Surat Rindu Untuk Makassar




Jakarta, 17 November 2016
Kepada :
Kota saya yang dirindukan "Makassar"
di-
    Pulau Sulawesi


Assalamu Alaikum Makassar,
Apa Kareba?
Baji-baji ja ki ngaseng?


Rasanya rindu sekali dengan-mu Makassar. Rindu dengan suasananya, rindu dengan kulinernya, rindu dengan orang-orangnya, dan rindu berdialog menggunakan logat dan bahasa Makassar. Lama tak pulang ke kota Angging Mammiri. Terakhir pulang waktu libur lebaran lalu itu pun juga cuma seminggu, ah... masih kurang puas.

Makassar apa kabarmu sekarang? Apa semakin berkembang? Semakin menjadi metropolis?  Semakin macet kah? Aman dan damai kah disana? Sudah tidak banjir kah? Bagaimana dengan pilkada 2017 nanti? Seheboh disini kah? Apa harga cabai dan bawang disana melambung tinggi juga? Bagaimana kabarnya dengan Pantai Losari dan reklamasi disana? Apakah kamu semakin rapi dan bersih atau sebaliknya?

Ah... banyak sekali pertanyaan ku, pasti kau bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu. Maklumlah Makassar, perantau seperti saya ini sering kepo dengan kabarmu disana. Jika kau sedikit segan untuk memberitahuku dengan suara lantangmu, cukup bisikkan saja ditelingaku. 

Hei Makassar, tahukah kau beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi kawanmu. Sebuah kota yang berada di kepala huruf K pulau Sulawesi. Kota Manado, dia agak mirip denganmu. Setidaknya kerinduanku akan makan makanan laut segar layaknya di Makassar terobati sudah. Begitupun juga dengan beberapa kue tradisional yang sempat saya cicipi disana seperti kue roko'-roko' unti, kue taripang, dan kue lapis ehm... rasanya mirip dengan kue di Makassar. 

*Makassar berbisik menanyakan kabarku

Apa?
Kau ingin tahu kabarku disini?

Makassar, kabarku disini Alhamdulillah baik-baik saja. Saya beradaptasi dan hidup dengan baik disini. Ibukota negara kita memang keras, harus kuakui itu. Tenang Makassar, kau tidak perlu khawatir dengan gadis imut seperti ku yang mencoba bertahan hidup di belantara Jakarta. Saya orang Bugis, darah perantau, pelaut, petualang. pemberani, dan pantang menyerah ada dalam diriku. Siri' Na Pacce (budaya siri' atau harga diri/rasa malu) masih tetap saya pegang. Begitu pula dengan paruntuk kana (pepatah) "Taro Ada Taro Gau" (yang maknanya seiya antara kata dan perbuatan) akan selalu saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari.

*Makassar berbisik katanya rindu juga padaku

Apa?
Kau rindu juga padaku?

Tenang saja Makassar, Insha Allah akhir bulan depan saya pulang. Yeayyy... tiketku sudah ditangan. Kerinduan kita akan terbayar sudah. Saya akan menikmati malam pergantian tahun bersamamu. Jadi tunggu aku di kotamu :)


Salam rindu,

Nunu Amir 



       
Postingan ini saya tulis dalam rangka berpartisipasi pada kegiatan "Baku Tantang Ngeblog" yang merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara satu dekade Komunitas Blogger Makassar 

5 comments

  1. Hihihi, Makassar semakin macet, kak :)

    ReplyDelete
  2. Pulang kampung mba??tahun baru kah?salam utk pantai losari ya mba..mudah2an suatu saat bs main ksana.he

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Hanah.. Insya Allah
      Aamiin.. semoga mbak Hanah bisa main ke Makassar

      Delete

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam