lagi cuti."

"Tunggu sampai jam 10" kata susternya.

"Bagaimana ya sus, saya masuk kantor pukul 9.00. Sebentar lagi jam 9.00" kataku mengiba

"Dok, tidak bisakah kita yang periksa ki". Kata suster tersebut pada seorang dokter laki-laki di sudut ruangan.

Alhamdulillah dokter tersebut mengiyakan. Setelah sekitar 10 menit memeriksa tangan dan kaki saya. Saya pun di minta ke loket untuk biaya pemeriksaan sebesar Rp. 50.000,-. Alhamdulillah biayanya tidak sebesar yang saya pikirkan.

Hari ketiga, saya meminta tolong ibu saya agar bisa menguruskan. Saya pikir kan sudah diperiksa semuanya, tinggal ambil berkas yang ditandatangani dokter THT dan surat keterangan jenis disabilitas.
Saya tidak bisa izin lagi, karena rekan kerja saya di kantor lagi cuti. Otomatis pekerjaannya numpuk ke saya.

Jam 12 ibu saya menelpon. 

"Tidak bisa nu, kamu harus datang ke rumah sakit karena dokter (dokter di bagian medical check up) harus lihat kamu" kata ibu saya

"Loh... bukannya kemarin dulu dokter sudah melihat saya secara langsung".

"Tidak bisa, katanya kamu harus datang. Kalau tidak dia tidak mau memberikan surat keterangan. Minta izin saja"

Untungnya jam makan siang, saya izin ke atasan bahwa saya mau makan siang di luar (biasanya makan siang di kantor saja karena bawa bekal).

Sampai di ruang medical check up ternyata dokternya lagi makan siang. Jadi saya harus menunggu dokter tersebut selesai makan. Pegawai di ruangan tersebut berkata kepada saya "kenapa tidak dari kemarin-kemarin ki urus biar tidak mepet seperti ini".
"Astagfirullah... saya sudah dua minggu ini mengurus surat keterangan disabilitas mulai dari dokter praktek, puskesmas, rumah sakit lain  tapi tidak ada yang mau"

Setelah diperiksa oleh dokter. Pegawai tersebut membuatkan saya Surat Keterangan Disabilitas. 
Alhamdulillah, untuk mendapatkan selembar kertas ini butuh perjuangan dan pengorbanan baik dari segi materi, tenaga, dan perasaan.




Apa yang saya ceritakan pada tulisan ini bukan  bertujuan untuk merusak nama baik sebuah instansi. Bukan... bukan.... itu maksud saya. Saya hanya berbagi pengalaman dan bertutur apa adanya sesuai yang saya alami.

Saya berharap kedepannya untuk pengurusan Surat Keterangan Jenis Disabilitas lebih dipermudah lagi. Jika prosedurnya memang seperti itu, mungkin perlu dikaji ulang lagi. Agar pelaksanaan prosedur tersebut lebih efektif dan efisien. Jika selama ini pengurusannya memerlukan waktu beberapa hari, kedepannya bisa menjadi sehari saja

Jika dibaca baik-baik poin 10 :
 "Surat Keterangan dari dokter yang menyatakan jenis disabilitas (1 rangkap guna mempermudah identifikasi, penyiapan lokasi ujian dan aksesibilitas yang mendukung".

Dokter cukup memberikan keterangan apakah pasien tersebut mengalami disabilitas apa?
Apakah tuna daksa? tuna netra? Tuna Rungu? Tuna Wicara? Tuna Grahita? dan lain-lain

Dokter cukup melihat apakah pasien tersebut menggunakan alat bantu seperti kursi roda, tongkat, protese, cruck, dan sebagainya sehingga panitia ujian bisa menyiapkan aksesibilitas yang mendukung berjalannya ujian dengan lancar.
Belum harus diperiksa secara menyeluruh. Nanti jika lulus tahap selanjutnya dan membutuhkan General check up baru deh berkelana dari poli ke poli.

Mungkin hal ini  kurang di pahami oleh paramedis. Setelah berbincang dengan ketua HWDI Sulawesi Selatan via SMS. Memang perlu adanya advokasi sehingga kedepannya pengurusan Surat Keterangan Jenis Disabilitas lebih dipermudah. 
Cukup saya saja yang mengalaminya. Jangan sampai ada teman-teman lain yang mengalami hal serupa.




Makassar, 3 Desember 2014
Selamat Hari Disabilitas Internasional








"Yeay... ke Bugis Waterpark!!!" Saya surprise plus senang bingitzzz baca tweet dari Paccarita. Alhamdulillah bisa terpilih dan diberi kesempatan gratis menikmati wisata air sambil nge-blog.
Saya langsung menelpon Ida (teman di komunitas IIDN Makassar) yang juga dapat mention Paccarita. Saya pun janjian dengan Ida untuk berangkat bareng.

Saya bergegas membereskan pakaian dan menyediakan alat tempur yang akan saya bawa kesana (hehe.... emang mau perang). Bukannya mau perang, kita kan mau main air sambil ngeblog 
pastinya harus disediakan segala hal yang dibutuhkan. Mulai dari pakaian untuk mandi dan pakaian ganti, laptop beserta chargernya, modem, power bank, dan kabel data.

Ini kali pertama saya ke Bugis Water Park, jadi saya sangat bersemangat untuk ke sana. Selama ini hanya penasaran mendengar cerita dari orang sekitar. Alhamdulillah hari ini bisa menikmati keseruannya, apalagi sambil ngeblog. Makin mantap dah....

Kami menggunakan transportasi pete-pete dan taxi untuk menuju ke Bugis Waterpark. pertama kami naik pete-pete H jurusan Antang setelah itu kami naik taxi untuk masuk ke kompleks perumahan Bukit Baruga. Kami baru tahu setelah mendapat info dari supir taxi bahwa bisa juga naik ojek untuk menuju Bugis Water Park.

Setelah sampai di depan gerbang loket Bugis Water Park saya men-tweet Paccarita bahwa kami sudah ada di depan pintu loket. Salah seorang anggota AM memberi kami tiket masuk. Kami pun diantar ke gazebo khusus untuk Paccarita. Gazebo yang nyaman, bantalnya empuk, asyik buat tiduran dan selonjoran sambil ngeblog.

Saya dan ida memutuskan untuk berkeliling-keliling dulu. Wow tempatnya asyik. Banyak wahana yang bisa dinikmati antara lain :

  • kolam luncur untuk dewasa (multislide and free fall, body slide, black hole, dan rafting slide)
  • kolam pijat (whir pool)
  • lazy river (bermalas-malasan diatas ban dan mengelilingi sungai di Bugis Water Park)
  • main pool (bisa berenang dan bermain volly)
  • kids pool (pemandian khusus untuk anak-anak)

Awalnya sih masih ragu mau ikutan main air atau tidak. Ga asyik main air sendirian karena ida tidak membawa pakaian ganti. Merasa tergiur melihat orang-orang bermain air akhirnya saya memutuskan untuk ikut mandi-mandi juga. 

Saya pun membasahi diri dengan hujan buatan yang tedapat disana. Setelah itu saya memilih bersantai sejenak di main pool. Karena tidak bisa berenang saya hanya melihat orang-orang berenang saja. Merasa bosan saya pun ke kolam pemijatan. Mantap bo' disana. Saya cukup lama berada disana. Lumayan bisa relaksasi setelah seminggu ini bekerja (saya memang butuh dipijat).

