Resensi Novel Embun di Atas Daun Maple





Penulis : Hadis Mevlana
Penerbit : Tinta Medina, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Tahun Terbit : 2014
Tebal : 286 halaman

Sinopsis

Novel Embun di Atas Daun Maple ini mengisahkan seorang pemuda cerdas dan sholeh bernama Sofyan yang sedang menimba ilmu di University of Saskatchewan - Saskatoon, Kanada. Pada perayaan tahunan Canadian Tulip Festival di Ottawa, Sofyan bertemu dan berkenalan dengan seorang gadis orthodox berdarah Rusia-Aceh bernama Kiara. Kiara bukan hanya sekedar gadis yang cantik tetapi juga baik, cerdas, kritis, taat beribadah menurut keyakinannya dan juga santun. Kiara juga sangat tertarik dengan Islam dan konsep ke-Tauhid-an dalam Islam. Kiara sangat senang berdiskusi dengan Sofyan tentang agama karena Sofyan selalu memberikan jawaban yang memuaskan tanpa harus saling berdebat, berselisih paham, dan saling menghina agama masing-masing. Bersama Fritz (mahasiswa muslim asal Jerman), Felix (teman sekamar Sofyan beragama nasrani), mereka sering berdiskusi tentang perbandingan agama. 

Cinta bisa tumbuh karena intensitas pertemuan, komunikasi, dan rasa kagum. Diam-diam Kiara jatuh hati kepada Sofyan. Di sisi lain ada seorang gadis misterius yang tiap hari mengirimi Sofyan mawar putih berpuisi. Cinta, iman, persahabatan, dan toleransi mewarnai cerita di novel ini.


Baca juga : 


Unsur Intrinsik Novel

Tema : 
Dalam novel ini tema utamanya mengangkat tentang Kebenaran Islam. Novel ini kaya akan eksplorasi akan kebenaran-kebenaran dalam Islam. Penuh dengan berbagai jawaban akan perdebatan-perdebatan yang sering muncul antara muslim dan non muslim. Dijelaskan secara sederhana dan mudah dicerna.

Latar Belakang : 
Saskatoon, Kanada

Alur : 
Novel ini menggunakan alur maju

Gaya Bahasa :
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembacanya. Selain bahasa Indonesia, bahasa Perancis juga digunakan dalam novel ini dan ada footnote yang menjelaskan artinya. 

Kelebihan Novel :
Sarat akan ilmu agama yang dapat meningkatkan dan memperkuat keimanan dan konsep ke-tauhidan-an yang kita yakini selama ini sebagai seorang muslim. Novel ini kita juga mengajarkan pentingnya bertoleransi dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Selain itu juga mendidik kita untuk belajar ilmu perbandingan agama bukan dengan jalan berdebat tapi sebaiknya dengan berdiskusi untuk mendapatkan jawaban yang lebih objektif. Rangkaian puisi di beberapa bab juga mempermanis buku ini.


Baca juga : 


Kekurangan Novel :
Menurut saya konflik dan akhir cerita kurang nendang. Dari awal hingga ke bagian tengah tidak ada konflik yang berarti jadi terkesan agak monoton. Bab-bab akhir baru muncul konflik yang menggoyahkan iman tokoh-tokoh di novel tersebut. Mendekati akhir kisahnya agak dipaksakan dan terburu-buru untuk diselesaikan. Tidak dijelaskan mengapa Kiara bisa begitu mantap mengubah keyakinannya padahal Ayahnya sangat tidak setuju. Begitupun juga dengan terungkapnya gadis misterius yang sering mengirim Sofyan bunga berpuisi, setelah ketahuan siapa orangnya, novelnya langsung End. Ehh... sebenarnya bukan buru-buru mau diselesaiin novelnya, tapi bocoran dari penulisnya akan ada lanjutan untuk novel ini.

Saran :
Buku ini bagus banget untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan mengembangkan konflik yang ada bisa membuat novel ini lebih greget, lebih sulit ditebak dan tidak terkesan monoton.

Manfaat :
Dapat menambah ilmu agama dan meningkatkan keimanan kita akan ke-Esa-an Allah SWT.


Nb :  Terima kasih atas bukunya mas Hadi, semoga berkenan dengan resensi yang saya tulis ini.


4 comments

Silakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam