Hai... hai...
Kembali melanjutkan tulisan reportase saya tentang MuFFest 2016. Day 4 MuFFest saya datang lagi. Kali ini untuk menghadiri Meet The Blogger Aidijuma bersama Blogger Crony. Tepatnya di Ministage #MuFFest #ScreenshotTheLook Istora Senayan Jakarta. Ajang MuFFest ini terlaksana berkat kerjasama Indonesian Fashion Chamber (IFC), Hijabers Mom Community (HMC), dan Ditali Kreatif yang berlangsung mulai tanggal 25-29 Mei 2016.
Btw, pasti kamu bertanya-tanya apa sih Aidijuma?
Biar ga penasaran sini saya beritahu.
Aidijuma adalah brand scraf asal Malaysia, founder dari brand ini adalah Datin Norjuma.
Paling kiri adalah Franka dan yang memakai scraf hijau adalah Datin |
Nah, diacara talkshow ini Datin Norjuma datang langsung dari negeri jiran Malaysia untuk menyapa dan berinteraksi langsung dengan para blogger yang memadati ministage MuFFest. Selain Datin juga hadir Franka Soeria. Hayooo.... ada yang tahu siapa dia?
Franka Soeria adalah muslimah asal Indonesia yang berdomisili di Turki dengan sederet prestasi yang membanggakan, Franka berprofesi sebagai konsultan fashion international dan banyak berkecimpung di dunia fashion muslim. Franka juga adalah Co-Founder majalah New York Covertime, Co-Founder A La Hijab, Hubungan Internasional untuk Indonesia Fashion Week, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Franka Soeria adalah muslimah asal Indonesia yang berdomisili di Turki dengan sederet prestasi yang membanggakan, Franka berprofesi sebagai konsultan fashion international dan banyak berkecimpung di dunia fashion muslim. Franka juga adalah Co-Founder majalah New York Covertime, Co-Founder A La Hijab, Hubungan Internasional untuk Indonesia Fashion Week, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Acara Meet The Blogger ini di pandu oleh mbak Wardah Fajri dari Blogger Crony. Pembicara pertama di talkshow ini adalah mbak Franka. Mbak Franka banyak mengungkapkan tentang perkembangan fashion muslim di dunia. "Fashion muslim berkembang dimana-mana bahkan ditempat terpencil sekalipun. Tetapi modest fashion muslim itu sangat lokal. Tidak ada global media dan event global yang menyatukan semuanya" Jelasnya. Maka dari itu mbak Franka menginisiasi lahirnya Istanbul Modest Fashion Week dan Aidijuma adalah salah satu participant di acara tersebut. Setelah mengikuti event tersebut Aidijuma mendapatkan banyak benefit salah satunya adalah di mention oleh New York Times.
Mbak Franka juga memberi support kepada penggiat fashion di tanah air. "Kalau Indonesia ingin dikenal harus lebih gaul lagi di dunia busana muslim global. Jangan bilang kita nomor satu... nomor satu,tapi cuma disini doang".Mbak Franka menjelaskan dengan penuh semangat.
"Jadi kalau Indonesia mau nomor satu harus gabung, harus aktif, harus percaya diri dan don't be inferior". Mbak Franka juga menyarankan bahwa Indonesia lokasinya jauh dibanding negara lain, jadi promosinya harus lebih gencar dan nempel dengan negara-negara lain yang lebih dekat. Indonesia butuh lebih banyak public relation bukan cuma desainer dan tidak cuma show tapi lupa untuk jualan. Yes... that's right mbak Franka, saya juga setuju dengan itu.
"Jadi kalau Indonesia mau nomor satu harus gabung, harus aktif, harus percaya diri dan don't be inferior". Mbak Franka juga menyarankan bahwa Indonesia lokasinya jauh dibanding negara lain, jadi promosinya harus lebih gencar dan nempel dengan negara-negara lain yang lebih dekat. Indonesia butuh lebih banyak public relation bukan cuma desainer dan tidak cuma show tapi lupa untuk jualan. Yes... that's right mbak Franka, saya juga setuju dengan itu.