Setelah itu saya dan ida kembali berkeliling, kami pun tiba di wahana kolam luncur (body slide, black hole, dan rafting slide). Terbersit di hati saya, seru juga ya!!! tapi ada rasa khawatir kalau mau ikutan wahana tersebut. Saya pun bertanya ke ida yang sudah berpengalaman bermain kolam luncur.


"Seru kak, enak ki" kata ida

"Masa, tapi nanti ta'kandas ki pas di tengah baru na jatuhi ki orang dari atas". hehe... sebuah penyataan yang polos plus bego'.

"Hehe.... tidak ji kak karena pake ban pelampung ja ki. Jelas Ida. "Ayo mi, coba mi kak". Sambungnya memberi semangat.

"Naik tangga ki di' ke atas. capek ta itu" keluhku.

"Nassa mi kak, masa' naik lift ki hehe".

Saya lama berpikir akhirnya antara rasa penasaran dan takut. Saya pun memberanikan diri dan mencobanya.

Cukup tinggi juga tangganya. Sampai di atas lama juga saya berpikir. Melawan rasa takut. Saya sampe malu sama penjaganya.

"Tidak apa-apa ji itu pak" tanyaku takut-takut

"Tidak ji" jawab bapak itu

"Biar mi mereka duluan deh saya belakangan pi"

Setelah sekitar 10 menit saya pun memberanikan diri.

"Oke deh pak saya coba. Bismillah"

"Aaaaaaarrrrrrgggggghhhhhh"

Ternyata seru juga tak seseram yang saya bayangkan. Memang benar rasa takut itu harus di lawan, jangan dipelihara ya :D
Hehehe.... dan saya jadi ketagihan untuk uji nyali lagi.

Seru....seru.... seru....
Tidak rugi deh, ber-weekend ria di Bugis Waterpark. 
Terima kasih banyak Paccarita :)




Makassar, 9 Oktober 2014






Aisyah bahagia sekali. Ummi Ana, guru mengaji Aisyah memberikan kabar gembira. Sebentar lagi Aisyah akan mengkhatam Al-Quran dan dia akan di wisuda.

Pulang dari rumah Ummi Ana, tempat Aisyah belajar mengaji setiap hari. Aisyah berlari memasuki pekarangan rumahnya. Aisyah berteriak memanggil bundanya.

“Assalamu Alaikum.... Bunda... Bunda”. Aisyah mencari bundanya.

“Bunda di sini Aisyah”. Terdengar suara ibu dari arah dapur.

“Kenapa nih anak bunda? Baru pulang ngaji sudah teriak-teriak”. Keluh sang bunda. Sambil meraih tangan kecil Aisyah yang ingin mencium tangan bundanya.

“Bundahhh... Aisyah punya kabar gembirahhh”. Aisyah terdengar masih ngos-ngosan karena lelah berlari.

“Wah kabar gembira apa itu?”. Tanya bunda penasaran.

“Kata Ummi Ana, sebentar lagi Aisyah akan mengkhatamkan Al-Quran”. Dia begitu ceria sambil memeluk erat Syamil Quran yang dibawanya.

“Tinggal 1 juz lagi bunda dan Aisyah akan di wisuda”. Lanjut Aisyah sambil tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

“Wow... anak bunda hebat”. Bunda memeluk anak semata wayangnya yang kini berusia 7 tahun.

“Ayah dimana bunda?”. Aisyah melepas pelukan ibunya dan mencari ayahnya .

“Ayah belum pulang nak?”. Jawab ibu

“Aisyah sana mandi dulu, baunya sudah asem tuh. Sudah itu kerjain PR ya”. Perintah bundanya.

“Baik bunda”. Aisyah berlari ke kamarnya.

Setelah mandi dan mengerjakan PR, Aisyah tak sabar menunggu sang Ayah. Matanya selalu melihat ke jam dinding dan ke arah pintu ruang tamu.

“Ayah belum pulang ya bun”. Keluh Aisyah.

“Sabar Aisyah, mungkin lagi macet di jalan”. Ibu menenangkan.

“Sudah mau maghrib bun, tidak biasanya ayah pulang telat”. Aisyah terlihat khawatir.

“Assalamu Alaikum”. Terdengar suara Ayah di balik pintu.

Aisyah berlari membuka pintu untuk sang Ayah.

 “Ayah... Ayah... Aisyah punya kabar gembira buat ayah”. Aisyah memegang tangan ayahnya sambil melompat-lompat.

“Hushh... bentar saja Aisyah, biarkan Ayah istirahat dulu. Ayah kan baru pulang, pasti capek”. Bunda menegur Aisyah.

“Biarkan saja bun”. Ayah tersenyum melihat wajah Aisyah yang ceria.

“Kabar gembira apa Aisyah?” Tanya Ayah ingin tahu.

“Sebentar lagi Aisyah akan khatam Al-Quran. Tinggal 1 juz lagi”.

“Wah hebat anak ayah”. Ayah mengelus rambut Aisyah. Bunda hanya menyimak.

“Kata Ummi Ana setelah khatam  tetap harus baca Al-Quran tiap hari. Biar Aisyah tidak lupa”. Aisyah kembali curhat kepada sang Ayah.

“Oh iya Aisyah... Harus rajin mengaji tiap hari biar dapat banyak pahala”. Ayah menambahkan.

“Ummi Ana juga bilang, kalau anak yang rajin membaca Al-Quran dan mengamalkannya, maka kedua orang tuanya akan mendapatkan mahkota dan kenikmatan di surga”. Aisyah menyampaikan nasihat dari guru mengajinya.

“Katanya lagi cahaya mahkota itu lebih terang dari cahaya matahari di dunia”. Lanjut Aisyah sambil merentangkan kedua tangannya

“Aisyah ingin rajin mengaji biar bisa memberikan mahkota itu untuk Ayah dan Bunda”. Ayah dan bunda terharu mendengarnya.

“Terima kasih nak... Insya Allah Aisyah jadi anak sholeha”. Ayah mencium kening Aisyah.

“Ayah...”. Aisyah menurunkan nada suaranya.

“Iya nak...” Jawab ayah.

“Kenapa Aisyah tidak pernah melihat dan mendengar Ayah mengaji?” Ayah terkejut mendengar pertanyaan anaknya.

Belum sempat menjawab pertanyaan Anaknya, Aisyah melanjutkan pertanyaannya “Apa Ayah tidak ingin memberikan mahkota untuk kakek dan nenek?”. Ayah hanya terdiam dan bertatapan dengan sang bunda. Ayah menjadi salah tingkah dengan pertanyaan Aisyah.



Flash Fiction 494 Kata
Diikutsertakan Dalam Lomba Menulis (Cerita) Flash Fiction Anak #AyoNgajiTiapHari















Beberapa waktu lalu saya lagi belajar bikin pancake dengan sedikit kreativitas ala chef nunu :D
Karena saat ini lagi bulan Ramadhan, stok kurma melimpah. Mengapa tak dicampur dengan pancake saja pikirku.

Biasanya pancake berkulit tebal dan agak padat. Tapi kali ini saya buat sedikit agak tipis kayak kue dadar tapi ga tipis-tipis banget juga, yang penting bisa di gulung.

Setelah upload foto Pancake Kurma Gulung Coklat Keju di Facebook ternyata banyak likers-nya dan komentar untuk berbagi resep.



Baiklah...Atas permintaan teman-teman facebook saya akan berbagi resepnya disini. Gampang kok buatnya.
Cocok buat takjil untuk berbuka puasa :D


Bahan :
  • 1 Bungkus Tepung Pancake Instant
  • 250 ml susu cair (kalau bisa yang low fat)
  • 1 butir telur
  • 2 sendok makan margarin dicairkan
  • 10 biji kurma di potong-potong kecil
  • Keju chedar parut
  • Coklat toping cair

Cara membuat :
  • Campurkan tepung pancake, susu cair, margarin cair, kurma dan telur dalam satu wadah. Aduk sampai rata.
  • Panaskan wajan anti lengket dan oleskan sedikit mentega
  • Tuangkan adonan ke wajan sebanyak satu sendok sayur
  • Biar matangnya merata, pada waktu menuangkan adonan tuangkan di tengah wajan
  • Balik jika adonan sudah terlihat sedikit berpori dan pinggirannya sudah sedikit mengeras
  • Angkat dan sisihkan di piring
  • Lakukan hal yang sama hingga adonan habis
  • Taburkan pancake dengan keju chedar parut dan tambahkan coklat toping
  • Setelah itu gulung pancake
  • Pancake Kurma Gulung Coklat Keju siap dihidangkan 
Selamat mencoba :)




Hati-hati dengan apa yang kamu baca dan apa yang kamu pikirkan!
Jika kamu membaca dan memikirkan hal positif maka dia akan membawa dan menuntunmu ke hal positif sesuai dengan apa yang kamu pikirkan.
Jika kamu membaca dan memikirkan hal negatif maka dia akan membawa dan menuntunmu ke hal negatif sesuai dengan apa yang kamu pikirkan.
So... Positive Thinking saja

Sekitar beberapa tahun yang lalu, saya sangat terhipnotis membaca novel-novel karya Andrea Hirata. Saya memiliki koleksi tetralogi Laskar Pelangi mulai dari novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Saking terhipnotisnya membayangkan tempat-tempat di pulau Belitung yang diceritakan di dalam novel-novel tersebut, alam bawa sadar saya secara tidak langsung mengatakan "suatu saat nanti saya akan ke Belitung". Hehe... dan nama blog saya juga terinspirasi dari novel tersebut :)



Dan kini ketika saya menulis postingan ini, saya berada di sebuah pulau yang dulu hanya terbayangkan melalui tulisan-tulisan Andrea Hirata dan di filmnya. Saat ini saya berada di Negeri Laskar Pelangi. 

Tangan Tuhan menjamah dan menggiring ke tempat ini melalui suratan takdirNya.
Terkadang Tuhan menjawab keinginan kita dengan cara yang unik dan tak terduga.
Mozaik kehidupan mempertemukan saya dengan pulau ini.

Tuhan menakdirkan saya menginjak pulau ini melalui jodoh yang diberikan kepada Ibu saya.
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, segalanya terjadi begitu cepat, dan tak terduga
Kami tak pernah berpikir ibu akan menikah untuk kedua kalinya dengan orang Belitung pula.

Tak pernah terpikirkan pula kalau saya dan keluarga akan berpuasa dan berlebaran di Belitung.
Biasanya kami hanya berpuasa dan berlebaran di Makassar dan tak pernah mudik (Meskipun kami adalah orang Bugis-Bone asli tapi kami tak pernah mudik, karena kakek-nenek dan keluarga besar lebih banyak tinggal di Makassar).

Tak pernah terpikirkan juga, mendapatkan keluarga besar baru yang begitu ramah, hangat, dan menyenangkan.

Tanggal 13 Juli 2014, bertepatan dengan ulang tahun Ibu saya. Saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di tanah belitung. Saya berangkat sendiri karena ibu saya sudah duluan berangkat sebelum Ramadhan. 

Dari Makassar - Belitung harus transit dulu di Jakarta, menunggu pesawat ke Belitung selama sekitar 3 Jam di Bandara Soekarno Hatta. Jakarta - Tanjung Pandan (Ibukota Belitung) hanya di tempuh dalam waktu 45 menit.

Melihat pulau Belitung dari atas pesawat ketika akan mendarat sungguh memanjakan mata. Bagaikan hamparan permadani hijau dan bukit-bukit nan hijau yang dibentangkan Tuhan di tanah belitung. Dari kejauhan saya dapat melihat hamparan kebun sawit yang tertata rapi. Memasuki tengah pulau, mulai terlihat beberapa area pasir putih yang merupakan bekas tambang timah. 

Tanjung Pandan, sebuah kota yang tenang, nyaman, dan bersih. Rumah-rumah tertata rapi, tak ada pemukiman padat penduduk. Rumah-rumahnya berhalaman luas dan bersih. Orang-orangnya ramah dan terbuka. Etnis melayu dan tionghoa hidup berbaur, berdampingan dengan damai dan saling menghargai (Maaf sebelumnya berbeda dengan di Makassar, etnis Tionghoa terkesan menutup diri dan sangat protektif). 

Tak ada angkot disini ataupun kendaraan umum lainnya seperti taksi, becak, dan bus. Hanya ada kendaraan pribadi seperti motor dan mobil.
Jadi masyarakat di Tanjung Pandan sebagian besar memiliki motor sebagai alat transportasi untuk menunjang aktivitas keseharian mereka.

Sebagai pecinta wisata kuliner dan seafood, disini surganya makanan laut yang segar-segar dan tentunya harganya murah. Ikan, kepiting, udang, cumi, kerang ukurannya jumbo-jumbo dan segar. Hehe... berat badan makin naik disini. (Untuk kuliner akan saya bahas di postingan yang berbeda)

Terus terang saya semakin jatuh cinta dengan pulau ini. Benar-benar nyaman dan tenang.



Masih banyak yang seru-seru di sini, tunggu postingan selanjutnya
Bersambung >>>> 













Yeayyyy.... Dapat Award lagi
Terima kasih buat kak Aida Al Fath sudah beri amanah dengan Award ini.

Lama ya ada ajang award seperti ini lagi. Dulu sempat nge-trend di Tahun 2011-2012 saling memberi award antar blogger. Tujuannya biar postingan makin rame, menjalin silaturahmi antar blogger, dan sebagai upaya menaikkan page rank tentunya.

Sebelumnya saya sudah mendapat beberapa award, hehe... saya lupa apa saja, ga sempat ubek-ubek arsip.

Tak perlu berlama-lama, mari jawab 11 pertanyaan dari kak Aida. 