Mbak Franka juga mengungkapkan bahwa Aidijuma no.1 dalam bisnis. Di Malaysia Aidijuma memiliki 20 toko dan akan buka di beberapa negara lagi antara lain Brunai, Turki, London, dan Indonesia. Mengapa Aidijuma bisa no. 1 dalam bisnis karena dalam promosi online Aidijuma aktif di media sosial seperti Instagram dan juga Facebook.
Pembicara kedua adalah Datin Norjuma yang cantiknya bak Siti Nurhaliza, pas ngomong juga mirip kayak Siti Nurhaliza (ya iyalah sama-sama orang Malaysia hehehe). Datin berbagi cerita bagaimana awalnya membangun bisnis scrafnya atau bahasa Malaysianya tudung bawal, kalau di Indonesia dikenal dengan nama Paris Scraf.
Awalnya pada masa itu masih banyak orang-orang yang memakai tudung ekspres atau tudung sarung, kalau bahasa kita jilbab langsung pakai. Demi anti mainstream, Datin mencari jenis scraf yang unik, berwarna-warni, dan lain daripada yang lain (yang ga ada samanya maksudnya). Dari situ Datin berpikir mengapa saya tidak jualan scraf (karena mungkin dulu masih jarang ya di Malaysia jualan scraf, jadi Datin melihat peluang bisnis tersebut).
Tapi banyak orang yang mencibir bahwa jualan scraf ga bakal bikin jadi kaya, jualan scraf adalah perniagaan kampung, bisnis kecil-kecilan yang tidak mungkin bisa dibesarkan dijadikan bisnis berskala internasional. "Tapi jika dipikir secara logis, kalau ada perusahaan yang hanya menjual kaos kaki saja atau sepatu saja, mengapa tidak ada sebuah perusahaan yang menjual hanya scraf saja". Datin menjelaskan memakai bahasa melayu sesekali dicampur dengan bahasa inggris.
Setelah membuka satu toko, akhirnya Datin membuka dua puluh toko di Malaysia dan juga satu Brunai. Sukses dengan penjualan offline, barulah Datin berjualan secara online. "Tapi berjualan online ada banyak kelemahannya" Ungkapnya. "Dan salah satunya adalah gambar/foto produk, dengan gambar yang bagus kita dapat menjual produk kita". Jadi Datin berusaha belajar dari portal-portal seperti Lazada, Zalora, Amazon, dan portal internasional lainnya.
Datin juga mengakui bahwa Indonesia adalah masyarakat yang kreatif. Dia sudah banyak berkunjung ke berbagai negara dan Datin menilai bahwa indonesia memiliki desain yang terbaik dan banyak ide yang bisa dia dapatkan dari Indonesia. (Senang ya dipuji sama orang Malaysia)
Selepas menceritakan bagaimana Datin membangun bisnisnya, Datin menunjukkan kepada blogger beberapa contoh produknya antara lain square scraf (jilbab persegi) dan pashmina. Yang unik dari square scraf-nya adalah bisa dibolak-balik. Jadi ada dua motif yang berbeda di kedua sisi scraf tersebut. So simple kalau lagi traveling hehe... ga usah bawa banyak scraf ya. Dan ada demo cara pemakaian hijabnya loh (saya kemarin rekam, tapi sayang filenya terlalu besar untuk saya upload di blog ini). Saya share foto-fotonya saja ya ^^
Dan Alhamdulillah, seluruh blogger yang hadir di acara Meet The Blogger dapat koleksi eksklusif dari Aidijuma loh. Asyikkk... dapat dua square scraf dan satu pasmina. #RezekiBlogger. Terima kasih Datin dan BloggerCrony.