  • Sebutkan satu kata untuk sisi baik dan buruk yang ada  pada dirimu! >>> sisi baik : senyum, sisi buruk : lelet
  • Lebih suka belanja di pasar tradisional atau di Mall? >>> Lebih suka pasar tradisional
  • Kalo punya sahabat seperti saya yang nggak punya pekerjaan menetap, Bagaimana kamu menyikapinya? >>> Setali tiga uang, saat ini saya sudah mengundurkan diri dari pekerjaan saya dan ingin mandiri dengan berbisnis. Jadi punya pekerjaan yang ga tetap enjoy saja. Yang penting cari rezeki yang halal
  • Suka makan di warung pinggir jalan atau tidak? >>> suka makan di warung
  • Paling suka menulis apa selama ini? >>> menulis tentang traveling dan kuliner
  • Siapa dan apa saja yang selalu menjadi motivasimu untuk ngeblog? >>> yang memotivasi saya nge-blog dengan benar adalah kak Mugniar. Motivasi ngeblog saya biasanya karena ingin ikut lomba
  • Kapan kali pertama mengenakan hijab dan kenapa? >>> Pertama kali memakai hijab ketika masuk bangku kuliah. Karena jilbab itu wajib bagi muslimah
  • Impian apa yang belum tercapai dalam hidupmu? >>> Banyak impianku, salah satunya umroh/haji bersama keluarga
  • Acara tivi apa yang paling kamu suka? >>> Khazanah dan Ragam Indonesia
  • Apa keuntungan yang kamu dapatkan dari komunitas menulis? >>> Banyak banget, salah satunya mendapat teman dan sahabat baru
  • Mau jadi penulis atau punya buku? >>> ada kata "atau" jadi harus memilih nih, sebenarnya pengen dua-duanya. Mau jadi penulis


  • Senang rasanya diizinkan masuk di kelasnya mba Okka Barokkah "Poetry Workshop For Women". Padahal saya sudah terlambat hampir sejam untuk mengikuti kelas tersebut. Di hari pertama MIWF  tanggal 4 Juni 2014 saya daftar 3 workshop sekaligus (serakah banget ya). Oh tidak... bukan serakah, itu karena saya kurang teliti melihat jadwal workshopnya yang jika diikuti semuanya jadinya bertabrakan jadwalnya. Jadi saya membabi buta mendaftar tiga workshop tersebut. H-1 MIWF saya baru nge-print tiketnya dan baru memperhatikan jadwalnya. 

    • Poetry workshop for women, with Okka Barokka, 4 Juni 2014, pukul 2.00 PM to 6.00 PM
    • International Program Workshop : An Authentic Story Teller, 4 Juni 2014, pukul 3.00 PM to 5.00 PM
    • International Program Workshop : Singing Your Poetry!, 4 Juni 2014, pukul 4.00 PM to 6.00 PM


    Pukul 14.40 saya tiba di Benteng Fort Rotterdam, belum terlalu ramai memang. Saya lihat ketiga tiketku rasanya tak memungkinkan lagi untuk ikut Poetry Workshop For Woman. Jadi saya ke Main Hall untuk ikut Workshop An Authentic Story Teller. Tapi setelah tiba di sana belum ada peserta yang hadir, hanya panitia yang sibuk hilir mudik mengatur persiapan workshop nanti. Saya lihat sekeliling belum ada teman-teman IIDN yang datang ataupun teman dari komunitas lain yang saya kenal.
    Saya pun berpikir mungkin salah satu atau beberapa teman ada yang sedang ikut kelas Poetry Workshop For Women. Ada baiknya saya mencoba ke sana dan bertemu dengan mereka. Soalnya bete menunggu sendirian di Main Hall.



    Saya bertanya ke panitia yang ada di ruangan itu
     “Dik, dimana tempat workshop ini, masih bisa ji masuk  walau telat?” sambil menunjukkan tiket saya. Lokasi yang tertulis di situ I Lagaligo Museum. Saya memang sering ke Fort Rotterdam tapi kurang tahu persis letak-letak gedungnya.

    “Siapa tahu masih bisa ji kak, mari saya antar ki” Jawab gadis berjilbab itu.

    Sesampai di I Lagaligo Museum kami bertanya kepada panitia yang ada disana sambil menunjukkan tiket saya. Panitia sepertinya sudah agak keberatan untuk mengizinkan saya masuk karena keterlambatan saya. Tapi dia masuk ke dalam ruangan dan bertanya kepada mba Okka.

    Akhirnya saya diizinkan masuk. Seorang wanita semampai, memakai dress panjang merah maroon, berambut pendek, dan berkacamata. Mbak Okka Barokka menyambut saya dengan ramah dan penuh keceriaan. 

    Cukup kaget sebenarnya. Belum duduk dengan manis saya sudah ditodong ke depan untuk memperkenalkan diri. Tapi memperkenalkan dirinya dengan cara yang berbeda (Maksudnya???)

    Saya juga cukup bingung bagaimana harus memperkenalkan diri apalagi harus dengan cara menyanyi, berpuisi, atau apalah itu. Kata mba Okka sebelumnya peserta yang lain satu per satu memperkenalkan diri dengan berbagai cara dan gaya unik peserta.

    Karena saya bingung dan speechless, akhirnya saya Cuma berkata “Hai... nama saya nunu” dengan nada ceria sambil melambaikan tangan.



    Peserta workshop yang hadir di ruangan ini tak terlalu banyak sekitar 14 orang dan tak ada satupun yang saya kenal.
    Karena telat datang saya sudah melewatkan sesi pemberian materi. Sesi berikutnya adalah masing-masing peserta membuat puisi dalam waktu 10 menit. Dan tema puisinya tentang “diri sendiri” dan masing-masing peserta harus membacanya di depan.

    “Hadeh... matemija, buat puisi saja jarang. Apalagi baca puisi dan didepan orang-orang”. Kataku dalam hati. “Saya salah masuk workshop nih”.

    Sebelum kami ke depan untuk membaca puisi masing-masing, mba Okka memberikan contoh cara membaca puisi.
    Saya seperti tersihir menyimak mba Okka memberi materi kepada kami semua. Lucu, ceria, kreatif, interaktif, dan padat. Apa lagi ketika mba Okka membaca puisi berbahasa inggris. Saya memandangnya dengan terkesima walaupun saya tidak begitu paham artinya saya hanya bisa berkata dalam hati “WoW... WoW... dan WoW”.

    Mba Okka membuka wawasan saya tentang puisi. Membaca puisi tak harus selalu dengan cara deklamasi. Mba Okka mencontohkan beberapa gaya berpuisi dan dengan intonasi yang berbeda.

    Kami pun naik satu per satu membacakan puisinya. Kelas yang sangat interaktif karena tiap teman-teman yang sudah membacakan puisinya kita diharuskan mengomentari teman kita tersebut. Entah itu dari isi puisinya, cara membacanya, penekanan, penghayatan, intonasi, mimik, kontak mata, dan sebagainya.

    Teman-teman yang sudah naik membaca puisi mereka bagus-bagus semua. Bahkan ada yang membuat saya terharu dan menitikkan airmata dengan puisinya.

    Jadi kepikiran, kalau saya kedepan membaca puisi saya harus bagaimana? Apa saya bisa sebaik mereka? Saya sedikit malu dengan puisi dadakan buatan saya hehe... entahlah apa itu masih bisa dibilang puisi ya :D

    Tiba giliran saya. Entah dapat keberanian darimana bisa naik ke depan se-PeDe itu. Sebelum membaca puisi, saya intermezo dulu alias basa-basi.

    “Sebenarnya ini pertama kalinya saya membaca puisi di depan banyak orang. Saya juga jarang menulis puisi. Saya hanya penikmat puisi. Senang melihat orang membaca puisi. Kalau kurang jelas mohon dimaklumi”

    Nunu

    Nunu, itu nama saya
    Nunu, saya selalu disapa seperti itu
    Nunu, Empat huruf yang terkandung didalamnya


    Empat huruf itu ada filosofinya
    Kalian tahu apa itu?
    N, Nunu selalu tersenyum disaat sulit maupun senang
    U, Usiaku dua puluh sembilan
    Tapi jiwaku masih seperti berusia tujuh belas
    N, Nunu seorang perempuan yang selalu bersemangat dalam hidupnya
    U, Untuk kalian puisi ini dan sekarang kalian telah mengenalku


    WoW... Surprise banget, seisi ruangan mengapresiasi saya. Mereka menyukai cara membaca puisi. Mba Okka sampai memberikan saya pelukan.

    Kata mereka saya begitu menghayati puisi saya. Saya memang menghayatinya bahkan di bait “N, Nunu seorang perempuan yang selalu bersemangat dalam hidupnya”  saya sedikit tercekat menahan tangis dengan suara agak parau.

    Saya berusaha mempraktekkan cara mba Okka membaca puisi. Tidak harus selalu dengan deklamasi, membuat gerakan-gerakan, dan kontak mata dengan penonton.

    Walaupun saya tak sempat ikut sesi awal yang berisi teori. Saya bisa dapat inti dari workshop ini, karena kelasnya sangat interaktif. Lebih banyak praktek di banding teori. Workshop yang tidak satu arah saja. Tapi kami bisa saling berinteraksi, bebas berkreatifitas dan berkomentar. Dan saya merasa sangat beruntung bisa mengikuti workshop ini.

    Bayangan saya sebelumnya workshop ini sama seperti workshop-workshop yang sering saya ikuti. Setelah pematerinya cuap-cuap mempresentasikan materinya sampe bikin kita ngantuk. Baru sesi terakhir tanya jawab.

    Kelas Workshop ini benar-benar beda. Kelas yang WOW.
    Hehe... saya sampai lupa ada dua  workshop yang terlewatkan.

    Workshop Poetry For Women berakhir sampai pukul 18.30. Lama ya!!!
    Iya lama... setelah membaca puisi masing-masing, kami diberi challenge lagi membuat puisi tapi kali ini bersama teman-teman. Masing-masing berpasangan. Saya berpasangan dengan vika. Mahasiswi cantik yang pandai sekali merangkai kata menjadi puisi.
    Mba Okka menawarkan kami tampil di acara Closing Ceremony MIWF 2014 dan membaca puisi masing-masing.
    WoW... tawaran yang menggiurkan. Tapi sayang saya tidak bisa menghadiri Closing Ceremony karena tanggal 7 Juni 2014 adikku menikah.

    Selesai workshop saya tidak menyangka di cegat sama seorang wartawati. Dia dari koran Tempo Makassar. Dia mau mewawancarai saya karena tadi di kelas Workshop Poetry For Woman dia melihat saya membaca puisi. (Ups... saya baru sadar ada wartawan tadi di dalam kelas).
    Btw, ada yang punya korannya tidak?

    Yup... itu dulu kawan, sedikit coretan pengalaman saya mengikuti MIWF 2014. Semoga bermanfaat.















    Sebut saja namaku Shopia, oh ya... nama samaran yang ku ambil dari Film Televisi “The Walking Dead”. Bagi kalian penggemar film seri zombie tersebut pasti ingat dengan gadis kecil bernama Shopia yang hilang selama berbulan-bulan. Sherif Rick Grims dan kawan-kawan se-timnya mencari anak ini kemana-mana sambil bertahan hidup dari serangan zombie. The Tyrant Virus atau biasa disingkat dengan T-Virus telah menyebar dan menginfeksi siapa saja. Kota pun mati, pemerintahan lumpuh, akses telekomunikasi tak ada lagi, dan zombie ada dimana-mana siap menerkam dan menyebarkan virus. Hanya sedikit manusia yang bertahan dan mereka adalah sang survivor. Malang, berharap menemukan Shopia dalam keadaan hidup ternyata Shopia telah berubah menjadi zombie berwajah jelek, seram, menjijikkan, dan bau. Tak ada jalan lain, Rick menembak shopia tepat di kepalanya agar Shopia mati dan tak menjadi zombie lagi.



    Mengapa aku menceritakan kisah zombie Shopia kepada kalian?
    Tak lain karena tampangku saat ini tak lebih mengerikan daripada zombie. Hoh... benar-benar mengerikan kawan. Sel DNA di bibir dan mulutku mengalami mutasi. Mutasi ini membuat sel tetap tumbuh dan berkembang dengan pesat secara tak wajar. Ya... aku bermutasi layaknya seperti zombie yang kalian lihat di televisi itu. Bedanya aku terinfeksi bukan karena T-Virus tapi karena di masa lalu aku seorang pecandu rokok berat. Dulu aku bisa menghisap dua sampai tiga bungkus rokok dalam sehari. Bayangkan kawan, satu bungkus rokok berisi 16 batang. Jadi dalam sehari menghisap 48 batang rokok. Wow.... Berapa rupiah yang harus aku rogoh dari kantong untuk menjadikanku zombie beberapa tahun kemudian.



    Awalnya hanya berupa sariawan yang tak kunjung sembuh dalam 2 minggu disertai bisul disekitar mulut yang tak dapat disembuhkan. Perlahan tapi pasti pembengkakkan pun terjadi. Ada benjolan pada gusi, bibir, dan bagian lain didalam mulut. Bercak putih atau kemerahan pun muncul didalam mulutku. Gusi pun berdarah dan berbagai luka pun muncul. Nyeri dan sakit itulah yang kurasakan kawan. Terasa nyeri pada lidah, rahang, dan sakit tenggorokan membuatku semakin sulit untuk mengunyah dan menelan makanan. Otomatis hal tersebut mengurangi nafsu makanku sehingga menyebabkan berat badanku turun drastis.

    Rasa kebal menjangkiti daerah sekitar wajah, mulut, dan leher. Gigi-gigi goyang tanpa sebab yang jelas membuat susunan gigi tak rata hingga akhirnya tanggal satu per satu. Hari demi hari aku semakin bermetamorfosis menjadi zombie berwajah menyeramkan dan menjijikkan. Aku semakin sulit untuk berbicara. Aku sudah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter. Secara medis sel-sel kanker ini dapat dihancurkan dengan radioterapi, kemoterapi, dan pembedahan. Tapi semua tindakan medis itu berbiaya mahal dan bisa memberikan efek samping bagi tubuh. Tak tahu apalagi yang harus kulakukan untuk menyembuhkan penyakit ini. Berbagai pengobatan herbal dan alternatif sudah kucoba tapi tak kunjung sembuh.



    Sisa hidup yang penuh dengan penyesalan. Sebelum merokok aku sangat tahu dampak buruknya bagi kesehatan. Terdapat 4000 zat kimia berbahaya yang terkandung didalamnya antara lain nikotin, tar, karbon monoksida, zat iritan, dan zat karsinogen yang bisa memicu sel kanker. Aku menyesal telah mencobanya sekali dan menjadi pecandu untuk percobaan yang kedua kalinya. Kenikmatan dari merokok itu aku bayar mahal dengan menjalani sebagian hidupku dengan menderita kanker mulut yang sulit untuk diobati. Rasanya bagai menghitung hari menunggu Rick Grims menodongkan pistol di kepalaku dan mengakhiri hidupku sebagai zombie.