Pembicara kedua adalah Datin Norjuma yang cantiknya bak Siti Nurhaliza, pas ngomong juga mirip kayak Siti Nurhaliza (ya iyalah sama-sama orang Malaysia hehehe). Datin berbagi cerita bagaimana awalnya membangun bisnis scrafnya atau bahasa Malaysianya tudung bawal, kalau di Indonesia dikenal dengan nama Paris Scraf.
Awalnya pada masa itu masih banyak orang-orang yang memakai tudung ekspres atau tudung sarung, kalau bahasa kita jilbab langsung pakai. Demi anti mainstream, Datin mencari jenis scraf yang unik, berwarna-warni, dan lain daripada yang lain (yang ga ada samanya maksudnya). Dari situ Datin berpikir mengapa saya tidak jualan scraf (karena mungkin dulu masih jarang ya di Malaysia jualan scraf, jadi Datin melihat peluang bisnis tersebut).
Tapi banyak orang yang mencibir bahwa jualan scraf ga bakal bikin jadi kaya, jualan scraf adalah perniagaan kampung, bisnis kecil-kecilan yang tidak mungkin bisa dibesarkan dijadikan bisnis berskala internasional. "Tapi jika dipikir secara logis, kalau ada perusahaan yang hanya menjual kaos kaki saja atau sepatu saja, mengapa tidak ada sebuah perusahaan yang menjual hanya scraf saja". Datin menjelaskan memakai bahasa melayu sesekali dicampur dengan bahasa inggris.
Setelah membuka satu toko, akhirnya Datin membuka dua puluh toko di Malaysia dan juga satu Brunai. Sukses dengan penjualan offline, barulah Datin berjualan secara online. "Tapi berjualan online ada banyak kelemahannya" Ungkapnya. "Dan salah satunya adalah gambar/foto produk, dengan gambar yang bagus kita dapat menjual produk kita". Jadi Datin berusaha belajar dari portal-portal seperti Lazada, Zalora, Amazon, dan portal internasional lainnya.
Datin juga mengakui bahwa Indonesia adalah masyarakat yang kreatif. Dia sudah banyak berkunjung ke berbagai negara dan Datin menilai bahwa indonesia memiliki desain yang terbaik dan banyak ide yang bisa dia dapatkan dari Indonesia. (Senang ya dipuji sama orang Malaysia)
Selepas menceritakan bagaimana Datin membangun bisnisnya, Datin menunjukkan kepada blogger beberapa contoh produknya antara lain square scraf (jilbab persegi) dan pashmina. Yang unik dari square scraf-nya adalah bisa dibolak-balik. Jadi ada dua motif yang berbeda di kedua sisi scraf tersebut. So simple kalau lagi traveling hehe... ga usah bawa banyak scraf ya. Dan ada demo cara pemakaian hijabnya loh (saya kemarin rekam, tapi sayang filenya terlalu besar untuk saya upload di blog ini). Saya share foto-fotonya saja ya ^^
Datin menunjukkan salah satu koleksi square scraf Aidijuma yang motifnya bisa dibolak-balik |
Datin menunjukkan salah satu koleksi pasmina Aidijuma |
Dan Alhamdulillah, seluruh blogger yang hadir di acara Meet The Blogger dapat koleksi eksklusif dari Aidijuma loh. Asyikkk... dapat dua square scraf dan satu pasmina. #RezekiBlogger. Terima kasih Datin dan BloggerCrony.
Koleksi Eksklusif dari Aidijuma untuk para Blogger |
Btw, saya sudah pakai loh pashminanya, enak banget di pakainya. Bahannya bagus, ga mudah kusut, gampang diatur sesuai model yang kita inginkan, dan tentunya motifnya lucu-lucu deh. Nanti lah... saya upload di Instagram :)
So Inspiring Talkshow, benar-benar menambah wawasan akan fashion, terutama fashion muslim yang sekarang lagi berkembang. Oke deh.... sampai bertemu lagi di MuFFest tahun depan ^^
1 comments
nice
ReplyDeleteSilakan Berikan Komentar, Saran, dan Kritik Untuk Postingan Ini, yang sopan ya ^^ dan please jangan spam