    Tulisan ini diikutkan pada lomba menulis "Diary Sang Zombigaret"




    Hari Inspirasi semakin dekat
    Makin deg-degan...
    dan makin kepikiran
    Metode penyampaian seperti apa yang harus saya terapkan dan saya juga harus mempersiapkan mental menghadapi anak-anak itu. Hufffttt... It is not easy for me!!!!

    After Briefing Kelas Inspirasi kemarin, saya banyak berdiskusi dengan ibu saya yang seorang guru TK. Tentunya beliau lebih tahu, lebih banyak ilmu dan pengalaman yang bisa di bagi kepada saya.
    Ibu saya banyak memberi saya masukan yang berharga tentang cara mengajar hingga bahan mengajar.

    "Kalau kamu tuh harusnya pakai metode mengajar yang ga usah banyak menjelaskan. Harus lebih ke visual". Ibu saya menyarankan. "Mewarnai gambar saja, yang ada hubungannya dengan cita-cita atau profesi misalnya dokter atau polisi, dan lain-lain". Tambahnya.

    "Kalau mewarnai agak sulit  mereka harus punya pensil warna/krayon.  Kan tidak semuanya membawa alat gambar. Kalau saya yang sediakan... aduh... kalau misalnya dalam satu kelas ada 30 anak di kali berapa kelas jadi saya harus menyediakan puluhan bahkan ratusan krayon/pensil warna". Saya ingin menerapkan metode "Belajar Sambil Bermain" tapi bagusnya kayak gimana ya mom?

    Beberapa menit kami terdiam. Berpikir dan mencari ide.

    "Kotak ajaib saja" Suara ibu memecah keheningan ruang keluarga.
    "Kotak ajaib?" Tanyaku penasaran. Kalau dengar kata ajaib-ajaib gitu saya jadi ingat tokoh di komik karya Fujiko F Fujio. 

    "Kamu buat kotak, kotak itu berisi guntingan kata-kata yang akan dicocokkan dengan gambar yang kamu sediakan. Biar tidak kacau kelasnya. Kamu bagi per kelompok. Misalnya dalam satu kelas ada 24 orang, kamu bisa bagi 3 kelompok masing-masing 8 orang. Masing-masing kelompok kamu beri nama sesuai nama kotak ajaibnya misalnya kelompok Dokter nah gambarnya berhubungan dengan kesehatan dan alat-alat kedokteran, kelompok Polisi gambarnya yang berhubungan dengan polisi, dan seterusnya".

    "That is brialiant" Ucapku senang dengan ide tersebut.
    "Dan kelompok yang lebih cepat dan lebih tepat dalam mencocokkan gambar saya beri hadiah" tambahku. 

    "Selain itu apalagi ya mom?". Saya masih mencari ide tambahan agar saya ga mati gaya kalau-kalau waktuku belum sampai 30 menit.

    "Kamu bisa coba permainan Kalimat Berantai dan Tebak Kata". Ibu memberi ide lagi. Senang banget deh bisa punya ibu kreatif ^^

    H-1 Hari Inspirasi. Persiapan untuk mengajar besok belum tuntas semua. Saya telat pulang dari kantor, kahirnya saya membuat berbagai persiapan untuk Hari Inspirasi sampai pukul 01.00 WITA. Aduh... Ya Allah mental belum dipersiapkan dengan baik. Ya Allah semoga besok segala berjalan lancar. Aamiin.


    5 Maret 2014 - HARI INSPIRASI

    Telat!!!!
    Padahal sudah diinfokan sehari sebelumnya Tim 1 harus sudah ngumpul di lokasi pukul 07.00 WITA.
    Gara-gara terjebak hujan plus nyasar syukurnya ga kena macet. Terus terang saya tidak tahu letak SDN Inpres 1 Perumnas. Waktu Briefing kemarin diinfokan letak sekolahnya di belakang Puskesmas Kassi-Kassi memang benar ada sekolah disitu tapi ternyata lokasinya salah (Ini akibat ga ikutan cek lokasi nih bareng satu tim). Setelah bertanya sana-sini dimana SDN Inpres 1 Perumnas di Jl. Bonto Dg. Irate, Alhamdulillah akhirnya ketemu juga sekolahannya. Terima kasih buat ina (kawan yang dengan sukarela mau membonceng saya kesana-kemari dan menemani serta membantu saya selama Hari Inspirasi, oh iya.. buat kak Indri juga Terima kasih).



    Kami tiba di sekolah pukul 08.00 telat sejam saudara-saudara. Acara pembukaan sudah selesai dan teman-teman sudah masuk ke kelas masing-masing. OMG...
    Beruntung ketemu sama Nunung (Fasilitator untuk TIM 1) yang sibuk mondar-mandir dari satu kelas ke kelas lainnya.

    "Dari mana ki bu?" Sapa Nunung.
    "Maaf ya... saya telat soalnya nyasar". Saya merasa malu datang terlambat.
    "Oh.. iye..iye... masuk ma ki pale' di kelas".
    "Di kelas berapa?"
    "Kelas 3"
    "Oke"
    "Mana ID Card ta?"
    "ID Card? Astagfirullah... saya lupa". Hadeh... saya merasa malu untuk kedua kalinya. Sudah telat datang lupa ID Card pula.

    Saya dan Nunug masuk ke kelas 3. Kami minta permisi sama guru kelasnya untuk bisa mengajar sekitar 30 menit di kelas tersebut. Tapi kata Ibu gurunya tunggu sampai pukul 08.30 WITA karena beliau lagi memberi tugas sama murid-muridnya. 

    Jadi saya harus menunggu 30 menit lagi. Sebenarnya selama jeda 30 menit itu ada beberapa hal tak terduga yang terjadi. Pengen diceritakan sih disini tapi saya skip saja ya takut melanggar 7 Sikap Dasar Kelas Inspirasi. Saya tulis di diary saja.

    Kelas 3

    Pukul 08.30 saya masuk ke kelas 3. Di bilang gugup... ya gugup banget. Tapi lebih gugup lagi waktu ngajar pertama kali di kelas yang tadi saya skip untuk diceritakan. Sampai blank ga tahu harus mulai dari mana. Berbagai persiapan kata-kata untuk mengajar buyar semua.

    Di kelas 3 ini saya mulai bisa mengatasi kegugupan saya. Beruntung kelas ini cukup tenang.
    Saya bisa mengenalkan diri saya dan profesi saya dengan baik. Saya juga bisa menjelaskan apa-apa saja dilakukan profesi saya setiap hari saat bekerja.
    Dialog saya dengan anak-anak kelas 3 cukup menuai respon. Jika saya bertanya, mereka bisa paham dengan apa yang saya ucapkan dan mereka bisa menjawab pertanyaan saya dengan baik. Alhamdulillah.

    Di kelas ini, saya tidak memakai kotak ajaib seperti persiapan yang saya ungkapkan diatas. Karena saya melihat respon mereka cukup baik terhadap saya.

     "Main Tebak Gambar" saya membawa tablet dimana tadi sudah saya isi dengan gambar-gambar dari berbagai profesi. Senang sekali... anak kelas 3 ini pintar-pintar, hampir semua gambar ditebak dengan benar. Kecuali satu profesi. Profesi apakah itu ???
    "Penyelam" dan hanya satu anak yang bisa menjawabnya dengan benar. Dan dia mendapatkan hadiah yang sudah saya siapkan beberapa hari yang lalu.



    Kelas 2

    Kelas yang cukup kacau menurut saya. Tapi anaknya manis-manis.
    Waktu saya masuk ke kelas itu mereka lagi mengerjakan tugas matematika dari guru kelas pengganti.
    Situasinya cukup kacau karena ada yang lagi berkumpul di meja guru untuk mengumpulkan tugasnya, ada yang ke bangku temannya untuk bertanya ke temannya yang lebih paham, ada yang lari ke sana ke mari. Pokoknya ribut banget.

    Ketika baru masuk ke kelas itu, saya langsung disapa oleh seorang anak laki-laki yang bertubuh agak gemuk.

    "Kak.. kak... sini ki dulu". Anak laki-laki itu memanggil saya setengah berteriak. Saya pun menuju ke bangkunya yang berada di baris kedua.

    "Kenapa?"

    "Kak lihat ki dulu ini tugas ku, betul mi ini". Tanyanya sambil memperlihatkan buku tulisnya. Saya pun membantu anak itu mengecek tugasnya. Anak-anak yang lain ikut mengerubungi kami. Tugas matematika mereka waktu itu adalah pembagian. 

    "Iya, hampir betul mi semua. Tapi masih ada satu yang salah dek. 54 bagi 9 berapa?" anak-anak yang mengelilingi saya terdiam.

    "Jawabannya 6"

    Terdengar teriakan ibu guru menenangkan kelasnya.

    "Tenang semua!!! duduk di tempatnya masing-masing!!! Ini ada kakak yang mau mengajar di kelas ini!!! 

    Anak-anak kelas 2 kembali ke tempat duduknya masing-masing mendengar instruksi gurunya.

    "Tutup bukunya!!! Jangan ada yang mengerjakan tugas lagi!!! Nanti setelah istirahat baru dikerjakan lagi!!!" Ibu guru berkali-kali mengulang perintah ini tapi masih saja ada anak yang mengerjakan tugas. Saya sangat senang melihat semangat belajar mereka.



    Tak Jauh berbeda dengan anak-anak di Kelas 3. Mereka juga memberi respon yang baik. Saya menggunakan kotak ajaib di kelas ini. Tapi saya tidak membuat per kelompok. Karena setelah di tinggalkan oleh gurunya, kelasnya menjadi agak kacau. Selain itu kami main "Tebak Gambar" menggunakan gambar-gambar yang sudah saya print dan juga gambar yang ada di tablet saya.











    ISTIRAHAT / KELUAR MAIN

    Kami TIM 1 Beristirahat di aula. Pada waktu istirahat ternyata tim kami bertambah (Telat tahu karena ga ikut waktu pembukaan tadi pagi). Waktu Briefing relawan pengajar yang hadir hanya ada 5 orang. Alhamdulillah pada Hari Inspirasi bertambah dua orang relawan. Untuk relawan pengajar seorang dokter namanya Muh. Wahdiyat dan seorang relawan videografer namanya Lia Lestari mahasiswi cantik Jurusan Komunikasi Universitas Hasanuddin.


    Kelas 1

    Sehabis istirahat/keluar main, saya ditugaskan masuk ke kelas 1. Kelas yang agak kacau memang. Beruntung  guru kelas 1 membantu saya menenangkan kelas tersebut. Sedikit berbeda dengan dua kelas sebelumnya. Setelah saya memperkenalkan diri dan menjelaskan profesi saya. Di kelas ini saya mengajak anak-anak untuk bernyanyi.

    "Anak-anak suka menyanyi?" Teriak saya, karena kelasnya masih sedikit ribut.
    "Sukaaaa...." Mereka menjawab serentak
    "Ada yang tahu lagunya 'disini senang disana senang'"
    "Tahu bu"
    "Oke bagus, kali ini bukan cuma nyanyi saja tapi pakai gerakan atau bahasa isyarat"
    "Ayo nyanyi dan ikuti gerakan saya ya"
    Kami pun bernyanyi sambil menggunakan bahasa isyarat. Ibu guru kelas 1 juga membantu saya memandu anak-anak menyanyi. Kami melakukannya berulang-ulang sampai anak-anak menghafal gerakan isyarat tersebut. Subhanallah mereka senang sekali.





    Setelah asyik bernyanyi, keadaan kelas mulai tenang. 
    Kotak ajaib pun ku keluarkan. Saya menaruh gambar-gambar di atas meja yang berhubungan dengan profesi dokter, polisi, dan guru. Di kelas ini saya bisa menerapkan kotak ajaib dengan baik.

    Setelah bermain kotak ajaib. Kami kembali bernyanyi. Tapi saya menantang anak-anak kelas 1, siapa yang sudah hafal lagu dan gerakan isyaratnya lagu "disini senang disana senang". Yang berani naik di depan kelas memandu teman-temannya bernyanyi akan dapat hadiah dari saya.
    Beberapa anak angkat tangan. Saya salut dengan keberanian mereka. Saya pun memilih salah satu murid.
    Senang sekali mereka bernyanyi dengan riang.


    PENUTUPAN

    Subhanallah... benar-benar pengalaman yang seru takkan terlupakan deh. Jauh dari perkiraan saya. Saya sudah berpikir yang tidak-tidak sebelumnya. Terima kasih ya Allah engkau telah memudahkan semuanya.

    Acara penutupan untuk Tim 1, kami lakukan di Aula soalnya lapangan sekolah tergenang air. 
    Haha... agak sedikit kacau sih penutupannya. Karena kami kewalahan menenangkan puluhan anak di aula tersebut. Ide untuk acara penutupan waktu briefing kemarin menggunakan balon. Cita-cita mereka di tulis pada kertas dimasukkan ke dalam balon, setelah balon-balon itu di isi gas helium baru diterbangkan.

    Tapi sayang kami kena tipu oleh penjual balon. Juga ada miss komunikasi dengan penjual balon tersebut. 
    Ini balonnya sudah ditiup duluan itupun ga pake helium (Mana bisa terbang balonnya).
    Yaa... apa boleh buat ada sedikit perubahan ide tapi masih tetap pake balon sih. Balonnya ditempeli kertas yang bertuliskan cita-cita mereka. Setelah itu balonnya diletuskan.
    Hehehe... tapi lumayan bikin gaduh sih waktu balonnya meletus bersama-sama.







    Semoga apa yang kami lakukan hari ini bermanfaat dan bisa menginspirasi anak-anak Indonesia terutama untuk siswa-siswi SDN Inpres 1 Perumnas. 

    Untuk saya pribadi, benar-benar hari yang seru dalam hidupku. Dan saya rasa ini lebih menegangkan dari ujian meja saudara-saudara. "Menjadi guru sehari, itu sesuatu" pengalaman yang tak terlupakan.
    Salah satu mimpi saya sudah terwujud "Ingin Menjadi Guru seperti ibu saya" walau hanya sehari.

    Terus terang bagi saya bukan hal yang mudah untuk menghadapi puluhan anak kecil apalagi yang baru kita temui. Berkomunikasi dengan mereka, mengambil hati mereka, dan membuat mereka memperhatikan kita yang ada di depan kelas. Alhamdulillah, Allah memudahkan semuanya

    Motivasi saya untuk ikut berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi 2014 ini adalah untuk memberikan inpirasi kepada anak-anak SD, bahwa walaupun kita memiliki keterbatasan hal itu bukan halangan untuk meraih mimpi.

    Salam Inspirasi!!!
    "Sehari Berbagi, Seumur Hidup Menginspirasi"















      






    Newer Posts Older Posts Home

    Verified Blog

    Seedbacklink

    Search This Blog

    ABOUT ME

    POPULAR POSTS

    • FOODCRAFT MULTIGRAIN, Sumber Makanan Sehat dan Kaya Serat
    • Review Novel Me Before You, Ketika Cinta Saja Tak Cukup
    • REVIEW FILM PESANTREN IMPIAN
    • Pustaka Kampung Impian: Menyalakan Literasi di Ujung Barat Nusantara
    • Give Away Blog Nunu Sang Pemimpi
    • My Blogging Journey, Karena Hidup adalah Belajar dan Berbagi
    • [Review] Film Uang Panai Maha(R)L, Fenomena Sosial yang Diangkat Ke Layar Lebar
    • Sulitnya Mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabilitas
    • Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas | Menengok Aksesibilitas Di Kota Makassar
    • Cara Meletakkan Label Pada Menu Navigasi
    Powered by Blogger.

    Followers

    Labels

    agritech ai aksesibilitas artificial intellegence asuransi asus Award baju distro baju lebaran Bantimurung Objek Wisata Terbaik Di Sulawesi Selatan BCA beasiswa lpdp berbagi bihun goreng blockchain blogger Blogger Nusantara Blogger Perempuan bloggerday blogging blogholicid bloglicious bodysuit bts bubur bubur manado budaya Buku busana muslim buzzer casio cerita challenge cheddar cloud computing Curhat Descendants of The Sun digital digitalisasi disabilitas Disclosure doa anak doa bangun tidur drama korea E-Business e-voting Email film fotografi gadget galaukan setan Gerak Jalan Santai handsock hijab HUT Sulawesi Selatan IndiHome indonesia Info Info. Blogging inovasi internet internet provider iot job review kartu AS kecerdasan buatan keju kesehatan Kipas Angin Miyako klinik komunitas kopdar kraft Kucing Kuliah kuliner laptop LAPTOP GAMING lebaran Lomba lpdp makanan indonesia makassar manado maros masyarakat media Media Sosial medikids Mind Miss Deaf mom blogger Monetize multigrain musik Nunu Nunu Amir Nunu Talk oreo other pandangan pantai losari pemilu pengalaman personal branding Pesantren Impian Puisi pustaka kampung impian radio ramadhan RBT religi reportase resensi buku resep Resolusi Juara review robotic robotic process automation samsung galaxy s6 samsung galaxy s6 edge sehat Sekolah Blog SEO sharing sinarmas slice of life smart contract smartphone Social Media Song Hye Kyo Song Joong Ki sosial sponsored post startup strartup surat cinta untuk kartini tabungan online telkom university TelkomIndonesia Teman Wajib Anda time toefl toleransi Tourism transformasi digital traveling tutorial Tutorial Blog Tutorial Web Design uang panai unik uricran useetv video waktu webinar website wonderful Workshop Writing zenfone 9

    Blog Archive

    • ►  2025 (1)
      • ►  April (1)
    • ►  2024 (35)
      • ►  November (1)
      • ►  October (1)
      • ►  August (1)
      • ►  July (2)
      • ►  April (2)
      • ►  March (12)
      • ►  February (7)
      • ►  January (9)
    • ►  2023 (7)
      • ►  August (2)
      • ►  July (2)
      • ►  May (2)
      • ►  April (1)
    • ►  2022 (35)
      • ►  December (1)
      • ►  November (1)
      • ►  October (2)
      • ►  September (6)
      • ►  August (6)
      • ►  July (2)
      • ►  June (3)
      • ►  May (5)
      • ►  April (1)
      • ►  February (5)
      • ►  January (3)
    • ►  2021 (22)
      • ►  December (2)
      • ►  November (6)
      • ►  October (2)
      • ►  September (3)
      • ►  August (2)
      • ►  June (2)
      • ►  May (1)
      • ►  April (1)
      • ►  March (1)
      • ►  February (1)
      • ►  January (1)
    • ►  2020 (18)
      • ►  November (1)
      • ►  September (4)
      • ►  August (1)
      • ►  June (1)
      • ►  May (1)
      • ►  April (4)
      • ►  March (1)
      • ►  February (3)
      • ►  January (2)
    • ►  2019 (2)
      • ►  February (1)
      • ►  January (1)
    • ►  2018 (13)
      • ►  December (2)
      • ►  November (3)
      • ►  October (1)
      • ►  September (1)
      • ►  August (2)
      • ►  July (1)
      • ►  March (1)
      • ►  January (2)
    • ►  2017 (26)
      • ►  July (4)
      • ►  June (2)
      • ►  May (3)
      • ►  April (5)
      • ►  March (2)
      • ►  February (3)
      • ►  January (7)
    • ►  2016 (75)
      • ►  December (2)
      • ►  November (14)
      • ►  October (8)
      • ►  September (13)
      • ►  August (1)
      • ►  July (5)
      • ►  June (13)
      • ►  May (6)
      • ►  April (10)
      • ►  March (3)
    • ►  2015 (18)
      • ►  December (1)
      • ►  November (1)
      • ►  October (2)
      • ►  September (1)
      • ►  August (1)
      • ►  July (2)
      • ►  June (2)
      • ►  May (2)
      • ►  March (1)
      • ►  February (3)
      • ►  January (2)
    • ▼  2014 (13)
      • ▼  December (2)
        • Happy B'day Bloof
        • Sulitnya Mendapatkan Surat Keterangan Jenis Disabi...
      • ►  November (1)
        • Serunya Bermain Air Di Bugis Waterpark
      • ►  July (3)
        • Mahkota Untuk Ayah dan Bunda
        • Pancake Kurma Gulung Coklat Keju Ala Chef Nunu
        • Ke Negeri Laskar Pelangi
      • ►  June (2)
        • THE LIEBSTER AWARD #1: "Hadiah Persahabatan Untukmu"
        • Kelas WOW - Catatan Dari MIWF 2014
      • ►  April (1)
        • Berubah Menjadi Zombie
      • ►  March (2)
        • Menjadi Guru Sehari, Itu Sesuatu...
      • ►  February (2)
    • ►  2013 (32)
      • ►  December (4)
      • ►  November (1)
      • ►  October (3)
      • ►  September (1)
      • ►  July (1)
      • ►  June (1)
      • ►  May (6)
      • ►  April (2)
      • ►  March (3)
      • ►  February (7)
      • ►  January (3)
    • ►  2012 (46)
      • ►  December (1)
      • ►  November (3)
      • ►  October (4)
      • ►  September (6)
      • ►  August (2)
      • ►  July (3)
      • ►  June (4)
      • ►  May (1)
      • ►  April (6)
      • ►  March (4)
      • ►  February (6)
      • ►  January (6)
    • ►  2011 (57)
      • ►  December (4)
      • ►  November (13)
      • ►  October (14)
      • ►  September (2)
      • ►  August (5)
      • ►  July (8)
      • ►  June (7)
      • ►  May (1)
      • ►  April (3)

    Sidebar Ads

    Total Pageviews

    Subscribe To

    Posts
    Atom
    Posts
    All Comments
    Atom
    All Comments

    Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template